Passion atau Sekedar Obsesi Belaka?

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Shannaya, 25 November 2017.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Shannaya

    Shannaya New Member

    Ketika orang menanyakan passion saya, tanpa pikir panjang saya akan langsung menjadikan astrofisika sebagai jawaban. Saya berhasil memasuki kelas unggulan di sekolah swasta terbaik, juga mengikuti rutinitas pelatihan olimpiade astronomi setiap minggunya. Buku-buku ilmiah oleh Carl Sagan atau Stephen Hawking telah menjadi santapan harian saya sejak duduk di bangku sekolah dasar. Tentu saja orang yakin dengan jawaban saya, tetapi bagaimana jika saya sendiri tidak yakin?

    Bagaimana jika saya merasa bahwa yang selama ini saya kejar bukan passion saya, melainkan hanya sebuah obsesi belaka? Saya selalu merasa bahwa itulah satu-satunya sumber kebahagiaan saya, dan saya tidak akan mampu bertahan hidup tanpanya. Tapi bagaimana jika kenyataannya saya bahkan tidak bahagia ketika menjalani semua ini?

    Akhir-akhir ini saya tidak pernah lepas dari sebuah pemikiran tak berujung; apakah astrofisika adalah passion yang membahagiakan saya atau hanya sekadar obsesi untuk merasa menjadi 'seseorang yang memiliki kontribusi' seperti Kepler, Einstein, Hawking, deGrasse, dan jutaan astrofisikawan lainnya?

    Saya cemas dalam kadar yang sangat tidak wajar bahwa suatu saat saya akan menyerah dengan kehidupan ketika saya merasa gagal di bidang ini, saya terhantui oleh mimpi-mimpi buruk. Saya merasa bahwa saya tidak lagi memiliki passion, semuanya terasa kosong dan tak berarti.

    Saya tidak lagi mampu merasakan kebahagiaan ataupun antusiasme ketika memlelajari bidang ini, yang saya lakukan hanyalah terus-menerus membayangkan kesuksesan tanpa memiliki motivasi untuk memperjuangkannya, menjadikan kegiatan tidak produktif ini sebagai bentuk pelarian dari mimpi-mimpi buruk tersebut.

    Saya sering kali tidak fokus dan menemukan bahwa saya secara tidak sadar telah mengurung diri selama berjam-jam dalam posisi yang sama. Keluarga saya mengatakan bahwa saya kerap kali terlihat seperti berbicara dengan seseorang meskipun saya sedang sendirian di kamar, sebagaimana tidak pernah saya ingat. Stress menjadi keluhan harian bagi saya, namun tak pernah ada alasan yang tepat untuk menceritakan penyebabnya yang begitu tidak logis.

    Tapi bukankah passion seharusnya membawa kebahagiaan ketika menjalankan prosesnya? Jadi ketika yang didapat hanyalah stress, apakah ini masih bisa disebut passion? Bagaimana cara saya menghilangkan rasa cemas berlebih terhadap masa depan saya? Bagaimanakah cara agar saya dapat kembali menikmati proses tanpa menghilangkan minat saya terhadap bidang tersebut?
     
  2. Alam Lukman

    Alam Lukman Well-Known Member

    Keren.
    Saya sempet dapet dilemma yang sama saat harus menggeluti salah satu bidang seni.

    Cara menikmati proses adalah meminimalisir ekspektasi. Kita ngelakuin sesuatu karena kita suka. But somehow kita sering terbentur oleh wow ternyata ini ga semudah yg kita bayangkan. Jadi yah nikmati aja. Dulu saya mikir andai passion saya dijalani saya akan dapet duit banyak. Wkwkwmwkwk kenyataannya saya justru keluar duit cuma buat passion.
    Jadi lakukan itu untuk kepuasan. Jangan jadikan pencaharian. Karir sama passion itu beda.
     
