Dia 25. Smua orang suka sm dia, dia bisa pegang kendali, bisa d bilang dia sukses memimpin anggotanya. Dan Dia Selalu bisa diandalkan dalam pekerjaan. Banyak wanita yg mengelu2kan dia. Dia tegas, cerdas dan good looking. Ya, dia calon tunanganku, kita akan tunangan oktober ini. Siapa yang tak suka dg pria spt itu? Bukan, Aku sbnrnya bukan Sayang krn itu smua, walaupun dr awal pasti itu berpengaruh di tahap perkenalanku dan dia dulu, tapi tidak taulah smua berjalan begitu saja smpai tahap ini. Aku tau dr awal kita kenal, kalau dia ini seorang tempramental. Tidak, tp temprament parah. Bagaimana tidak, Apapun yg tidak sesuai, dia pasti marah, mengamuk. Setiap saran yang kuberi, tidak ada yg dianggap benar. Pernah waktu itu, karena ada permintaannya yg g bisa kuturuti, dia dgn marahnya nilang " dokumentasi basah sekarang, kutunggu ! Kirim di chat pribadi dalam 5 menit!" Well, yeah mungkin yg berasal dr kalangan militer tau tentang "dokumentasi basah", dimana kmu berpakaian lengkap, kmudian mengguyur badanmu sendiri dgn air smpe benar2 basah kuyup. Ya, dia memintu untuk melakukannya, tp tak pernah kuturuti. Aku bukan anak buahnya, bukan bawahannya. Hubungan kami bukan soal senior dan junior. Dia juga seorang pencemburu, di aplikasi chatku, kusetting agar tidak ada orang yg bisa lihat "last seen" ku. Tp dia marah habis2an, dituduhlah aku chatting dengan pria lain. Lagi, kubilang aku sedang berdandan, mau keluar kataku, diapun marah "berdandan untuk siapa? Aku kan tidak disitu" hey, aku sadar otoritas tubuhku ! Dandan atau tidak, itu terserah. Dia bukan suamiku. Bahkan, dia mengancam membunuhku, jika aku ketahuan macam2 dg org lain. Hello, ku bukan wnita macam itu. Dia pandai bermain kata, bahkan berbohong, dia cerdik ambil peluang. Atasannya, orangtuaku, siapapun yg dekat dgnnya pasti kagum dg apa yang diucapkan. Dia baik, tp selalu ada maksud lain dlm kebaikan itu. Dia memikirkan masadepan kami, dia berusaha mencari "channel" untuk apa? "kalau kita menikah nanti, dan punya anak, bisa minta tolong mereka (yg pernah dbantu, diberi apapu oleH dia)" . " kalau kita mengurus nikah nanti, setidaknya mereka bisa bantu". katanya. Sprti yg aku bilang, ap yg d lakukan, di berharap suatu balasan dia minta apapaun seenak kmauan dia tanpa berpikir tentang org lain, akankah org lain kesulitan dg permintaan2 dia yg sering tidak rasional. Bayangkan aku diminta dia datang ke daerah perbatasan dmn dia bertugas, dia bilang akan di tempatkan aku di rumah ortu piaranya yg akan merawatku dg baik. Tp tidak mungkin aku spt tu, krn akupun bukan orang yang mudah saja dapat izin dr orangtuaku. Lagi, dia sering berkata kasar, tidak ada hewan yang tidak dia sebut saat marah. Stiapkali bertengkar "putus" andalannya, dia suka kalau tau aku menangis, dia puas Melihatku menangis bahkan pernah dia minta untuk menciumnya saat aku menangis, fantasi sexualnya pun juga cenderung "kasar" Tidak, aku tidak pernah melakukannya. Dia hanya banyak bicara soal itu. Dia pandai membalikkan ksalahan dia, sehingga org lain terlihat salah.. Tak adakah kesembuhan?? Tak adakah perubahan?? Aku sudah meminra berkali2 tp tidak ada perubahan spesifik. Bahkan skrg bertengkarpun sudah menyangkut urusan orang tua. I can't say goodbye bcs love him. But i can't stay, klo dia msh seperti ini
Putusin say, km akan tersiksa bila melanjutkan hubungan ini ke jenjang yg lebih serius. Aq pribadi udh married (kebetulan suami ku baik bgt) ga kebayang harus 1 atap dengan orang yg tempramen, klu ga gila bisa habis kita di gebuk sama dia. Jangan say, jangan dilanjutin. Pasti km tersiksa nantinya.
Kalau cerita Mbak bisa dipercaya, ada beberapa poin yang saya tangkap. Dia cerdas, manipulatif. Dari dua itu saja saya cenderung menilai dia psycho. Bukan childish lagi.
Yah... Begitulah... Pilihan-pilihan hidup ini lebih sulit. Tidak ada jaminan dari pilihan-pilihan yang kita ambil berakhir sesuai harapan. Yang penting masih aman aja. Masih ada waktu sampai hari pernikahan. Pilihan-pilihan masih bisa dievaluasi.
