Gak tau harus mulai dari mana, tapi yang pasti cuma pengen ada yang tau kalau saat ini aku tak ingin menahan semua nya sendiri. Seakan tiada tempat bersandar, tiada telinga yang mampu mendengar apa yang aku sampai kan, tiada mata yang ingin melihat apa yang saat ini aku alami, bahkan tiada bibir yang berniat untuk menghibur dan melepaskan sedikit saja dari apa yang kini aku tahankan. Mungkin akan sedikit terdengar seperti seorang anak,adik dan bahkan kakak yang durhaka kalau aku mengatakan semua yang aku alami dari dulu hingga kini disebabkan oleh keluarga sendiri, memang betul !! Siapa saja yang mendengar pasti dengan lantang mengatakan aku anak yang durhaka dan tak tau berterima kasih. Tapi sebelum aku mendengar apa yang akan merekan katakan kepada ku karena aku mencela keluarga sendiri, aku telah terlebih dahulu menyadari berkat mereka sampai saat ini aku masih dalam keadaan sehat layaknya remaja lain nya, tapi bukan itu permasalahnya, aku hanya ingin menyampaikan apa yang aku rasakan, di mulai dari seorang anak-anak yang tak mengerti mengapa ada keributan di dalam rumah, tak tau penyebab bahkan terkadang juga terkena imbas dari setiap permasalah yang ada di antara mereka dan itu masih berkelanjutan sampai saat aku bisa menyampaikan nya di sini. Dan disini aku menemukan jawabannya ," dan itu lah yang di nama kan hidup berumah tangga,,, okee,aku bisa mengerti sekarang... Dan aku tidak akan menyalahkan mereka sepenuh nya sekalipun meninggalkan trauma di dalam diriku. Aku tak pernah meminta bahkan mengancam di saat keinginan ku tak terpenuhi, tapi terkadang hati ini seakan tak sanggup jika setiap saat aku harus menyaksikan sendiri semua nya,,, "piring terbang, sepatu melayang, caci maki, dan semua yang tak seharusnya aku menyaksikannya,". Dan di saat itu terkadang aku cuma minta satu hal !! " Buk, Bapak, aku tak pernah meminta apa-apa dan tak pernah merengek untuk sebuah keinginan ku agar dipenuhi, tapi sudah sering kali mata ku bengkak menangisi pertengkaran kalian, kalian seakan tak perduli melihat ku tersandar di pojok kursi ketakutan menyaksikan pertengkaran kalian yang tak pernah habis2nya, buk-bapak, aku seakan sudah tak kuat lagi untuk menangisi pertengkaran kalian, aku hanya minta kalian untuk tidak bertengkar lagi. Aku sayang Ibuk dan aku juga sayang bapak,. !! Memang, saat ini aku sudah tumbuh dewasa bersamaan dengan semua yang telah aku lewati selama ini, namun aku melupakan masa bermain ku saat itu, tapi sebagai ganti dari semua yang aku rasakan, aku sama sekali tak berniat bahkan bermimpi untuk menjalani kehidupan berumah tangga seperti itu. Dan,,, Disini pun aku telah mengenal seorang wanita yang mungkin telah aku inginkan untuk menjadi teman sekaligus istriku nanti. Sudah cukup lama aku mengenal dan menjalani sedikit nya susah dan senang bersamanya, bahkan kesalahpahaman di antara kami juga telah aku rasakan, Jujur, dengan kepribadian dan niat baik nya yang masih ingin menjalani sebuah hubungan bersama ku dengan segala kekurangan ku membuat aku bersyukur