Bingung dengan masalah adik perempuan saya

Discussion in 'Ruang Curhat' started by hadi subakti, 25 October 2017.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. hadi subakti

    hadi subakti New Member

    aku punya masalah dalam keluarga saya, tapi saya bingung entah bagaimana aku harus bersikap. Masalahnya ada di antara aku dengan adik perempuan aku. Adik perempuan ku 2 tahun lalu sudah ditinggalin almarhum suaminya karena menderita serangan jantung. Adik perempuan ku sekarang yang harus membanting tulang menghidupi diri dan kedua anaknya. Dua tahun berjalan walau jalan yang dilalui memang sulit, tapi hubungan aku dengan adikku baik'' aja. Aku selama 2 tahun terakhir masih status belum menikah, jadi sedikit banyak aku bisa membantu walau ga bisa terlalu fokus. Di rumah juga ada ayah dan ibu yang udah berusia lanjut juga, ibu ku karena dulu pernah terjatuh, kaki nya pernah dioperasi dan sekarang setelah sembuh, kaki nya untuk berjalan tetap perlu menggunakan tongkat berjalan. Dan tidak dapat beraktivitas melakukan pekerjaan rumah tangga lagi, lebih banyak menghabiskan waktu duduk aja sepanjang hari. Ayahku yang juga udah berusia lanjut juga hanya sebisanya pekerjaan di rumah sebatas saat aku bekerja dan sepulang kerja, aku membantu membereskan rumah sebisa aku. Di rumah hanya ada aku dan kedua orangtuaku. Adikku yang walau sekarang menyandang status janda, tetap tinggal di rumah keluarga suaminya. Masalah muncul saat adikku mulai menjalin hubungan dengan cowok dari daerah lain. Cowok tersebut juga pada saat berkenalan masih mengurus perceraian dengan istri terdahulunya. Jadi pada saat awal perkenalan dengan adik saya, cowok tersebut belum berstatus cerai. Awalnya orangtua aku tidak setuju dengan hubungan mereka berdua dengan alasan karena cowok tersebut belum benar'' bercerai, jangan melanjutkan sampai status cowok tersebut jelas. Tapi adik aku tidak mao mendengar alasan apapun dari orangtua ku bahkan dari ku sendiri sebagai abangnya juga tidak didengar. Dia dengan alasan bisa melihat dan mengurus masalahnya sendiri, tetap berkeras tidak mendengar perkataan orangtua. Pada akhirnya, dia di akhir minggu sering menitipkan dua anaknya untuk dijaga kedua orangtua. Padahal aku sendiri tidak ingin membiarkan ayahku yang kalo aku tidak di rumah, sendirian mengurus rumah dan ditambah kedua anak adikku, agar ayahku tidak kecapean, aku tidak ingin melihat dia terlalu cape mengurus rumah dan ditambah mengurus anak-anak adikku. Sedangkan aku berpikir agar orangtua jangan terlalu cape dengan semua ini. Agar kondisi badan mereka tetap terjaga. Aku pernah mengatakan hal ini kepada adik aku, agar jangan sering melakukan hal begitu menitipkan seenaknya anak'' nya ke orangtua buat diurus, sedangkan dia keluar berdua dengan cowok tersebut. Dia tidak begitu menanggapi perkataan aku. Terus masalah terus menumpuk hingga minggu lalu, dia mengeluh tidak enak badan dan bebrapa hari ini tidak bisa makan apa'' dan keliatan lemas. Jadi aku menyarankan untuk istirahat dan cuti sakit dari pekerjaannya. Tapi pas akhir minggu dengan keadaan yang masih sakit, dia pagi'' kembali menitipkan anak''nya ke orangtua, dan pergi ke luar kota tempat cowoknya tinggal, tanpa memberitahu kedua orangtua dia mao kemana. Adikku juga menginap satu malam di tempat cowoknya. jadi selama 2 hari sampai keesokan harinya, orangtua ku ada di rumah mengurus anak''nya. Ayahku juga kebetulan lagi masa penyembuhan dari sakit paru'' yang dialaminya. Jadi begitu melihat kejadian ini, aku sempat geram juga, padahal aku tidak ingin membiarkan orangtua ku terlalu cape dan tetap menjaga kondisi badannya. Sisi lain adikku juga lagi sakit, tapi tetap memilih untuk pergi, dengan alasan mengurus masalah yang mendesak. Sepulangnya dia, kami bertengkar hebat. Dan dia mengatakan kalo aku sebagai saudaranya terlalu menekannya. Padahal dia tidak punya banyak piliihan lain. Tapi aku bertindak juga selalu melihat kenyataannya, ayahku lagi masa penyembuhan, dia menitipkan anak''nya buat dijaga bukannya akan membuat ayahku terlalu cape mengurusi anak''nya. Sedangkan aku juga selepas menikah, dengan istri sama'' harus bekerja pagi nya, dan sore menjelang malam baru pulang. Lagipula adikku kalo memang lagi sakit, harusnya istirahat dulu di rumah jangan keluar sperti itu. Hal itu yang membuat emosi ku sempat meluap. Sekarang aku dengan adikku tidak bicara sama sekali, dan terakhir kali aku mendengar kabar kalo sakitnya dia juga masi belum sembuh, dan dokter menyarankan untuk diopname tapi dia memilih untuk rawat jalan mengingat dia sendirian mengurus anak''nya. Mendengar dia berkata kalo dia sekarang sendirian mengurus semuanya sebenarnya membuatku merasa bersalah. Tapi sebagai anak tertua disini, dan yang mengurus kebutuhan orangtua aku, aku juga harus melihat kesehatan kedua orangtua aku. Mengenai masalah sebelumnya karena aku pengen dia juga mengerti mana yang perlu diurus lebih dulu. kalo memang lagi sakit harusnya isirahat dulu, ini dia malah bepergian dan menitip anaknya buat diurus orangtua, dan pulang besok paginya. Aku dari satu sisi harus tegas, dan sisi lain aku juga sebenarnya merasa ingin menolongnya, sekarang kami sedang tidak menyapa satu sama lain, apa yang harus aku lakukan sekarang ini? aku benar'' bingung di posisi aku sekarang, satu sisi aku ingin kedua orangtua aku tidak terbebani dan menjaga kesehatan mereka, sisi lain, adikku juga kadang keras kepala dan selalu berbuat tanpa berdiskusi dengan keluarga sendiri.
     
