Salam hangat, saya seorang single parent memiliki satu orang anak perempuan. Usia ku sendiri baru 23th. Sudah 2th sejak berpisah dg suami, saya belum pernah dekat dengan siapa2 lagi. Namun bulan juli kemarin tidak sengaja saya bertemu dengan teman sekolah. Fyi, doi masih bujangan. Dan sudah 2 bulan ini kami dekat dg komunikasi yang intens. Dengan pertemuan kami yang singkat kami merasa nyaman satu sama lain, lalu dia mengutarakan bahwa dia ingin memiliki hubungan yg lebih serius, dia ingin menikahi saya dan keluarga nya pun setuju tidak mempermasalahkan status saya, bahkan saya dan anak saya pun sudah sangat dekat dengan orangtua dan adik2nya. Namun ada yang mengganjal, seperti nya orangtua saya kurang setuju dengan hubungan kami, dan sepenilaian saya mereka tidak setuju karena dia yg masih bekerja sebagai pegawai honorer. Belum lagi dia juga sbg tulang punggung di keluarga nya. Orangtua saya seperti tidak senang dengan kedekatan kami, padahal jujur saya sangat sreg sekali dengan dia. terutama dg sikap dewasa nya. Bagaimana saya meyakinkan pada orangtua saya kalo dia itu laki laki yang baik dan bertanggung jawab. Mohon saran nya, terima kasih.
Alasan kamu cerai dengan mantan suami mu kenapa? Kalau karena faktor ekonomi, wajar saja ortu tidak senang kamu dekat dgn yg kerja honorer itu.... Kalau kamu benar2 yakin, dan mau nerima apapun resiko dia.. Seharusnya nya kamu yg terus membujuk ortu...ceritakan hal2 baik tentang dia... Otomatis si ortu pasti akan berubah pikiran
Saya menceraikan suami saya karena dia melakukan KDRT verbal.. setiap pilihan yang kita ambil akan selalu ada konsekuensi nya, saya hanya tidak suka dengan cara orangtua saya memandang hanya dari segi ekonomi. Hidup memang butuh uang tapi uang bukan segalanya bukan ?saya bingung bagaimana harus menyikapi nya.
Orang tua wajar punya kekhawatiran spt itu, apalagi dlu pernah gagal~apapun faktornya Mbaknya bekerja? Kalo bekerja, mgkin lbih gampang ngeyakininnya sih...kalo mbaknya g pnya kerjaan sendiri itu yg riskan dengan calon mbak yg jadi tulang punggung Skrg mgkin mbaknya liat masalah ini, gpp Tpi nanti kalo sudah nikah...hmm... karna ada 2 dapur yg dihidupi dengan satu sumber... Kayanya lbih baik nunggu bentar deh, sampai sekiranya calon mbak bisa memeberikan pembuktian ke ortu kalo kekhawatiran mreka g beralasan... Ato jangan2, mbaknya uda ngebet???
Jawaban nya sangat ngena sekali, terimakasih.. iya saya memang belum bekerja lagi setelah resign, mungkin itu yg jadi pertimbangan orangtua saya, namun cara penyampaian nya yang kurang bisa saya terima, tapi apapun itu saya tetap positif thinking karena setiap orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya.
kalau kurang setuju bukan berarti benar2 tidak setuju,,, hati2 jangan sampai keragu-raguan orang tua malah bikin kamu jadi tambah sulit nantinya, solanya saya pernah ngalamin hal kek gini,,, sebenernya soal keraguan orang tuamu bisa dilewati gitu aja, asal cowomu itu berani,,,, soalnya kebanyakan orang tua perempuan/cewe akan kelabakan juga jika anak perempuannya dilamar, seandainya orang tua punya keraguan dipikirannya tapi dengan didatengi dilamar biasanya keraguannya bisa dia sembunyikan, atau bisa menjawab dengan jawaban yang tidak menolak, biasanya jawabannya "terserah anak2 saja" lain halnya orang tua yang benar-benar sudah mentidakkan/menolak dari awal, biasanya akan beralasan mengulur/menunda-menunda, biar apa dulu lah atau apalah... jadi jangan kawatir kalau orang tuamu berada pada keraguan ya sebaiknya jangan lama-lama ngulur karena besar kemungkinan jawabannya "terserah anak2 saja" dan itu bisa jadi senjata pamungkasmu untuk kamu jadi sama dia dan itu lebih baik jika kamu sungguh2. sebaiknya jangan kelamaan masuk dalam wilayah keraguan, takutnya malah kamu yang jadi kena racun kalau kelamaan ngulur... biasanya keraguan orang tua berdampak kepada anak, masalahnya ketika kamu membenarkan/mendukung keraguan orang tua, kamu bisa jadi membuka kemungkinan kehadiran orang lain, yang sangat mungkin berdampak kamu menjadi seorang peselingkuh, dengan alasan mencari yang lebih baik. dan itu bisa jadi bemerang buat dirimu sendiri lhoh.... serius.... hati-hati neng dengan kesepakan yang sudah kamu buat, ketika kamu sudah mensepakati suatu hubungan ada baiknya kamu tidak sembrono dengan hubungan itu, saya takutnya orang menjalin hubungan denganmu adalah orang baik2, dan ketika kamu menyia-nyiakan orang baik, sama saja kamu mengundang keburukan menghampirimu.
setau akikah, janda tak perlu ijin dari walinya, berbeda sama perawan, muehehehehe, bisa pakai wali hakim tp trserah dari mbak sih memang alangkah bgsnya klo org tua jg setuju
Dibilang ragu ragu sih ngga ya, saya hanya belum menemukan celah untuk membuka obrolan dg kedua orangtua saya, belum tau bagaimana cara meyakinkan mereka dg laki laki pilihan saya
Dan untuk selingkuh saya pastikan tidak, ada atau tidaknya peluang, alhamdulillah saya tidak pernah selingkuh.
Saya juga pernah baca itu, tapi sepertinya tidak etis ya lagipula saya berpikir ridho Allah itu ridho orangtua..
ya yang jelas orang tuamu yang dilihat kan dia, jadi yang bisa buat orang tuamu boleh atau tidak boleh kamu nikah dengannya ya dia,,,, kebaikan apa yang hendak dia tawarkan ke orang tuamu? sehingga buat orang tuamu rela. kalau memang soal penghasilan atau hal2 mengenai materi dirasa kurang setidaknya orang tua juga ditawarkan dengan kebaikan dirinya, biasanya itu jadi opsi yang paling baik. ya sebenarnya memang begitu, tapi bukan berarti tidak tanpa ijin, apa artinya pernikahan tanpa ijin dari keluarga? sama juga kekolotan,,, kalau anak masih gadis, orang tua bisa ngajuin pilihan secara penuh ke anaknya, untuk dinikahkan, , , beda dengan seorang perempuan yang pernah gagal sekali, maka ia boleh nentuin pilihan seorang pasangan yang menurut dan bersadarkan pilihannya sendiri karena dianggap pernikahan pertama itu adalah pilihan orang tua dan mengalami kegagalan, untuk itu diberi kelonggaran untuk memilih yang berdasarkan dia inginkan,,, kalau gagal lagi yang kedua kali maka orang tua lagi boleh ngajuin pilihan secara penuh, kalau gagal lagi ke 3 kembali ke anak lagi yang nentuin pilihan, dan begitu juga seterusnya... kalau gagal terus kebangetan tu anak ama orang tua sama saja butanya. kalau saya lebih melihat ke arah kesempatan memilihnya, untuk menikahnya ya tetep perlu dan harus ada kerelaan bersama, meskipun terkadang didalam kerelaan ada keterpaksaan.