telah memilikinya. Berselang berjalan hubungan kami yang lumayan cukup lama, aku mulai merasakan seperti ada yang berbeda darinya, seakan dia memperlihatkan sesuatu yang membuat aku menjadi takut kehilangan nya,,, sehingga kecurigaan ku sering ku perlihatkan kepada nya bahkan secara langsung mengatakan kalo dia telah sering melakukan kebohongan kecil kepada ku,, entah aku sadar atau tidak !! Aku juga terlalu membatasi semua kegiatan nya,, tapi itu semua karena memang aku tak sanggup berpisah dengan dan tak pernah bermimpi untuk kehilangan nya. Aku sudah tak tau harus berbuat apa lagi, sekalipun aku tau dia telah berusaha membuktikan kalo aku telah salah menilainya. Makin hari pun aku semakin berlebihan dalam memperhatikan nya, seolah-olah menutup kesempatan untuk dia berteman dengan yang lain. Aku memang tak tau harus berbuat apa, dalam fikiran ku hanya takut...takut...dan takut... Namun aku tak menyangka rasa takut itu yang akhirnya benar-benar membuat aku kehilangan nya... Dia yang awal nya diam dan meng-iya kan semua kata-kata ku, akhirnya angkat bicara dan bersuara lantang membantah semua tuduhan ku kepadanya,, Apa mungkin memang selama ini dia telah bersabar menghadapi sikap ku ?? Dan sekarang dia merasa aku bukan lagi orang yang ada di hati nya tapi sudah seperti orang tua nya selalu memberi aturan dan membatasi setiap kegiatannya. Dia pun pergi tanpa pernah muncul lagi,,, Rasa takut ku telah membuat aku kehilangan sesuatu yang berarti dalam hidup ku dan menjadikan aku seorang yang berputus asa !! Dan "Aku Harus Kemana ??" ... Bantu aku !! Tunjukan jalan !! Karena aku memang terlalu mencintainya !! Dan aku hanya berharap pada satu nama : " witi wiana putri " Aku minta maaf, memang penyesalan ku tak akan merubah keadaan dan mengembalikan semua sperti semula, tapi aku benar-benar melakukan karena aku terlalu menyayangimu, aku mencintaimu, kalo aku bisa memohon izinkan lah aku untuk menebus semua kesalahan ku, karena memang darimu aku bisa merasakan apa yang menurutku belum aku dapat kan dari dulu, aku membutuhkan kasih sayang mu, aku butuh perhatian mu, dan karena memang kamu yang mampu membuat aku melupakan rasa sakit ku. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi !! aku menginginkan mu !! Aku harus kemana bila kamu tak ada
Kak, dunia tidak berputar di sekeliling cewek itu. Coba belajar untuk merelakan masa lalu, dengan begitu kk bisa menerima kebahagiaan yang baru. Sedih itu wajar, tapi meratapi nasib tidak ada manfaatnya. Lebih baik belajar dari kesalahan dan bersikap lebih dewasa. Terlalu mencintai hingga bersikap overprotektif itu biasanya cuma sampul dari ego. Hargai keputusan mantan kk, jangan memaksakan ego kk untuk balikan lagi dengan dia. Mungkin dia sudah capek sama kk, berilah dia waktu buat merefresh suasana hatinya. Jika bingung "harus kemana" maka kembalilah ke diri kk sendiri. Fokus pada peningkatan kualitas hidup kk, misalnya pada pekerjaan/studi atau ibadah, sampai pikiran kk cukup jernih untuk mengurusi masalah cinta lagi. Semoga membantu.