Lebih ke kepribadian kalau menurut saya. Pilihannya gak harus meninggalkan bukan? Namun kalau kesembuhan tidak dapat diharapkan, maka Mbak yang harus menerima kekurangan dia. Dan jika demikian, pertanyaannya menjadi: mampukah Mbak bertahan?
Saya sendiri memiliki beberapa kesamaan seperti dia, hanya saja saya bukan orang yang manipulatif. Dan mengendalikan diri, memperbaiki diri ke arah yang saya harapkan bukanlah hal yang dapat saya capai dalam 2-3 tahun. Perjalanannya tidak sesingkat itu.
Psikopat cenderung tenang, ga meledak2, lembut kayak ingus, kesannya logis kayak cendekia - diantara org terdekatnya. Mreka ga mengunci target ato foregrounded diri dng konfrontasi menggelegar. Setau gw gitu denger sbg pakar jamu-jamuan, bukan pakar kejiwaan, jadi ga ngerti jg ini soal psychopath/being childish ato ga. Cuman yg jelas dia nunjukin versi terburuk dari bagian yg ga diharep ada dlm diri pasangan. Licik, dominan yg frantic, abusive, egosentrik, temperamen, dsb. Dlm hubungan mmposisikan dirinya sbg pemenang & pengendali, bukan mitra pasangan yg sejajar. Ngamalin gaya militer jg kalik refleksi rasa ga senang ama fakta dirinya sndiri dlm kerjaan. Siapa tau. Mungkin bukan cinta tapi ketergantungan emosional. (Tapi entah ... ato emang gw yg ga ngerti that kind of love). Sayangnya di fase-nya kondisi ini bisa mmbuat seseorg mmandang teror mental sbg mekanisme eksistensi—krn di abuse maka terasa eksis ato nyata. Berikutnya gini ga ketutup kemungkinan stockholm syndrome -- merasionalisasi kelakuan abuser sbg sumber or konsep cinta mendalem trus kehilangan otentik diri. Seterusnya “berkolaborasi” dng abuser mengkondisikan situasi opresif ke diri sendiri krn udh total submissive. Rantai violent dan abuse dr hubungan yg ga sehat mutlak kudu diputus sejak dini. Dari sisi manapun ga bener. Diterusin cuman kata laen proses self-deteriorating krn ngebiarin kualitas hidup terjun bebas gradually. Apa yg diperlukan cowo lo bukan kesembuhan, tapi kesadaran. Muncul enggaknya kesadaran itu ga hrs lahir dr tanggung jwb lo, krn ada seorg cewe peran utama yg perlu lo tolong : diri lo sendiri. Tertanda, Pakar jamu-jamuan
Dia emg anggota militer.. Tp dia sering terapin kemiliterannya ke ane, Padahal hubungan ane sm dia bukan soal senior-junior, bukan soal atasan-bawahan. Dan ane murni sipil, gak pernah nyentuh yg namanya kemiliteran. Ini yg ane khAwatirin.. Stockholm syndrom. Pheww.. Ane jg gak tau knp g bisa ninggalin, pdhl udh cukup alasan buat ane tinggalin dia. Padahal udh cukup banyak kesempatan untuk mengakhiri. Yeah, I dunno..
Kalo dilanjutin siap2 kmu jd slavenya.. Knp? Dri yg kmu bilang dia memiliki fantasy seks yg kasar.. Kurang lebih dia typical dominant, dn kedepannya dia akn mnjadi seorang "master" (sebutan untuk dom dlm seks bdsm).. Siksaan demi siksaan, fantasy demi fantasy akn segera dia lakukan..
To be honest, ane suka denger dia cerita soal fantasinya yg cenderung "kasar" dan itu buat ane turn on, tp ane juga gatau apa nnt stlh mnikah, ane bner2 suka caranya, atau tidak.
Pasti turn on kok, wajar itu.. Event fantasy yg extreme skalipun, ga prnh trfikirkan dn jauh dri kata normal jg malah bikin kita "naik" .. Tp itu jika hnya untuk kita bayangkn, masuk otak jd alur cerita dn imajinasi.. Dn itu akn ttp dn sangat have fun jka kita mlakukanya atas dasar "fantasy" .. Bnyk yg lakukan itu.. Tp beda hal jka roleplay nya mnjd "keterikatan".. Mka kmu udh susah untuk bsa lepas dri dominasinya.. Kuatkn tubuhmu, krna sdh tak ada lg have fun.. Hnya sang master (dom) yg mrasakan fun..
True, tp ane g tau baik atau tidak nantinya, pasalnya cuma ane yg tau dia yg spt ni, kluarga dia dan ane gak ada yg tau. Jdi, kbanyakan diem klo dia ngamuk semacamnya, Minta sesuatu yg gak rasional. Coba slesaiin sendiri, tp endingnya dia bikin kluarga ane tau, tp dicover dg bahasa dia yg baik, halus dan tidak meledak2, seolah2 dia victim, lemah. Akhirnya ortu ane panggil ane tanya masalahnya, yah ane cuma bisa Jawab pake candaan "gak tau, mantunya ngalem sih"