Berawal dari aku masuk di SMA favorit di negara. Awalnya biasa-biasa saja, berjalan seperti layaknya murid SMA. Tapi, semua ini berubah sejak aku kenal dia. Aku kelas satu, dan dia kelas tiga. Aku sudah tidak seperti layaknya murid SMA. Sejak dari itu, menampilanku layaknya artis korea. Memikat semua yang ada termasuk dia. Tapi alangkah sakitnya, saat dia hanya sering melihatku saja, tanpa harus berkenalan, tersenyum, atau bahkan sekedar menyapa. Sempat aku terpuruk, melihat ia berpacaran dengan temanku. Yaa teman sekelasku, yang cantik, imut, yang pasti dia anak orang kaya. Sebanding dengan apa yang dia punya. Akupun tak menyerah akan hal itu. Aku tetap berusaha dengan gaya hidupku atau caraku menahklukan pria. Sempat sesekali dia menatapku tajam, betapa berartinya tatapan itu. Hal ini berakhir sejak dia lulus SMA. Aku hanya sering mendengar kabar dari teman-teman sekampungnya, dari dia yang masuk universitas pendidikan ganesha, dari dia yang kuliah membawa mobil jazz dan dari dia yang mengambil jurusan matematika. Hingga ahirnya aku juga lulus. Bahagianya aku saat masuk di universitas yang sama dengan dirinya. Walau kampus kita berbeda tempatnya karena jurusan kita yang tak sama. Kita sama-sama anak perantauan. Tinggal dan kuliah di universitas yang sama, tapi kenapa selama ini aku tidak pernah melihatmu? Apa memang tuhan tidak merestui cintaku? Apa mau tuhan? Mengapa aku tidak bisa memilikimu? Seberapa lama lagi aku harus mencintainya? Tanpa harus dia tau, dan tanpa harus dia mencintaiku! :')