Hi teman-teman, apa kabar? Mohon maaf sudah beberapa minggu ini saya tidak begitu aktif di forum karena sedang sibuk dengan urusan keluarga dan pekerjaan. Akhirnya setelah sekian waktu aktif di forum ini, saya punya bahan buat curhat juga Di tengah suasana ekonomi yang lesu ini, suami saya mendapatkan cobaan dengan kaburnya salah seorang customer. Penghasilannya dia bukan hanya berkurang hampir setengahnya, tapi dia juga menanggung kerugian yang lumayan besar. Saya tahu dia stress, jadi saya terus meyakinkan dia bahwa semua akan baik-baik saja. Saya masih mempunyai penghasilan sendiri, jadi kalau sekedar untuk hidup sehari-hari dan memenuhi target tabungan, penghasilan kami berdua masih cukup. Tapi mungkin karena prinsip dia yang "nafkah adalah kebanggaan seorang kepala rumah tangga", dia bersikeras bahwa dia harus mencari tambahan. Suami saya pun memulai bisnis online. Ternyata sangat, sangat melelahkan. Seringkali saya dan suami tidur pagi untuk mengurus onlineshop itu; padahal saya masih punya tanggung jawab di kantor saya, dan anak kami masih membutuhkan 100% perhatian orangtuanya. Tapi ada kebahagiaan tersendiri mengerjakan sesuatu bersama-sama. Kami belajar menghargai uang kecil, menjalani proses yang menyita kesabaran (tahu sendiri 'kan, yang namanya mengelola online shop itu ada kalanya menemui pembeli yang ajaib ), dan menyederhanakan keinginan/kebutuhan. Hidup kadang memang seringkali membuat kita mengurut dada, tapi apa boleh buat, itulah resikonya menjadi manusia yang serba terbatas. Semoga saja keluarga kecil kami bisa melewati cobaan ini dan menjadikannya sebagai pelajaran di masa depan. Semangat juga buat yang lainnya yang sedang berjuang.