Aku yang hina di mata keluarga suami

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Nnnn, 23 January 2017.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Nnnn

    Nnnn New Member

    Sudah 7 tahun aku membina rumah tangga tapi kenapa keluarga suamiku tidak juga menyukaiku . mereka menganggapku angin lalu . mereka bertindak seenaknya dan berkata seenaknya tanpa memikirkan perasaanku tapi sudahlah aku bisa pahami semua itu mengingat memang mereka tidak setuju saat aku menikah dengan adik mereka. Aku sadar aku dari keluarga sederhana , tidak cantik dan berpendidikan rendah. Tapi mengapa ?? Mengapa ?? Mereka juga menganggap anak anakku sebagai angin lalu ??

    Aku terima di hina , aku terima dizalimi aku terima itu semua tapi yang tidak bisa aku terima mengapa mereka membeda bedakan anakku dengan ponakannya yang lain... ? Apa salah anakku ? Apa karena anak anakku lahir dari rahim ibu yang miskin ? Tidak cantik ?..

    Oh tuhan entah berapa lama lagi aku bisa mempertahankan pernikahanku..sungguh aku tidak sanggup lagi di perlakukan seperti itu. Suami yang ku harap bisa menenangkan pikiranku, mensupport diriku justru ikut menzalimi diriku..sakit , sakit rasanya tapi ku pendam rasa sakit itu demi anak anakku. Namun, rasa sakit itu muncul lagi ketika anak pertamaku yang masih berumur 7 tahun berkata "ma kenapa aku dibedakan dengan yang lain..kenapa bude tidak senang kalau aku dan adikku masuk ke rumah bude. Kenapa ma kenapa ?" aku terdiam dan tidak bisa menjawab pertanyaan anakku..

    Aku tidak berdaya dan tidak punya hak untuk menyuruh mereka menyayangi anakku hanya doa yang bisa ku panjatkan
    "Ya ALLAH aku tidak minta kecantikan, aku tidak minta kekayaan yang aku minta balikkan hati orang orang yang menzalimiku jadi baik".
     
    Fathiya likes this.
  2. Denatalie

    Denatalie Active Member

    prihatin ya sist denger ceritanya..
    terus berdoa, pasti Tuhan beri jalan dan petunjuk Nya
     
    Fathiya likes this.
  3. Nnnn

    Nnnn New Member

    Terima kasih
     
  4. rikisibarani

    rikisibarani Well-Known Member

    Resiko pernikahan yg tdk disetujui .. bagaimana klu sist dan suami tinggal jauh dari keluarganya? Krn tetangga saya , si bapaknya bilang gini : istri saya tinggalkan keluarganya , dia lawan keluarganya demi saya .. jadi saya harus bisa membahagiakan dia . . .
    (Terharu mendengarnya)

    Ketidaksetujuan keluarga istrinya krn perbedaan agama .. tapi semuanya tidak sia" , anak" mereka tumbuh jadi anak yg berprestasi .. anak pertamanya sampai diangkat jadi dosen di tempat ia berkuliah . . .

    :)

    Jangan menyerah sist .. buktikan pada keluarganya .. bahwa kalian berhak menjadi keluarga yg bahagia :)
     
    Fathiya likes this.
  5. Miftah 19

    Miftah 19 Member

    Sabar ya mbak, kalo kite sabar direndahin & dihina ama orang trus kite kagak bales nih insya Allah dah ntar Allah angkat derajat kite..

    Banyak orang yg mengalami hal seperti ini kemudian mereka sabar, biasanya anak anaknya jadi orang berhasil nantinya. Insya Allah
     
  6. Nnnn

    Nnnn New Member

    Sy orang sulawesi mbak dan sy harus jauh dari keluarga sy karena ikut suami (tinggal di rumah orang tuanya):(..... Makasih banyak supportnya
     
  7. rikisibarani

    rikisibarani Well-Known Member

    hmm .. sabar yh sist .. ketika suatu hari memungkinkan utk tinggal jauh dari keluarga , maka beban itu bisa berkurang . . .
     
  8. reiha

    reiha Well-Known Member

    Sis, izinkan saya cerita pengalaman hidup mama saya, kebetulan posisinya cukup mirip dengan situasi sis.

    Mama saya juga dulu diasingkan oleh keluarga papa karena dihasut oleh tante (istri kakak papa). Dulu mereka semua memang tinggal bersama. Namun hasutan itu semakin lama semakin parah sehingga mama dan papa tidak tahan, lalu memutuskan untuk keluar dari rumah itu. Gaji papa sebagai kuli cuci saat itu hanya cukup untuk membeli rumah kecil di kampung.

