Kebanyakan orang mati hanya meninggalkan kenangan singkat dibatu nisan: Fulan bin Fulan, meninggal hari senin 4/4/2006 (misal). Tidak ada kenangan lain kecuali kalimat itu. Bahkan kematiannya membuat sebagian orang merasa lega. Wal iyyadzu billah. Sepeninggal kita nanti, tidakkah kita ingin selalu dikenang, dijadikan teladan, disebut sebut kebaikan kita dengan iringan doa, sekaligus menjadi warisan yg berharga buat anak cucu kita. Kalau kita menghendaki demikian, maka tidak ada jalan lain bagi kita kecuali selalu berbuat kebaikan, dan menjadikan keberadaan kita memberi manfaat kepada orang banyak. Sesungguhnya hal ini adalah salah satu obat utama yg menenangkan jiwa. Betapa banyak orang pandai akan tetapi kontribusi mereka terhadap masyarakat sangat kecil. Oleh sebab itu, serendah apapun ilmu, sekecil apapun kekayaan, selemah apapun tenaga dan pikiran yg kita miliki, jadikanlah itu semua untuk kepentingan masyarakat luas. Abul Anbiyya (Ayah para Nabi), yakni Nabi Ibrahim AS dalam salah satu doanya berkata: "Dan jadikanlah aku buah tutur yg baik bagi orang orang (yg datang) kemudian" (26:84) Maksudnya: agar setelah beliau meninggal pahala masih terus mengalir karena orang meneladani perbuatannya, melaksanakan ajarannya, mengenang kisahnya, menyebut nyebut namanya dan mendoakannya. Kenyataannya memang demikian, Nabi Ibrahim adalah Nabi yg paling sering disebut namanya setelah Nabi kita Muhammad SAW. Apabila tidak dapat memberi bantuan janganlah membebani, jika tak sanggup menghibur janganlah mencela, kalau tidak mampu berkata yg baik hendaklah diam.