Makasih banyak mbak reiha . Memang betul yg mbak bilang dan saya yang terlalu berlebihan dalam menyikapi nya, saat ini saya hanya di hantui rasa bersalah, kenapa kenapa dan kenapa saya harus bersikap seperti itu,, Seperti akan lebih baik saya menyadari dan mengiklhaskan semua nya, Tapi jujur mbak, selama saya tak menceritakan atau mencoba memikirkan ini sendiri saya seakan kehilangan arah, entah mau pergi kemana,menceritakan pada siapa dan siapa yang bisa memahami saya di saat sepperti ini. Saya tidak berniat mencari tempat pelampiasan dari apa yang saya rasakan, memang betul di saat seperti ini saya membutuhkan orang yang mau mendengarkan cerita saya dan tau kalau saya juga menyesali perbuatan saya, karenan memang saya gak sanggup diam seperti ini sendiri Makasih sarannya mbak, dan itu cukup membantu
Nama ente beneran Jimi Ramadhan? Ente Muslim? Okeeh karna ente Muslim, saran ane simple aja buat ente supaya luka luka & trauma masa lalu ente bisa sembuh, insya Allah. Trauma ente bisa sembuh tanpa harus nyari perempuan tersebut, asal ada kemauan, kesungguhan & istiqomah (konsistensi). Caranya? Ente ngaji, perdalem agama ente. Jangan malu apalagi segan. Didalam agama kita (Islam), obat trauma & luka masa lalu itu ada 3: 1. Ente bangun malem, berdoa dan bertadharru (curhat) kepada Allah SWT. 2. Membaca Al-Qur'an. Yg ini mesti bener bener yak, ente lancarin kalo belom lancar, fasihin kalo belom fasih, khatamin kalo belom khatam, rutinin kalo belom rutin. 3. Menghadiri majlis ta'lim dan pengajian agama. Yg ini bebas, ente mau ikut para Habaib, Ikhwan, Kyai (NU) atau Ustadz setempat asal jangan masuk yg aneh aneh yak. Agama kite ini adem, pembawa rahmat buat semesta alam. Pengertian alam semesta adalah segala sesuatu kecuali Allah SWT. Yg berarti diri ente ini termasuk bagian dari alam semesta, artinya apa? Kalo ente perdalem agama kita, insya Allah kena dah itu rahmat ke qolbu & jiwa ente, dan insya Allah akan menyembuhkan ente lahir & bathin. Harapan ane, semoga ente menjadi pribadi yg semakin baik dari waktu ke waktu. Aamiin.
Turut prihatin ya dg kondisi rumah tangga orang tuamu. Mereka sungguh tidak dewasa dalam membangun lingkungan keluarga yg sehat. Maaf ya mengatakan ini, tapi anak-anak tidak seharusnya dihadapkan pd pertengkaran orang tua yg seharusnya harus lebih dewasa. Dan salut denganmu yg sabar dg kedua orang tua. Ada saatnya nanti kamu harus mengatakan pendapatmu kepada mereka, bagaimana seharusnya mendidikmu sebagai anak, karena kamu sudah merasakan tumbuh dg orang tua seperti mereka. Tentang kamu dan hubungan dg mantan pasanganmu, mungkin dibawah sadarmu kamu mengadopsi ketakutan di masa anak2 tsb, sehingga membentuk mentalmu yg over protektif dan posesif terhadap pasangan. Kamu tidak sepenuhnya salah kalau memang trauma dg orang tua (ini harus dicek di psikiater untuk memastikannya). Tapi sikapmu terhadap mantanmu ini juga tidak bisa dibenarkan... Kalau kamu bisa menyimpulkan bahwa keluarga orang tuamu tumbuh dg tidak sehat dan kamu menyaksikan semua itu, alangkah baiknya ketika memiliki pasangan kamu bisa bersikap sebaliknya. PS. Sebaiknya jangan sebut nama asli mantanmu di forum seperti ini, kasihan dia. Bagaimanapun carut marut perasaanmu terhadapnya, privasi dia tetap harus dijaga selaku haknya sebagai individu. Dan mencintai itu sejatinya mampu membebaskan.
Bro kalo orang tua yang berantem, biasa saya lebih milih ngademin ibu dulu, usahakan aja ibu diam tp tidak dengan cara kasar, terkadang hanya dipeluk saja dan ngomong udah udah doank bisa diam kalo ibu tu, soalnya berantem reda kalo ibu diam. usahakan juga jangan memihak, nyari tau baeknya gmn yang jadi masalah apa. Soal cewe, elu udah pernah minta balik? Kalo udah pernah mending cari cara relain aja dech. Kalo masi maksa ya gitu lah malah tambah gak jelas bingung mo kemana.