    Sejak saat itu, kami sekeluarga selalu diolok-olok kampungan. Saya ingat saat imlek, Oma membeli Nintendo supaya cucu-cucunya bisa main, tapi saya dan kakak tidak diizinkan untuk memainkannya. Katanya, takut rusak. Saat papa saya tidak melihat, Tante menawari saya baju. Umur saya baru 6 tahun saat itu, tentu saya mau. Tante pun memakaikan saya kaos bekas sepupu saya yang sudah dijadikan keset. Setelah Tante pergi, Mama melepas lagi baju itu sambil bilang, "Tante cuma bercanda." Tapi saya ingat mata mama yang berkaca-kaca. Penghinaan demi penghinaan kami alami, saya tidak bisa mengeluh karena mama selalu menanggapinya dengan senyum.

    Mama dan papa saya sangat kompak. Mereka mengajarkan kami hidup sederhana dan tidak mementingkan gengsi biarpun kami rutin dihina. Hingga akhirnya papa naik jabatan dari kuli, mandor, staff, dan akhirnya kepala pabrik. Mama punya uang untuk menyekolahkan saya dan kakak ke kota. Saat itu adik papa yang dulu ikut-ikutan menghina kami, dilanda masalah keluarga. Mama memutuskan untuk menolong dengan mengasuh anak mereka yang masih SMP. Tapi Tante dan Oma yang masih terhasut masih saja menghina mama, katanya mama sok jadi orang kaya.

    Hingga akhirnya perekonomian keluarga Tante jatuh karena suaminya dikeluarkan dari tempat kerjanya. Tante datang ke rumah, menangis, dia dikejar penagih hutang. Mama melunasi semua hutangnya, bahkan menguliahkan anak Tante. Saat itu saya dan kakak sangat marah, tidak terima dengan keputusan Mama menolong orang yang jahat pada kami sekeluarga. Tapi Mama bilang, "Dihina itu tidak membuat kita jadi orang hina. Tapi hidup tenang dan membiarkan keluarga hidup kesulitan, itulah yang hina."

    Point saya dari kisah mama saya adalah supaya menjadi kekuatan bagi Sis, bahwa hal semacam ini bukan hanya terjadi pada Sis saja. Kita tidak bisa mengubah hati atau sikap orang lain, yang bisa kita ubah adalah sikap kita sendiri. Usahakan untuk tinggal beda rumah dengan keluarga yang menghina Sis. Lebih baik stress untuk mencari tambahan penghasilan daripada stress mikirin orang lain. Ayo sis berjuang, bertekadlah untuk bahagia, saling dukung dengan suami dan anak-anak. Dan jangan menyimpan dendam, lebih baik lupakan jika belum bisa memaafkan. Betul kata kk2 yang di atas, suatu saat penghinaan akan diubah menjadi mulia jika hati kita tetap positif.

    Mohon maaf jika posting kepanjangan atau tidak pas. Semoga sharing ini ada mamfaatnya bagi Sis.
     
    yunav, Nnnn and Denatalie like this.
  9. juzie

    juzie Well-Known Member

    yg kuat ya sist.. berdoa terus sist, org" di sini jg prihatin dan bakal doain sista
    moga hati suami dan keluarganya dilembutkan hatinya aamiin
     
  10. hahachi

    hahachi Active Member

    :)Mamamu kuat. Tp stok manusia penerus di era ini udah langka, mungkin malah udah gak ada penerus2 seperti mamamu. Mamamu malati banget itu. Tp kamu nggak, selama penghinaan masih dirasa penghinaan saya rasa tdk akan banyak berubah... Coba kl penghinaan dirasa es krim rasa coklat emmm enak banget. Pasang aja kuda-kuda sapu jagat, , ,
     
  11. Denatalie

    Denatalie Active Member

    wahhh inspiratif sekali , salam buat mama tercinta
     
  12. Nnnn

    Nnnn New Member

    Ibu anda berhati malaikat..dan dengan membaca kisah Anda , sy jadi semangat Menjalani hidup karena sy tahu ALLAH itu tidak tidur..thanks ya sista :D
     
  13. Nnnn

    Nnnn New Member

    Ya terima kasih , sy akan kuat dan bertahan demi anak2ku..tp entah sampe kapan sy harus bertahan :(
     
  14. crowna

    crowna Active Member

    Sabar ya, mbak....hiks...semoga Allah bukakan pintu hati mereka
     

Share This Page