Ask

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Ghosty Girl, 8 November 2019.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Ghosty Girl

    Ghosty Girl Active Member

    Sejak depresi saya menghindari cermin. Ada yg sama?
    Saya gk tega liat diri saya di cermin, saya menyesal karena diri saya sangat lemah dan tak berguna
     
  2. juzie

    juzie Well-Known Member

    Um... klo aku sih cuma berbaring seharian di ranjang krn ga ada selera ngapa2in mandi pun ngga hwhw dan klo udah d titik yg ga bisa lg kutahan ya aku tanya langsung k psikiater. Liat cermin boro2 bangun dari ranjang aja berat bgt
     
  3. Reika

    Reika Member

    Yak saya *angkat tangan*
    Klo saya ga menghindari cermin, tp karena depresi, benci sama diri sendiri yg payah, jadi lupa dan ga kepikiran bercermin lagi. Sekalinya ngaca banyak yg berubah kek makin gemuk bgt dan akhirnya kesel sendiri wkwk
     
  4. @Ghosty Girl : saya menyesal karena diri saya sangat lemah dan tak berguna

    Lo ga lemah, lo penting, lo kuat, buktinya sampe detik ini lo bertahan. Dari sini juga udah ketauan you are a fighter. Depresi kan penyakit yg bisa kronis sama spt penyakit2 lainnya. Ga sama dgn sedih, stress, pesimis pd umumnya. Proses kimiawi pd sistem neurotransmitter di otak dan tubuh yg error salah 1 asal implikasinya. Lo hrs balik ke bantuan profesional, jgn melewati ini seorg diri. Clinical psychological, ambulatory psychiatric, konseling, dsb.

    Ada cara pikir yg perlu dibalik. Kesangsian org2 termasuk orangtua bukan persoalan lo, tapi persoalan mrk. (Gue baca lo disini). Kalo lo helpless krn depresi menggerogoti lo, ini usaha terkrusial yg hrs lo usahain : bantuan profesional--yg sebenernya sempet lo jalani. Sekarang mudah diakses berbagai cara dgn biaya ekonomis apalagi. Puskesmas bahkan udh nyediain psikolog.

    [To be continued]
     
  5. Salah satu temen deket gue yg asik (namanya Ari, cewe, temen sejak kecil) mengidap chronic depression dan bipolar schizophrenic. Akut. Pernah dirawat di Sanatorium Dharmawangsa di Kby Baru Jaksel, di RSJ Marzoeki Mahdi di Bogor, tempat lainnya, dan rehabilitasi mental di Jawa Barat. Dulunya kurang dapet dukungan keluarga, dianggep lebay, apalagi kondisinya bikin dia sulit ditebak, akhirnya yg ada cm permusuhan & ketegangan di keluarga. Persahabatan sm gue juga rusak. Sejalan waktu keadaan berbalik : keluarga jadi supporter terbaiknya. Sekarang kondisinya jauh lbh bagus. Mungkin keadaan lo & keluarga beda dgn temen gue tp gue kasih contoh nyata yg gue tau historinya berat.

    Barusan gue cek akun ig dia grgr komen ini. Foto terbarunya lagi lucu bareng psikiaternya di RS St. Carolus (Salemba Jakpus). Jadwalnya rutin skrg. Trus ada videonya lagi sober, monolog gelep2an, captionnya simpel aja buat org2 but that means the world to a person with such condition: 'I feel great. I feel cool. I must move on. I deserve success.'

    Separah apapun keadaannya dulu, ada semacem bagian tersendiri dlm dirinya yg ga terciderai. Di bagian itu gue bisa merasakan gue blm kehilangan dia. Di bagian itu menyisakan tenaganya memperjuangkan isi kepalanya yg terus2an spt medan perang, jiwanya. Dia cm tak mendefinisikannya. She might look like giving up but not necessarily gave up.

    Gue yakin lo juga seperti dia—seorang pejuang, a fighter.
     
  6. Ghosty Girl

    Ghosty Girl Active Member

    Aku harap juga keluargaku mengerti keadaanku, tapi ternyata yang menolak aku untuk sembuh adalah mereka.
    Mereka menolak kenyataan, bahwa anaknya butuh pertolongan.
    Gimana caranya aku bilang kedua kalinya ke orang tuaku untuk sembuh? Bu, pak, aku butuh ke rsj, aku butuh terapi? Aku takut mereka akan menyalahkan aku, lagi dan lagi.
    Ketika aku memikirkan hal tersebut, itu membuatku sangat patah semangat.
    Dan aku lebih memilih mengalah dan berpura pura, agar mereka dan siapapun gak menyakitiku lebih dalam.
     

Share This Page