Beberapa waktu lalu dengan perasaan yang biasa saja aku dekat dengan nya. Hampir selalu bertemu tapi aku tak pernah menganggap hal itu akan berarti seperti sekarang. Semenjak rasa itu ada, dan inginku memberi perhatian lebih di dekatnya menjadi terasa sulit. Sempat aku memperlihatkan kepedulianku dengan memberi hadiah ulang tahun berupa jaket padanya sampai aku pergi ke rumah nya. Tapi tak sampai di depan rumah karna malu, dan hanya saat itu aku pun berani menghubungi dia lewat bbm. Sekarang, setelah kejadian itu rasa canggung di dekatnya tidak bisa ku kendalikan. Bukan hanya itu, bbm ku tiba-tiba tak bisa ku buka lagi. Rasanya sedih, kecewa & menyesal. Tapi entah kenapa, mungkin tuhan membuatkan rencana yang berbeda padaku. Setelah ke galauan yang aku lewati, aku masih sering di pertemukan dengannya. Hanya bertemu, tidak sampai mengobrol karna tidak ada keberanian. Dia juga sempat memakai jaketku meskipun teman-teman yang melihatnya bukan aku. Dan di satu kesempatan, aku sedang berada di angkot berangkat ke sekolah dan melihat dia berjalan kaki memakai jaket yang tak asing bagiku. Aku bahagia melihatnya, meskipun berjauhan tapi aku melihat dia melirik ke arahku. Aku teriak histeris di depan kelas, dan aku tau dia masih berada di area itu karena harus membuka sepatu sebelum ke kelasnya. Waktu istirahat pun aku ke lab nya yang tanpa aku sadari dia lewat dan masuk ke lab itu. Aku benar-benar tak bisa mengajak nya bicara sampai aku kembali masuk ke kelas, rasanya tak ada nyali yang terkumpul. Aku sempat merasa saat bertemu di kantin dia melihat ku dengan teman-teman nya, aku tak bisa melirik ke arahnya untuk menyapa pun rasanya tak sanggup. Sampai hari itu berlalu, dan berikut nya aku kembali melihat nya ketika berangkat. Aku yang duduk tepat di pojok angkot melihat nya yang di bonceng kakaknya, yang aku heran kenapa dia memainkan rambutnya dengan senyum khas manisnya itu? Apa mungkin? Kan masuk akal kalau dia yang melihat ku duluan. Aku sendiri berusaha menepis perasaan itu. Dan kemarin, kembali lagi berangkat dengan melihatnya. Tepat sekali macet parah, yang mengharuskan aku berjalan kaki dan dia tepat di belakang ku. Tapi di gerbang dia yang sampai lebih dulu, bersiap-siap dengan acara sekolah yang akan di adakan (dia anggota osis). Aku pun bersiap-siap (anggota PMR). Hari itu rasa inginku berada di samping nya terasa berlebihan. Waktu dia berada di tempat absen aku berusaha melirik nya, tapi sekali lagi tanpa berusaha mengajaknya bicara. Sampai aku berbuat bodoh bersama temanku tarik-tarikan tangan untuk aku ajak jajan. Sampai yang aku lihat, dia pergi. Saat acara di mulai pun yang bisa aku lakukan hanya memperhatikan nya dari jauh, dia juga seperti menyadari nya dan melirik ke arahku. Tapi saking salting nya aku malah mengalihkan pandangan, bukan menyapa nya. Saat jaraknya mulai dekat pun aku dan dia hanya berpandangan. Euh, membuat ku kesal sendiri. Tak ada sepatah kata pun yang terucap padahal sudah beberapa hari ini merindu. Seminggu lebih tak pernah mengajaknya bicara. Saat itu pun hanya bisikan temanku saja yang terus berkata bahwa dia melihat ke arahku, itu ketika dia mulai duduk jauh dari hadapanku. Aku pun sama sekali tak dapat melihat nya (maaf mata ku minus di tambah dia berada di tempat yang tersembunyi di balik banner -_-). Selesai acara pun aku hanya bisa melihat nya bersih-bersih lapang dan aku bersih-bersih ruang organisasi sambil ngomel-ngomel mengerahkan teman-temanku supaya ikut bantu. Mungkin peluapan emosi juga karena perasaan membingungkan ini. Aku selalu terbayang-bayangi dirinya. Kenangan manis dulu ketika pulang bersama nya dengan aku yang selalu mengajaknya mengobrol lebih dulu. Atau meskipun hanya dengan senyum yang aku berikan ketika turun duluan dan dia membalasnya. Sekarang aku hanya bisa mendengar dari teman-teman dia melihat ke arahku setiap olahraga bersama. Hanya ini yang terjadi dan tak pernah ada perubahan. Aku yang pendiam sekali atau dia yang sangat kurang peka? Tak ada kontak dari sosmed atau no handphone. Jauh sekali rasanya ketika aku berharap dia jodohku. Yang hanya bisa aku lakukan hanya berdoa apalagi ketika merindu, hanya berdoa apapun yang terbaik bagi nya. Aku benar-benar bingung sekali dengan keadaan ini. Tapi aku bersyukur telah mengenalnya dan di pertemukan dengan nya. Meskipun dia kata orang-orang menyebalkan, terlihat sombong dan sangat arogan. Mereka tidak pernah tau bahwa dia sebenarnya orang yang baik dan suka membantu orang yang kesulitan. Itu saat aku sering pulang bersama nya dulu. Toh dia memang terkenal orang yang cerdas. Aku menyukai nya bukan karna tampang, cerdas, atau apa pun, kalau aku suka karna itu sudah dari dulu aku terpikat. Tapi entah, perasaan ini muncul sekarang dan mungkin sudah takdir tuhan. Tapi aku bingung dengan kelanjutannya yang seperti sulit untuk di mulai