Surat Untuk The Last Supper

Discussion in 'Ruang Curhat' started by hahachi, 28 January 2017.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. hahachi

    hahachi Active Member

    Banyak orang bertanya-tanya, kenapa kok begini terus? Padahal begini yang ditanyakan itu sebenarnya bukan sebuah pertanyaan namun itu keadaan, sedangkan untuk menjelaskan keadaan dibutuhkan pengetahuan sebab-akibat. Untuk mengerti sebab akibat tidaklah mudah karena segala sesuatunya terkait antara kesadaran pribadi dan orang banyak. Sedangkan tatanan saat ini tidak memungkinkan untuk membentuk peradaban yang melahirkan kesadaran orang banyak yang pantas, yang ada segala sesuatu berbanding terbalik, untuk memperoleh kebahagiaan orang harus rela menjual harga diri dan martabatnya sebagai manusia. Dan saking parahnya orang yang menjual harga diri martabatnya sebagai manusia sama sekali tidak merasa bahwa dirinya sudah sangat aniaya, sedangkan orang yang sungguh-sungguh menjaga martabat hargadiri untuk jadi manusia seutuhnya malah wajib menderita. Semakin menolak kesadaran jaman semakin bingung gak jelas hendak kemana, yang pada akhirnya tetap terbawa arus.
    Tak mungkin keadaan jaman ini membaik karena faktanya semua manusia yang dipusakai Tuhan YME tak kunjung ada juntrungnya, kebanyakan merasa sudah berbuat banyak dan baik, namun kenyataan malah jadi tambah gaduh dan membingungkan dan pada akhirnya justru menggiring kepada kehancuran, manusia menyangka bumi langit baik-baik saja dan aman-aman saja, padahal justru merekalah yang paling menanggung derita. bumi sangat sedih karena anak-anaknya tak kunjung berhenti berbuat aniaya, sedangkan langit menderita menahan amarah karena anak-anaknya tak kunjung berhenti menyakiti hati ibunya, dan saat ini sudah memasuki puncak derita mereka.
    Memang benar hanya Tuhan yang sanggup memperbaiki kerusakan manusia, namun apakah tidak ada yang menyadari jika pertolongan Tuhan pasti membawa berita gembira sekaligus peringatan, sedangkan orang-orang saat ini sibuk memperingatkan saja itupun peringatan kosong yang justru menjebak dan melah mejadikan manusia terkotak-kotak terjebak dalam kelompok-kelompok yang pada akhirnya saling benci dan pada akhirnya permusuhan yang tidak akan mungkin terelakkan. Lantas "Kapan berita gembiranya?" jika begitu terus tidak akan mungkin pertolongan Tuhan itu datang, sedangkan Jelas-jelas tidak akan ada lagi utusan, dan tidak akan mungkin utusan mengaku utusan kecuali orang-orang bodoh dan kurang akal. Kenapa seluruh orang-orang yang Tuhan pusakai tidak berhimpun saja? Kenapa malah kalian sibuk mencari aman tiap-tiap golongannya sendiri? Tidakkah kasihan orang-orang yang Tuhan pusakai terhadap kami ini? Kami ini tidak mungkin bisa masuk kepada golongan manapun karena diduniapun kami tidak punya tempat. Kami tidak masalah jika kami tidak punya tempat didunia, namun kami sangat bermasalah jika bumi langit marah disebabkan manusia tak berhenti berbuat aniaya, karena kami tidak tega melihat saudara-saudara kami yang sangat baik-baik justru teraniaya oleh peradaban ini. Jika memang orang-orang yang Tuhan pusakai memutuskan untuk memohon do'a saja agar Tuhan memberi pertolongan, dan sibuk tutur-tutur saja, maka kami sungguh-sungguh akan ikut berdo'a dan kami akan memberikan hidup kami untuk berdo'a hingga tubuh ini membusuk. Jika manusia menantika The Last Supper sungguh terlalu bodoh orang-orang yang Tuhan pusakai, sama sekali tidak melihat sebab-akibat.
     

Share This Page