Halo semuanya.. Pertama" aku mau mengucapkan trima kasih kepada kalian, para teman" yang mau datang dan membaca 'Sebagian' dari kehidupan ku.. dari judulnya saja sudah memberi tahu apa isi dari cerita saya ini. dan saya akan menceritakan semua kehidupan ku dari awal sampai sekarang. Dulu, saya adalah seorang anak yang dari kecil bertanya-tanya "gimana siih yang namanya Hidup??" saya pun memulai Journey kehidupan. dan aku pun dari kecil sudah mengenal dan melihat kehidupan. 1 hal yang paling unik untuk saya dalam kehidupan adalah Sosialisasi. yang mana merupakan suatu aktivitas dimana orang berinteraksi dengan orang lain. saya pun ingin mencoba melakukan hal yang namanya Berteman. saya memulai mencari teman saat berdiri di kelas SD. karena saat TK, saya lebih fokus ke pr dan pelajaran. Entah kenapa, manusia selalu memiliki Pilihan dalam hidup mreka masing". aku pun memandang sampai kelas 5 SD. tebak apa?? dalam situasi ini, aku masih belum punya Teman. (yaa paling level teman nya cuman sebatas 'Tugas' seperti ngumpulin kerjaan, absen, dll) Teman yang se Spongebob-Patrick. mreka seperti memiliki Geng tersendiri, dan semua orang memandangku sebagai anak 'Penyendiri'. padahal 1 hal dari kecil, tidak ada yang mau berinteraksi padaku. mereka seperti dari awal tidak 'Notis' kepadaku. yang mana sampai kebawa ke masa depan nya, tidak ada yang mau berteman atau dekat dengan ku. lucunya, aku tidak melakukan apapun seperti cari masalah atau bagaimana, apalagi sikap ku yang biasa dan tidak mengancam. kehidupan ku berlanjut sampai di SMP, dimana aku pindah sekolah ke sekolah yang lebih 'Ternama'. sangat lucu dimana nasib ku malah sama terulang seperti yang SD. sulit dibayangkan bukan?? kenapa ada anak yang tau" nga punya teman?? "kamu salaah siih, ada yang perlu kamu ubah" TIIDAKK!! aku sudah menjadi manusia normal sebagaimana adanya.. entah apa yang manusia" di dunia ini bayangkan, berteman aja harus PILIH". Aku pun mulai terbiasa melakukan hidup tanpa interaksi kepada manusia lain, alias Bersosialisasi. 1 1 nya orang yang peduli kepada ku hanyalah Tuhan yang memandang dari Surga, 2 Orangtua ku, dan saudara" ku.. tidak lebih. Rasa yang bertahan dalam kehidupan ku, telah membentuk diriku menjadi 'Solo Player' dalam kehidupan ku. Tetap dalam kehidupan, manusia adalah makhluk sosial, dimana aku yang 'Solo Player' tetap harus membutuhkan 'Manusia lain'. Masa depanku pun telah datang, masa depan yang dirancang keluarga ku, yaitu Sekolah di Luar Negeri. dan aku pun jalan bersama 1 teman Gereja ku. kebetulan, dia adalah anak yang Terlalu Pasif. saking pasifnya, dia sampai 'Tidak Peduli' sekitar dan sesama (*alias Egois). tipe anak itu bukanlah tipe anak yang mudah diharapkan, karena Keegoisan nya yang selalu mementingkan diri, membuat ku mengenal anak itu lebih dalam lagi, bukan hanya teman yang seminggu sekali ketemu untuk Beribadah. (jujur 1 hal saja, dia bukan bermaksud egois, tapi dia adalah anak yang sangat tidak bisa melakukan apa", bahkan 'membantu' orang dalam bidang apapun.. sehingga ia membuat 1 keputusan yang sangat sangat PENGECUT, yaitu meninggalkan masalah tersebut) di Luar Negri, anak itu dan aku bertemu dengan sesama 1 bangsa, Indonesia. karena kita bersama berjuang di luar negri, kami memiliki 1 prinsip yaitu berjuang bersama. disinilah aku senang, karena, untuk