Kadang Rasanya Lelah

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Calysta Zea, 17 August 2015.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Calysta Zea

    Calysta Zea New Member

    Entah kenapa kadang w merasa hidup w sangat lelah. Terlahir dan dibesarkan sebagai anak perempuan satu-satunya. Punya satu orang kakak dan satu orang adik. Orang selalu bilang kalau w pasti anak yang sangat dimanja. Padahal boro-boro dimanja. Justru w anak yang paling dibebani tanggung jawab dibandingkan saudara w yang laki-laki.

    Sejak kecil w selalu berharap w terlahir sebagai anak laki-laki. Karena w melihat perlakuan nyokap dan bokap w yang cenderung selalu membela dan membebaskan anak laki-lakinya. Sejak kecil kehidupan w sudah dibatasi. Sejak kelas 4 SD w dilarang main. Sejak kelas 4 SD sebelum berangkat sekolah w harus bantuin nyokap w beres-beres rumah. Sejak kelas 4 SD w sudah disuruh cuci baju sendiri. Sedangkan saudara w yang laki-laki. Mereka bebas bermain. Jujur w iri!! Setiap w tanya kenapa cuma w yang disuruh bantuin orang tua w. Nyokap w selalu bilang karena w anak perempuan. Dari situ w berharap w terlahir sebagai laki-laki. Tapi w sadar gak mungkin w melawan takdir.

    Sewaktu SD w memiliki sahabat baik. Dia memang jauh lebih pintar dari w. Dia selalu rangking 2 dan orang tua w selalu membanding-bandingkan w dengan teman w itu. Sempat w bilang, kalau mama mau ya udah ambil aja dia sebagai anak mama. eh nyokap malah bilang, mana mau orang tuanya punya anak seperti kamu. Dari situ w berfikir dan meyakinkan diri w kalau w bukan anak nyokap dan bokap w. Nyokap w juga pernah bilang kalau w ini anak pembawa sial.

    Terlalu banyak hal yang menyakitkan yang w alami waktu w kecil. Kalau diingat w pasti selalu nangis. Waktu w kecil w gak bisa melawan dan berbuat apa-apa. W cuma bisa jalanin aja dan berusaha belajar keras. W berfikir w bukan anak kedua orang tua w dan w harus jadi pintar dan kelak bisa mandiri terus mencari tahu siapa orang tua w yang sebenarnya.

    Sejak menanamkan fikiran itu, nilai akademis w semakin meningkat. Saat SMP w selalu masuk 10 besar. Sikap kedua orang tua w mulai berubah. Tapi tetap saja mereka mengutamakan si sulung dan si bungsu. W ingat kalau w selalu mendapatkan barang sisa kakak w. Padahal w cewe dan kakak w cowo. Tapi, begitulah. Sedangkan adik w selalu mendapatkan barang baru. W gak pernah ngerti pemikiran mereka.

    W mulai tidak terlalu memperdulikan sikap orang tua w yang cenderung tidak adil. W mulai hanya berfokus pada diri w. W juga mulai kebal dengan sifat membanding-bandingkan mereka. W juga mulai kebal dengan kedua orang tua w yang selalu bilang tidak ada uang kalau w mau ikut kegiatan study tour di sekolah. Ingat banget sewaktu SMP nyokap w mendaftarkan LES bahasa inggris untuk abang w. Dan pas w minta les. W dimarahin dan bilang kalau mereka tidak punya biaya untuk bayar les bahasa inggris. Sejak itu w berfikir w harus bisa belajar apapun secara otodidak.

    Waktu berlalu dan w berhasil masuk ke SMA favorit. W mengalahkan sahabat SD w yang dulu selalu nyokap w banggakan. Dia gagal masuk SMA favorit itu. Sikap orang tua w semakin baik ke w. W gak ngerti kenapa. Tapi w gak terlalu perduli. Sekarang malah adik dan kakak w yang selalu dibanding-bandingkan dengan w. W juga gak perduli. Menjelang kuliah. W sangat bermimpi bisa masuk kuliah di PTN elit. Tapi lagi-lagi bokap w menyatakan sekalipun w kuliah dia cuma bisa sanggup membiayai uang kuliah w maksimal 5 juta persemester. Akhirnya w kuliah di PTN namun bukan yang elit. W berfikir yasudahlah ini lebih baik ketimbang w harus berkuliah di PTS yang abal-abal. W masuk kuliah jurusan TI. Kuliah jurusan TI menuntut mahasiswanya untuk memiliki laptop. Dan bokap w gak mau beliin w laptop. Padahal bokap w beliin abang w motor untuk kuliah. Karena w tidak memiliki laptop akhirnya w putar otak. W cari temen yang punya laptop. Dan w menemukan temen cewe yang punya laptop dan dia juga ngekos di dekat kampus. Alhasil setiap w ada tugas kuliah, w pasti bakal kerjain bareng dia. Cuma akibatnya w jadi pulang larut malam.

