Ahh jatuh cinta itu manis. Apalagi diusia yang sangat muda seperti ku. Aku menemukan lelaki yang menurutku patut untuk diperjuangkan dan disupport semampu ku. Aku mahasiswi semester 1 fakultas hukum, sedangkan dia mahasiswa semester 1 fakultas kedokteran di universitas negeri ternama di Indonesia. Kami sangat mengutamakan pendidikan, ia sangat rajin belajar aku pun termotivasi untuk belajar giat seperti dirinya. Kami berdua selalu memberikan support setiap kali kami kelelahan dalam beraktivitas dan belajar. Waktu selalu jadi pembatas kami. Sibuk. Sangat sibuk. Walaupun kami terbatas untuk bertemu, saya sangat merasa cinta kami malah semakin kuat. Karena kami menjadi saling pengertian. Namun, suatu ketika ia keterima menjadi pemimpin yang sangat berpengaruh di fakultasnya. Aku sebagai wanitanya merasa bangga, karena bisa membantu ia menjadi seorang pemimpin. Namun sayang, baru sebentar ia menjabat, ia meninggalkan saya. Ia bilang karena ia tidak mau membuat saya terus menunggu karena kesibukannya ia dengan organisasi dan belajar. Namun seminggu kemudian baru kuketahui ia memiliki wanita lain. Aku tekejut. Hatiku hancur. Kufikir selama ini kami bisa terus bersama. Ia tidak menunjukkan gelagat aneh padaku, namun ternyata ia bermain api dibelakangku yang setia menunggu dikesibukannya. Aku memang sudah menerima rasa sakit hati ini, namun aku masih tetap saja merindukannya. Lalu apa yang harus saya lakukan? Hati saya sangat sakit, namun saya rindu padanya dan ingin terus mensupport nya
Ingin terus mensupportnya tapi to be honest dia udah nggak perlu lagi support kamu, kamu bilang dia udah punya wanita lain kan, dia udah punya yg lain yg gatau deh bisa support dia atau nggak udah bukan masalah kamu lagi. Sakit? Pasti. Terluka? Ya jelas. Tapi semuanya bakalan berangsur-angsur sembuh, proses memang tapi ya mau gamau harus dijalani. Kalo belum bisa move on, coba sembuhkan luka dulu aja, jangan sampek ngejar dia. Biarkan. Perlahan lupakan meski sulit. Life must go on, with him or without him. Percaya bakal ada yg lebih baik dari dia.