Jaman sekarang lagi marak banget pernikahan dibawah umur/nikah muda. okelah kalo misalkan agan & nyonya nikah di atas umur 20 kayak 21, 22, 23 dst Tapi lain soal kalo misalkan yang nikah dibawah umur 20 kayak 15, 12, 13, 14 Nikah emang gampang mulai dari akad, ijab qabul, resepsi, & malam pertama semua bisa diatur Tapi kalo lu mau mikir lebih dalem lagi jadi orang tua itu ga gampang. Kita kesampingkan dulu ya buat masalah materi di pernikahan & keluarga, karena gue yakin materi/harta bakal selalu beriringan dengan niat, ikhtiar, & tawakal kepada Tuhan YME. Bisa dibilang, rezeki seseorang gabakal kemana. yang jadi permasalahannya itu jadi orang tua itu ga gampang, apalagi untuk ngurusin anak. jadi orang tua gaada pelajaran resminya a.k.a gaada sekolahnya Mulai dari AYAH untuk para calon ayah/calon ayah muda, jadi seorang ayah itu ga gampang bruh sebagai kepala keluarga, selain harus bisa memberi nafkah secara materi, lu juga harus bisa menafkahi keluarga lu secara batin. Jadi seorang ayah berarti lu harus bisa & wajib hukumnya utk mengajarkan anak - anak lu tentang kepercayaan/agama yg keluarga lu anut. Untuk yang muslim, para ayah harus bisa mengajarkan anaknya ttg pentingnya beribadah, cara mengaji, cara mengimani rukun islam, pentingnya sodaqoh, dll. Untuk yang nasrani bisa dengan mengajarkan anaknya untuk selalu taat beribadah, mengamalkan injil & belas kasihnya. Jadi seorang ayah juga wajib hukumnya memberikan contoh baik yang "benar - benar baik" atau bisa menjadi suri tauladan yang baik. Jangan kayak gini, contoh : Ayah : "tong, lu jadi anak jangan suka ngeboong ya, babeh paling benci orang boong" Anak : "Iye dah beh" (padahal, babehnya sendiri selalu ngebohong ke tetangga & istrinya) Jadi ayah juga harus bisa jaga emosi dan pikiran. Jangan malah menjadi ayah yang abuse, abuse secara fisik,mental&verbal. Waktu anak/istrinya ngelakuin kesalahan, kasih tau secara tegas namun lembut & bijak. Bukan malah dengan hinaan & cacian yang menunjukkan bahwa anak dan bini lu gabisa apa2, malah menurunkan rasa kepercayaan diri anak secara mental. Jadi seorang ayah juga harus bisa menjaga pikiran dan hawa nafsu kepada perempuan lain diluar sana. Ingat selalu ada istri dirumah yang udah kita ikat & kita nikahin secara sah untuk jadi pasangan sehidup semati. Jadi seorang ayah juga harus bisa benar - benar "hadir". Bukan hanya hadir pas absen acara keluarga, tapi hadir seutuhnya untuk anak - anaknya. Hadir utk support kebutuhan anaknya, baik secara mental/psikis & fisik. Seorang ayah juga harus bisa mengesampingkan ego, serta harus bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa daripada sebelumnya Jadi seorang ayah juga harus bisa menjadi pendengar yang baik dari 2 sisi : anak & istri, menghargai pendapat & saran anak/istri. Jika memang pendapatnya buruk tolak secara halus. Sebab, masa - masa dimana lu adalah lelaki bujang yang merdeka udah lewat. Mungkin ada yg bilang "yaelah neng, gausah dikasih tau juga kita udah pada tau". But believe me, praktek gabakalan semudah omongan. Untuk para IBU untuk para calon ibu/mamah muda, jadi ibu juga ga gampang sis. sebagai malaikat dalam keluarga, selain harus bisa masak & beberes rumah, lu juga harus bisa sabar & bijak selalu dalam menghadapi anak. Jadi seorang ibu wajib hukumnya untuk selalu berbakti kepada suami, tidak membuka aib suami/anak & menjaga nama baik keluarga. Jadi seorang ibu harus selalu banyak - banyak bersabar dalam menghadapi segala bentuk fase tumbuh kembang anak. Jangan mudah marah sama anak, tapi juga jangan terlalu memanjakan anak. Ada kalanya anak susah diatur/diurus, tapi jangan pernah sekalipun memukul anak sampai babak belur. Jadi seorang ibu wajib pula hukumnya untuk menjauhkan masalah keluarga dari anak. Jangan jadiin anak - anak pelampiasan dari masalah lu dengan suami/mertua/bos/rekan kerja/kantor. Jadi seorang ibu juga harus rela kecantikannya luntur perlahan - lahan karena harus mengurus anak tanpa henti. Jadi seorang ibu harus mau banyak berkorban, kayak contohnya ; harus mau membatasi diri untuk dandan di salon / butik mewah karena harus berbagi kebutuhan dengan anak. Seorang ibu juga harus bisa multifungsi ; bisa jadi ibu rumah tangga, bisa jadi karyawati handal (bagi yang bekerja) & bisa jadi yg istri siap siaga untuk anak & suaminya. Jadi seorang ibu juga harus bisa menahan diri untuk bergaul secara berlebihan, contoh ; mengurangi porsi kumpul kopi syantik/mengurangi porsi kumpul - kumpul arisan. Jadi seorang ibu juga harus mau menjaga hati untuk suaminya. Ga hanya laki - laki aja loh yang bisa main mata, hati ama pikiran, buktinya ada sebutan pelakor di Indonesia. Kesan dari menjadi orang tua diatas emang jadi kayak yg, ribet, susah, ogah, hufftt, hmmmm, hadeh, .... Tapi emang begitulah konsekuensi dari pilihan lu untuk berkeluarga, mau di ilangin juga gamungkin. Karena udah kewajiban kita sebagai manusia ciptaan tuhan. Maksud gue bikin kayak beginian juga bukan buat nakut nakutin calon pengantin muda, tapi sebagai bentuk pengingat bahwa "kehidupan setelah menikah akan jauh lebih berat rasanya dibanding harga mahar & biaya pernikahan". Mengasuh anak juga ga bakalan semudah penjelasan teori di buku, artikel, & seminar parenting. Anak ibarat cermin, anak yg dibesarkan dengan cara yang salah akan jadi boomerang waktu bagi orang tuanya yang bisa meledak suatu waktu. Berbeda dengan anak yang dibesarkan secara baik akhlak, budi pekerti, & agamanya. Anak akan menjadi penolong & pelindung di dunia & akhirat nanti. Selama menjadi orang tua, akan ada masa dimana kita jadi lebih menyadari kehadiran orang tua di hidup kita dulu. Jadi orang tua akan membuat lu sadar, siapa elu, apa yang lu mau & lu kejar selama ini, dan apa yang benar - benar lu butuhkan.