  3. Miau miau

    Miau miau Member

    Aku juga penar mengalami hal seperti ini dilema mengenai masa depan.berfikir apa ini passion ku, sukses gak aku dengan ini? Gimana kalo ternyata aku salah dalam mengambil keputusan. Sampai org lain tanya cita cita kamu apa? Aku jadi jawab enggak tahu.
    Sebenarnya itu pola fikir yang merusak kalau kamu berfikir bisa dan terus bertekat, yakin pasti bisa, tapi kalau pola fikir kamu bilang tidak, apapun yang kamu lakukan jadi ragu dan hasilnya tidak maksimal. Mungkin saja itu benar adalah passionmu tapi pola fikir yang negatif ngebuat keraguan tercipta yang ngebuat kamu jadi stres.
    Kalo kamu muslim coba sholat istiqaroh pada saat keraguan itu muncul. Niat kan dihati mohon sama Allah untuk diberi keyakinan akan tujuan hidup.
    Mengenai masa depan menurut aku jalanin aja hidup yang sekarang kalau kamu sungguh sungguh pasti masa depan kamu juga bagus. Jangan mengunggulin tuhan
     
  4. Yuitani

    Yuitani Member

    kurangnya motivasi salah satu penyebab stres. kurang motivasi akan memicuh patah semangat. Jangan pernah anda membayangkan anda adalah orang yang sukses, tetapi jalani apa yang anda sukai itu, dan nikmati. Jika anda menyukai astrofisika, itu tidak akan masalah, yang penting anda suka.

    Banyak banyak membaca tentang motivasi, atau menonton video motivasi yang akan memicu semangat anda. Jangan pernah pikirkan masa depan, yang penting usaha dan usaha. Jika anda terlalu banyak berharap, niscaya hidup anda tidak akan pernah puas dan mudah menyerah.

    Kunci kesuksesan adalah "kemenangan adalah orang yang telah berusaha", usaha bukan hanya satu kali, tapi beberapa kali bahkan gagal berkali kali. Menjadi orang sukses tidak akan mudah jika hanya berjuang sekali. Harus berkali kali jatuh dan tidak mudah menyerah, itu lah orang calon orang sukses.
     
    Miau miau likes this.
  5. Hestie

    Hestie Active Member

    aku pernah mengalami hal seperti ini,
    dimana aku juga khawatir akan masa depan,
    tentang kerjaan yg sedang aku jalani,
    tentang pasangan hidup (selalu berpikir bgmn nasib ku kl dapat pasangan NAKAL? atau BRENGSEK? atau mampukah aku memberi uang setiap bulan kepada papa sekalipun aku sudah menikah?)
    bahkan aku punya ambisi sgt tinggi utk mempunyai usaha ( ga kerja sama orang )
    sampai aku keluar masuk dari kerjaan 1 ke kerjaan 1 nya, seterusnya & seterusnya.
    sampai dapetin kerjaan yg gajinya lumayan menurut aku, dan aku nabung abis²an.
    Akhirnya setelah melihat peluang, aku pun resign dg mantap walaupun awal² masih penuh dg keraguan.
    Dan hasilnya lumayan, penghasilan dr usahan ini 3x lipat lebih besar daripada waktu kerja sama orang.

    Lalu, apakah aku sudah tidak ada rasa khawatir? Jawabannya : TIDAK.
    aku tetap khawatir, khawatir akan usaha ini apakah bisa longlife atau tidak dan lain lain.

    Oia utk urusan bisa ngasih duit atau ga ke papa setelah aku menikah, kenyataan yg terjadi papa ku meninggal.

    Jadi setelah aku pikir² & aku renungkan, apa yg aku khawatirkan selama ini belum tentu kejadian.
    Kadang kita menyiksa diri kita dg pikiran² negatif akhirnya membuat kita rusak dg sendirinya.
    Kalaupun hrs terjadi tidak sesuai harapan kita, masih ada Tuhan kok. Kita hidup kejar impian kejar aja, tapi ingat kita juga harus tau diri bahwa segala sesuatu yg ada didunia ini atas kehendak Tuhan.
    Jadi balik lagi semua ke Tuhan. Kecuali kalau mau jadi anak bandel yg ga mau dengerin Tuhan yaudah jalani aja semua semua yg km mau tanpa peduli Tuhan mau nya apa.

    Utk mencintai proses tanpa menghilangkan minat dibidang tsb km harus fokus sama tujuan utama km.
    Utk menghilangkan rasa cemas berlebih adalah dekatkan diri pada Tuhan, minta kekuatan, cobalah utk berpikir positif.
    Kesusahan hari ini cukup utk hari ini, esok mempunyai kesusahannya sendiri.
    Kalau mikirin yg belum kejadian ga akan ada habisnya, malahan kdg apa yg kita khawatirkan ga kejadian seperti pengalaman pribadi aku.
    Aku juga kdg kl lagi kumat sering khawatir dg usaha yg aku rintis, tapi aku milih utk tetap konsisten jalani, fokus pada tujuan ga mau mikiri aneh² lagi. Jalanin aja yg ada didepan mata.
     

Share This Page