Rasanya gak bisa maafin..

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Atika Indriani, 3 May 2015.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Atika Indriani

    Atika Indriani Active Member

    Ada 2 orang disekolahku yang kubenci.
    Yang pertama, teman satu sekolahku. Sebut saja dia N. Dia orangnya ceplas-ceplos. Kalau ada yang gak benar dimata dia, dia langsung labrak gitu aja, tanpa tahu masalahnya. Dia termasuk pintar dikelasku. Dia sering menindasku karena aku pendiam dan nilaiku yang rata-rata. Padahal dia butuh aku. Aku lumayan jago kalau fisika. Aku satu kelompok dengan dia saat ujian praktek IPA. Aku yang mudah menghapal rumus fisika membantunya saat dia lupa rumus getaran. Dan dia tampak marah padaku saat itu, entah kenapa. Tapi sifat menindasnya tidak hilang sampai menjelang UN yang akan diadakan besok, dan dia tidak minta maaf padaku..
    Kedua, adalah guru BK. Pada umumnya guru BK adalah orang baik yang memahami muridnya. Tapi ini tidak. Pernah satu hari pada jam pertama, aku sakit. Aku dibawa temanku menuju ruang PMR. Guru BK yang saat itu sedang piket pun membuka pintu ruang PMR. Saat itu aku merasa pusing sekali (Alhamdulillahnya aku tidak pingsan, sih..). Dan saat pusingku menjadi itu guru BK marah padaku. Dia bilang, "Kamu itu bikin repot semua orang saja! Kalau sakit itu dirumah, jangan masuk!". Ya mau gimana? Aku sakit saat masuk kelas. Gak mungkin kan aku balik lagi?
    Guru BK itu menjagaku dengan setengah hati, terlihat sekali dari wajahnya. Karena kesal sekali, pada jam keempat aku langsung kekelas, padahal aku masih pusing. Tahunya saat itu sedang ujian harian IPS, 30 soal. Meski boleh buka buku, aku tidak bisa mikir. Akhirnya aku hanya bisa mengerjakan 17 soal sampai jam istirahat. Aku pusing sekali, lalu teman-temanku menyadari ada yang salah padaku. Aku ditanyain, mau pulang aja atau nggak. Akhirnya aku jawab iya. Aku dan dua temanku mencari-cari wali kelas kami. Saat tanya guru piket (guru piket hari itu ada 2, guru BK dan guru seni budaya). Kami tanya dimana wali kelas kami. Guru seni budaya tanya kenapa kami cari beliau. Salah satu temanku jawab kalau aku sakit dan mau pulang. Guru seni budaya itu langsung menyuruh salah satu temanku untuk mencari wali kelas kami di perpustakaan, sedangkan aku dan temanku yang lain dibawa ke ruang BK (karena ruang PMR dikunci). Beberapa guru datang menanyakan kondisiku, tapi aku tidak bisa jawab saking pusingnya. Wali kelasku pun datang dan menanyakan kalau aku pulang biasa dengan apa. Aku bilang dengan angkot dua kali. Wali kelasku pun menyarankanku naik bajaj, tapi uangku hanya sepuluh ribu, sedangkan ongkos bajaj biasanya lima belas ribu. Wali kelasku memberikan ongkos, dan aku dibawa 2 temanku menuju gerbang sekolah, mencari bajaj. Saat keluar aku sempat melihat guru BK itu. Dia tampak tenang-tenang saja, tidak panik seperti guru lain. Aku jadi benci sama sikapnya yang tidak seperti guru BK pada umumnya itu.
    Nah besok aku UN. Aku disarankan memaafkan mereka, tapi mereka juga tidak minta maaf padaku. Aku memang sudah memaafkan mereka, tapi mereka tetap begitu, tetap menindasku dan tetap cuek padaku. Aku harus gimana?
     

Share This Page