    Karena w pulang selalu larut malam bokap w marah sama w, dia bilang "Mau jadi perempuan macam apa kamu pulang larut malam?" Padahal w pulang juga jam 8 dan itu karena w harus ngerjain tugas kuliah w dikampus.

    Semakin lama tugas yang menuntut w untuk memiliki laptop semakin banyak. Karena w stress berat. W marah sama bokap w, w bilang begini, "Mending aku berhenti kuliah dari pada aku kuliah tapi gak bisa kerjain tugas kuliah karena gak ada laptop." Dan akhirnya bokap w meminjamkan laptopnya kepada w. Dia tidak membelikan laptop baru. Tapi menurut w, sudahlah ituh lebih baik dari pada w tidak punya laptop. Sejak itu w menguasai laptop bokap w. Semester 7 bokap w baru membelikan w laptop karena laptop dia sudah rusak dan w butuh laptop untuk tugas PKL dan skripsi w. Akhirnya w lulus S1 dengan predikat kumlaude dan w adalah lulusan terbaik di jurusan w. Sebelum lulus w sudah mendapatkan pekerjaan. Berbeda dengan abang w yang masih pengangguran.

    Setelah w bekerja sikap nyokap dan bokap w semakin berbeda. Semakin lebih baik. Meskipun begitu, w selalu di tuntut nyokap untuk membantu abang w. Katanya karena w mampu jadi w harus bantu. W muak dengan hal itu. Karena sejak kecil w gak pernah dibantu. Sejak kecil w selalu berjuang sendirian!! Kenapa w harus ngebantu dia?! W juga mulai harus ngebantu biaya kuliah ade w.

    Ketika w sedang pusing dengan pekerjaan w dan w mengalami insomia parah. Gak ada satupun orang di rumah ini yang membantu w. W cerita sama nyokap w tentang insomia w yang parah dan nyokap w malah marahin w. WTF!!

    Ini lagi ade w gaol sama anak orang kaya. Kerjanya pergi jalan-jalan mulu. Minta uang mulu ke nyokap. Setiap w bilang jangan biasain konsumtif dan suruh ade w pilih temen yang sederhana. Nyokap w malah belain ade w. Kada dia. Biarin aja dia punya temen kaya. Siapa tau nanti gampang dapet kerja. Kita lihat aja nanti. Kalau temen bisnis sih oke. Lah ini temen kok ngamburin duit. Udah tau biaya kuliah aja w bantuin. W heran sama pemikiran ortu w. Asli heran w!

    Kalau gini terus, adanya anak laki-laki mereka gak ada yang mandiri!

    Terus masalah jodoh. Usia w udah 24 tahun. Sejak kecil sampai sekarang w belum pernah pacaran karena w terlalu fokus sama akademik. W minta dicarikan jodoh aja. Eh, orang tua w nolak. Dia suruh w cari sendiri.

    Sedangkan abang w yang pengangguran malah dicariin jodoh.

    Kadang w benci banget sama keluarga w!!

    Pusing w!

    Sekarang target w adalah nabung dan bisa beli rumah sendiri. Terserah deh sama orang-orang yang ada di rumah ini. Mereka lebih jenius dari w. W gak perduli!
     
  2. abdul22

    abdul22 Active Member

    Sisi positifnya, kk gak ketularan penyakit anak muda zaman skrg.

    Mudah2an suami dan keturunan kk adalah yg terbaik yg bisa diberikan oleh Tuhan.

    Inspirational.
    Ciao...
     
  3. Calysta Zea

    Calysta Zea New Member

    Amin ya rabbal'alamin.. Terimakasih Abdul..
     

Share This Page