Jadi, Sebenarnya, Hubungan Manusia Apa yang Menyehatkan?

Discussion in 'Ruang Curhat' started by venus, 19 June 2019.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. venus

    venus Member

    Aku bersahabat dengan Mawar sejak usia kami masih sangat kecil (mungkin sekitar 3 tahun), sedangkan aku mulai akrab dengan Melati saat aku berusia hampir 7 tahun.

    Sejak kecil aku selalu bermain bersama Mawar. Ia juga memercayakanku dalam berbagai masalahnya saat kami kecil, tapi sejak aku mengenalkan Melati ke Mawar, perlahan Mawar terasa asing bagiku. Dunia kami seperti sudah terpisah, semua rencana, janji yang kami buat sering kali berakhir sebagai wacana semata.

    Aku berusaha mengabaikannya, karena mungkin Melati lebih memercayai Mawar dalam beberapa hal yang mungkin tidak bisa aku lakukan. Aku paham karena aku juga tidak bisa melakukan segala hal, meski Melati menceritakan masalahnya padaku.

    Tapi semakin lama, aku merasa semakin asing dengan mereka berdua. Aku seolah bukan bagian dari pertemanan itu. Mereka lebih sering bersenang-senang tanpa melibatkan aku. Aku berusaha menerimanya karena mungkin saja mereka menganggapku terlalu sibuk hanya untuk sekedar keluar rumah karena kegiatanku di kampus dan kegiatan sampinganku sebagai penulis.

    Awalnya aku hanya menerimanya sambil terus bersikap baik saat bicara dengan mereka. Bahagia dengan bisa menutupi perasaan kecewaku yang merasa ditinggalkan. Tapi ternyata ada alasan di balik itu semua. Melati, si wanita ekstrovert merasa lebih cocok dengan Mawar yang kepribadian hampir sama dengannya dan alasan kecil lainnya yang membuatku tidak mengerti adalah dia menganggapku masih kekanakan untuk diajak bercerita masalahnya.

    Aku seperti ingin berkata, "Kalau aku yang berpikiran lurus ini dianggap masih kekanakan hanya karena menyukai kartun/anime, k-pop dan hal lucu lainnya, bagaimana dengan kamu yang tidak bisa teguh dengan pendirianmu? Mempermainkan perasaan pria seolah mereka hanyalah objek kesenanganmu semata? Mempermainkan orang dengan kebohonganmu yang lalu kau tutupi dengan, 'itu prank'." Jadi, sebenarnya siapa yang masih kekanakan di sini?

    Aku tahu, usiaku memang lebih muda 1 tahun dari mereka, tapi apa layak, kegemaranku dibilang kekanakan, lalu sifat buruknya pantas untuk dinilai sebagai wanita dewasa? Melati sendiri bahkan tidak pernah membahas hal serius denganku. Dia hanya lebih sering menceritakan kedekatannya dengan pria A, B, C dan D. Lalu, apa aku harus menanggapinya terlalu serius kalau aku tahu betul, mereka pasti akan kamu tinggalkan pada akhirnya?

    Jika aku membahas masalah penyimpangan seksual, kelainan kepribadian, indeks harga saham, atau masalah kepenulisan lainnya pada Melati atau Mawar, mereka juga tidak akan mengerti. Kurasa sikapku sudah tepat untuk memilih topik bahasan yang bisa kami bertiga bahas tanpa bertanya 'apa itu?' karena hanya 1 di antara kami yang mengerti.

    Sejujurnya, aku yang kekanakan ini hanya merasa terluka harga dirinya karena ditinggalkan hanya karena kesukaanku yang membuatnya memandangku sebagai 'anak-anak'.

    Wahai temanku Melati yang sudah merasa dewasa... Venus yang masih merasa kekanakan ini belum sanggup melakukan kebohongan besar seperti itu, bahkan sampai mempermainkan hati orang lain. Venus tidak ingin nantinya hal itu berbalik ke arahku. Aku hanyalah anak yang terlalu polos dengan pemikiran seperlunya. Jika kamu tidak bisa menerima temanmu yang seperti ini, tolong jangan ambil teman Venus. Bagaimanapun juga, Venus yang masih kekanakan ini butuh lebih banyak teman, dibanding Melati yang bisa merayu ratusan pria di luar sana.

    Sejujurnya aku juga merasa buruk karena memiliki perasaan marah dan kecewa pada sahabat yang sudah kukenal belasan tahun. Apa aku salah jika aku lebih memilih untuk mulai mengabaikannya? Aku hanya lebih sulit untuk berpura-pura lagi setelah apa yang terjadi.
     
  2. arachan

    arachan Member

    Lo ga salah, jangan salahin kesukaan dan kegemara lu dengan kepribadian lu, itu ga ada hubungannya
    Setiap orang itu unik..

    Hal seperti begitu banyak terjadi dan menurut pengalaman gue, yaudah lo gak bisa paksain mereka, lu hanya perlu ikhlas, kalo emang kenyataan si mawar ga deket lagi sama lo
    Itu udah jadi hukum alam.. Percaya deh kalo emang dia temen terbaik lo dia ga akan pernah tinggalin lo..

    Kadang ada hal yg bisa kita lalukan sama si A
    Ga bisa kita lakun ke si B
    Kadang kia blak balakan dengan si B tapi sama si A kita jaim banget..
    Dan di situ yg buat kita sendiri merasa aneh dan kecewa..

    Menurut gue lu hanya perlu ikhlas dan biarkan, kehidupan ini berjalan.. Buang buang waktu aja buat lu memkirikan itu..

    Belom lagi kalau sahabat lu itu menikah, jadi lu perlu terbiasa aja
     
    Hansip likes this.
  3. Denatalie

    Denatalie Active Member

    mawar melati semuanya indah :emoji_grin::emoji_grin: dari sini sudah menjelaskan kamu memang masih anak-anak,,:emoji_grinning:
    begini ya,, mau itu temenan 7 tahun, 3 tahun, 1 bulan, temen ya temen, mereka bukan milik kita, kita ngk bisa melarang dia mau lebih deket sama siapa.. karna kenyamanan itu tidak bisa dipaksakan. kalo saat ini mereka lebih nyaman seperti itu, biarin aja,

    kamu juga harus melangkah maju, biar ngk stuck n stress ngurusin mereka aja. :emoji_point_up: udah bener
    kalo tentang kekanak-kanakan, semua orang masih punya sifat itu meski cuma sepersekian persen. cuma anak-anak yg
    akan memperdebatkan siapa yg kekanak-kanakan, orang dewasa hanya akan melihat mereka berdebat.
    jadi nantinya kalo suatu saat mereka bertengkar ato salah satu ngrasain hal yg sama ky yg lo rasain saat ini, lo cukup bilang 'O' dengan cool..
    ok dear
     
    Hansip likes this.
  4. Yang kekal dlm hidup itu cuman perubahan, termasuk temen, termasuk elo. Temen2 lo berubah ke arah laen, sementara lo ke arah sebaliknya, that’s fine. Lo mengabaikan mrk atau mrk mengabaikan lo. Lo tinggal pilih:

    1.Mengeluhkan mrk terus-terusan.
    2.Mengasihani diri sendiri.
    3.Nyari temen2 baru dgn cerita baru.

    [coret yg tidak perlu]
     

Share This Page