Ketika itu.

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Kemuning Senja, 13 February 2016.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Kemuning Senja

    Kemuning Senja Active Member

    Pulang dari makan malam, pedekate.

    Nei: Kalo lampu ijonya lama dan kita bs lewat, kamu hrs cium pipiku.

    Senja: Noooo...

    Nei: You need to! Ya, atau ga aku anter pulang? (Mengerling nakal)

    Senja: Ah, okeiiii!
    Kemudian menutup muka dengan tangannya berdoa semoga lampu merah segera menyala-dan sedikit berharap agar hijau yang tetal menyala.
    Haha.
    Nei injak gasnya kencang.
    Dan dengan mulusnya melewati hijau.
    Nei terbahak, puas.

    Nei: Come on!

    Senja: It's not fair.. kamu udh tau, disini ijonya lama.

    Nei: You said O.K. Buru, atau muter lagi nih? Hahahah....

    Senja mengecupnya cepat dipipi kiri.
    Nei bengong.
    "Apa itu barusan? Belom siap. Ulang!"

    Senja menutup mukanya yg panas.
    "No! Taruhan berikutnya; kamu siap, aku lakuin."

    Nei cemberut. "Curaangggg. Selaluuuu"

    "Paling ga, kali ini aku ga ngomong doang" Senja menggumam.

    Nei tersenyum, genggam tangan Senja lembut. "Thanks ya.. "

    Senja menunduk makin dalam.
     

Share This Page