pertama kali nya aku memiliki Teman Berkelompok. aku pun mulai mengenal yang namanya jalan bersama, makan bersama, main bersama. aku juga berelasi dengan anak negara lain seperti Laos, Vietnam, Thailand. sayangnya mereka adalah tipe anak yang Bukan anak baik (seperti merokok, minum", judi, nongkrong ke Bar/Club/Casino) , dan itu membuatku Harus tidak terlalu dekat dengan mereka. aku sangat menikmati sekali akan kesempatan yang aku 'Sempat' alami. sampai di 1 kejadian, mereka terlalu dekat sampai ke 'Zona batas' yang seharusnya Teman memang tidak harus 'terlibat' (yaa urusan diluar pertemanan dsj). 1 hal yang harus aku tekankan, teman" ku semua adalah anak luar kota (kota kecil), dan aku sendiri berasal dari Jakarta yaitu Ibukota. ini semua hanya karena 1 masalah yang sepele, yaitu perbedaan gaya hidup, cara bicara, pembahasaan dsj. dan itu membuat teman" ku mulai menjadi 4/6 Beban dalam kehidupanku (sisanya kendala dalam menjalani kehidupan ku) mereka mulai pelan" Menusuk ku seperti tidak mengajak makan, ataw memasak bersama.. mereka mulai mengambinghitamkan ku seperti meninggalkan ku saat pergi jalan", pura" melupakan ku contohnya : disaat ada me-mention para teman" Indonesia, dalam menyebut nama pun nama ku sengaja dilupakan. padahal jelas" mereka me-notice ku.. entah apa yang di benak mreka masing" jadi ada note "si Dia (*aku) ini jangan di sebutin, diajak dsb" dan entah kejadian itu bersiklus terus setiap harinya sampai aku mulai" nge-stalk mreka. tebak apa yang aku dapatkan?? mereka membicarakan ku dari belakang. mereka tidak tahu bahwa ada telinga yang mendengar. seingat ku mereka membenci ku dalam alasan "anak ini (*aku) songong banget, anak ini (*aku) belagu banget". semua itu karena perbedaan gaya hidup saja (*sudah kujelaskan duluan di paragrap atas). JUJUR!!! dengan NYAWAKU SENDIRI aku menyatakan, aku tidak menyakiti mereka dalam apapun!! aku hidup dengan gaya hidup ku sendiri, yang mungkin berbeda dengan hidup mereka, tapi aku tidak ikut campur dalam APAPUN!! setelah analisa yang cukup panjang, dan merenung dengan cukup lama, konklusi yang ku dapatkan adalah 'Mereka Sirik dengan kehidupan ku'. dengan itulah motivasi mereka bukan untuk Tidak berteman dengan ku, tetapi mereka termotivasikan untuk Membuat ku Tidak memiliki Teman!!! sekarang aku juga melihat semua anak" yang sebangsa dengan diriku adalah BANGKAI. tetapi aku masih memiliki teman luar negri, masih lebih baik aku bisa berbicara (sedikit) dengan anak negara lain, tetapi tetap aku memiliki batasan dengan mereka yang membuat ku TIDAK bisa berkelompok dengan mereka. lha bagaimana dengan teman yang pergi bersama ku?? dia tau kejadian ini.. dan tetap, dia tidak memiliki solusi dan dia berkata kepada ku "ngaak tau dehh gimana". dengan sesimpel itu, dia meninggalkan ku dan dia masih tetap bersama kelompok tersebut. (tapi aku bersyukur pada 1 hal, yaitu dia tidak memiliki niat untuk mencelakaiku karena...yaah... dia tidak peduli dengan hal itu ) bagaimana dengan ending nya?? aku masih belum tau, dan aku masih harus menghadapi kejadian ini. karena sekolah ku belum selesai, dan aku harus bertemu dengan Makhluk" itu di 4 TAHUN kedepan!!! lucu saja aku melihat mereka capek" mengurus ku dalam kehidupan mereka, padahal 1 hal yang aku alami dari dulu, aku tetap terbiasa sendiri. dan kembalilah di saat aku menjadi 