  2. KodokTerbang

    KodokTerbang Active Member

    Sepertinya adik kamu ngebet pengen punya pasangan baru. Di sini kamu nggak salah sih.

    Aku nggak bisa kasih saran, karena masalahmu memang berat banget.
    Paling berdoa terus sambil ingetin adikmu.
     
  3. Hestie

    Hestie Active Member

    • Hallo @hadi subakti
    • Kalau boleh saya kasih saran ada baiknya untuk urusan ponakan kamu diurus sama siapa, coba dhe kamu pake baby sitter atau mbak² yang mau ngasuh anak. Bayarannya bisa dibagi 2 (kalau memang berat biaya nya).
    • Ortu kamu memang butuh istirahat yang cukup apalagi utk lansia, disisi lain adik kamu status janda juga pasti merasa berat (dia ingin sekali punya pasangan) minimal utk meringankan kekosongan hati nya selama ini, utk masalah ini adik kamu udah dewasa kalau memang ternyata pilihannya salah dia bisa menyelesaikan masalahnya.
    • Jadi yang harus dicarikan jalan keluarnya adalah orang untuk mengurus anak dari adik mu (keponakanmu)
    • Mereka pasti butuh kasih sayang dan perhatian.
    • Setelah sudah mendapatkan baby sitter/pengasuh anak minimal keponakanmu ga bakal dititip²in ke ortu kamu.
    • Percuma kamu marahin adikmu yg ada nanti makin panas dan makin hancur hubungan kalian sbg saudara.
     
  4. hadi subakti

    hadi subakti New Member

    iy thanks y @KodokTerbang, aku tau masalah ini memang berat... tapi tetap harus dihadapi dan diselesaiin dengan baik agar tidak bertambah buruk. thanks y anyway.... :)
     
  5. hadi subakti

    hadi subakti New Member

    hai @Hestie, thanks banget y atas sarannya, memang kepikiran juga cari babysister bt mengurus keponakannya aku, cuma karena masalah ekonomi kita berdua belum begitu memungkinkan hal itu jadi beban juga. Satu sisi aku disini punya tanggung jawab buat memenuhi kebutuhan kedua orangtua aku juga, aku juga punya kewajiban sebagai seorang suami untuk menjaga keutuhan rumah tangga ku sendiri. Sisi lain, adikku sendiri karena baru beberapa bulan lalu mulai mencari pekerjaan dan penghasilannya sekarang juga masih pas''an untuk kebutuhan hidup. Sehingga buat mencari orang untuk menjaga kedua anaknya masih kita pikirkan dulu. Aku juga ngerti hasratnya buat mencari pasangan hidup baru, selama dia tetap berada di jalan yang benar tetap aku dukung, dan bisa membuat orangtua terhindar dari beban pikiran dan fisik, hal itu tentunya yang aku harapkan bisa kita jaga bersama karena orangtua yang sudah lanjut usia siapa lagi yang bisa menjaga selain anak''nya. Anyway, thanks sarannya ya, aku juga lagi menunggu waktu yang tepat untuk mulai berbicara lagi dengan adikku, sama'' cooling down dulu baru bisa berbicara dengan akal sehat. Thanks ya sis @Hestie
     

Share This Page