'Solo Player' lagi, dan berkat itu, aku pun menjadi lebih mandiri. hal yang masih menjadi kendala ku, yaah.. masih 1., yaitu aku (*literally) sendirian, yang bilamana karena Mereka telah membunuh Sosial ku dengan pelan", membuat ku 'kesusahan' secara sosial seperti (belanja/pergi" dsb) dan aku harus melakukan itu sendiri. still, itu lebih baik daripada bersama makhluk" laknat itu. aku hanya ingin melampiaskan cerita ini karena tidak ada 1 pun yang aku bisa ajak bicara :'] kalian para pembaca pasti terbayang bagaimana keputus-asa an ku sampai aku bisa search/log in/dan mengetik sepatah cerita dalam hidupku Curhat.com ini. untuk kalian para pembaca yang pernah/sudah mengalami peristiwa ini, aku hanya ingin berkata "kalian tidak sendiri". tapi kita hanya bisa lihat 1 kelucuan dari kejadian ini saja, yaitu bagaimana mereka termotivasi, dan selalu berusaha untuk mencelakai kita. lumayan bukan kita selalu dipikirkan ;] untuk kalian yang mau berkomentar, silahkan komen dan membagikan cerita kalian disini. entah bagaimana cerita hidupku selanjutnya, tapi yang pasti ini adalah situasi dari hidupku sekarang. untuk kalian yang membaca sampai mentok habis disini, aku mengucapkan terima kasih yang sebesar" nya, dan aku sangat menghargai waktu yang kalian sediakan untuk membaca Sepatah ceritaku ini :] Salam Damai, anak yang tidak memiliki teman *aku mengetik cerita ini bukan seperti novel, melainkan ini adalah Curahan Sepenuh hatiku,... yaa namanya juga CurHat kann ;] jadi maaf kalau ketikan nya berantakan, dan cerita nya kemana", karena itu lah yang aku alami :']
ada yg salah dg solo player? klo aq sih merasa lebih bebas.. dlu aq tipe org yg seneng bersahabat.. tp setelah ditikam dr blkg oleh temen2.. sahabat n mantan.. akhirnya aq mencoba utk membagi peran antara extrovert n introvert... dan skrg aq enjoy dlm menjalani hidup setelah smua cobaan ga brenti2 dtg.. aq jd pribadi yg bisa cpet "switch mode" dlm berbagai situasi... yg penting jangan sombong.. ramah, rajin senyum n sapa dg orang lain, tunjukin ketulusan dari hati, dan coba ikut dalam kegiatan apapun di sekitar.. latih empati n simpati.. insya Allah suatu saat ntr jg bisa bersosialisasi dg baik..
iiya ngapapah.. sejak aku ditinggal kayak begitu, justru itu membuatku makin *mandiri*.. stay strong juga :]
wkwkwk yg gue baca secara keseluruhannya adalah mereka ga siap berdampingan dengan kultur yang berbeda . Gaya hidup ibukota dengan kota lainnya berbeda . contoh hidup di jakarta , orang pinggiran pun pake lu dan gue tapi di kota gue batam ketika pake panggilan lu dan gue itu bakalan dinyinyirin karna di anggap 'alay sok kekotaan sok gaul blabla dengan stigma negatif lainnya' . dengan lu yang bersolo ria itu ada bagus nya tapi jangan lupa bahwa lu itu manusia ,manusia itu makhluk sosial yang butuh bantuan orang lain jadi carilah zona atau teman baru dengan kriteria lu, dan lu gak harus takut bergaul dengan orang perokok atau clubbing , karna lu udh gede bisa filter mana yang baik dan buruk ataupun tempat lu diluar negri sono kultur nya emng bgtu :3
Lebih baik sendirian daripada bersama dengan orang yg salah. Inj biasanya diungkapkan untuk "pasangan yg salah". Tapi saya rasa ungkapan ini juga berlaku untuk "teman yg salah". Yg suka menusuk dari belakang, yg membuat hidup kita jadi "makan hati" tiap kali ketemu/bicara.