Aku menemukakn wesite ini dikala aku telah putus asa kau mau tau kenapa? Aku adalah gadis yang tumbuh dengan caraku yang suram aku memiliki keluarga yang ideal kata orang namun, ayah dan ibu sering bertengkar dihadapanku dan kala mereka emosi akulah yang akan menjadi pelampiasan emosi mereka kakak dan adiku sangat berbakat, mereka bersinar dan meninggalkanku sebagai bayangan dibalik sinar mereka bukan aku tak mencoba, aku menemukan bakatku tapi itu tak berguna aku gagal bersinar, faktanya aku redup sekitarku selalu memuji mereka dan mencibir aku di akhir aku? mencoba sebagai saudara yang baik, ikut memuji mereka dengan segala perkataan baik yang aku tau padahal, aku tau belang yang mereka sembunyikan dari ayah dan ibu kakak yang mencuri dan adik yang mesum ya... aku tahu dan bodohnya aku masih merahasiakannya hingga sekarang kakakku mencuri uangku, sewaktu aku kecil ia sering menjamahku adikku disaat ia puber aku tahu ia meraba dan menjamahku saat aku tidur aku selalu menempatkan keluarga sebagai prioritas utamaku, tak perduli apa resiko dibalik itu disaat SD aku bersekolah di tempat yang sama dengan saudaraku, lingkungan memaksaku menjadi gadis yang jauh dari kata feminim mereka berdua korban bully, dan aku defender no 1 mereka aku rela berkelahi di belakang sekolah hingga memar demi melindungi atau membela mereka aku rela di caci maki orang tua yang marah karena anaknya aku buat babak belur aku rela bolak balik kantor guru dan nilaiku hancur walhasil, tak ada yang mengganggu mereka di sekolah apa imbasnya bagiku saat itu...? aku punya orangtua perfeksionis, nilaiku yang bobrok menjadi bulan-bulanan dirumah aku yang pulang terkadang dengan baju robek atau kotor sehabis berkelahi membuat ibu marah dan kadang mengucapkan kata yang teramat menyayat hati aku miskin teman di SD dan saudaraku jarang bergaul denganku disekolah, i am all alone that time aku pernah merencakan kabur dari rumah, aku merobek beberapa fotoku di foto keluarga ibu marah besar saat itu dan ayah membentakku dengan hebat beranjak ke SMP aku tumbuh jadi anak yang pembangkang aku gagal masuk di sekolah yang diinginkan ibu aku masuk kelas paling terakhir, yang berarti kelas itu berisi anak-anak dengan label nakal semakin jadilah aku anak yang buruk aku bersekolah di dekat rumah, dan beberapa guru disana kenal dengan ibuku acap kali aku kena semprot kata kata ibu yang membuatku patah hati akibat laporan guru disekolah padahal, aku begitu karena guru itu yang ngomporin aku bayangkan, tanpa sebab apa apa aku dicubit di depan kelas, otomatis aku marah saat itu aku MENCOBA menjadi yaang orang tuaku inginkan menjadi seperti saudaraku yang berbakat aku masuk pramuka, aku ikut berbagai lomba dan menang aku ikut speeling bee dan meraih prestasi tapi tetap, aku redup di mata mereka saat itu aku lelah setiap malam harus duduk makan malam di meja mendengarkan ocehan ibu dan ayah yang memuji saudaraku, dalam hati aku juga ingin sangat ingin namun apa daya, lisanku tak mampu mereka berdalih kasihan dengan msa lalunya saudaraku yang pernah di bully so? what about me? aku yang menanggung beban mereka hingga sekarang pada tahap ini aku udah merasakan berkelahi di keroyok demi membela tman yang akhirnya meninggalkanku, dipermalukakn di depan semua guru dikantor, dijemur di lapangan karena tuduhan teman sekelas, bahkan aku di bully oleh guru. still i am strong yay me sekarang aku SMA aku masuk di kedudukan nilai yang baik, berkat prestasiku di SMP disini aku memutuskan berubah, tak ada lagi diriku yang suka berkelahi aku mencoba lemah lembut aku mencoba menjadi anak lugu well...that's not work aku tetap terlihat pembangkang bagi beberapa orang sifat "tomboy" ku masih terasa bagi mereka di SMA pertengkaran ayah dan ibu semakin parah, begitu juga dengan mentalku yang selalu menjadi pelampiasan saat ini juga kakakku masuk universitas dan menjadi kebanggaan ayahku dan adikku terpilih menjadi pengurus penting berbagai forum di smpnya dan dikirim untuk mengikuti kompetisi serta seminar di berbagai daerah. aku? hanya anak SMA datar dengan beban besar di pundak aku iri sangat iri aku mencoba menggali bakatku aku mengikuti 4 ekskul saat itu, OSIS, KIR, Green generation, dan english debate dan secara mengejutkan kesibukanku bertambah, aku selalu pulang sore bahakn setelah itu aku harus pergi lagi. acap kali ayah dan ibu memarahiku karena aku dianggap mengikuti kegiatan tak berguna, namun aku pantang menyerah dalam hati aku selalu bergumam " tunggulah suksesku yah , bu," secara tak terduga aku terpilih menjadi ketua osis dan menjadi chairwoman di GG, serta terpilih menjadi kandidat lomba tingkat provinsi, itu sangat membanggakan buatku, aku sangat semangat untuk menunjukannya pada ayah dan ibuku mereka saat itu memuji ku, aku menangis bahagia dikamarku hari itu "one say of happines one month of suffering" aku rasa aku dikutuk dengan kata kata itu, kesibukanku bertambah beriringan dengan orang yang membenciku disekolah. ayah sering membentakku karena aku selalu pulang senja dan harus keluar lagi demi tugas ibu sering marah akrena aku tidak merawat diri dan kamarku karena terlalu sibuk ada poin dimana aku nyaris tidur diluar ada hari dimana ayah dan ibu bertengkar hebat hingga berhari hari tak bertegur sapa mentalku sangat kacau disaat yang sama aku terkena fitnah korupsi oleh guru dan fitnah mencur handphone sbangkuku yang membuat aku dijauhi oleh seluruh angkatanku bisakah kalian bayangkan? sekolah seperti neraka dan rumah seperti ruang hampa aku selalu kena imbas tak perlu prestasi apa yang aku raih aku memutuskan untuk berhenti aku capek aku berkenalan dengan alkohol dan nightclub, aku depresi dan mencakar tubuh ku sendiri setiap malam aku menangis dan menjerit tanpa suara di kamarku aku berpacaran dengan seorang laki-laki yang hampir menjamahku di saat depresiku menyerang aku merasakan sakit teramat di dada kiriku yang ternyata aku ada sakit jantung lemah, yang bisa saja menyerang saat aku marah atau sedih berlebihan aku menebus obatku sendiri dan melakukan check-up sendiri saat ini... aku hancur tapi tak seorangpun tahu bahkan keluargaku aku terus memaksakan diri untuk tersenyum dan tertawa momen pendaftaran perguruan tinggi negeri aku diterima beasiswa di sekolah swasta di jakarta tapi ibu tak mengizinkan karena mahalnya biaya hidup aku gagal di SNMPTN dan juga SBMPTN sekali lagi aku hancur aku dicekoki kata "mengalah" saat itu ayahh tidak kerja karena perusahaannya tutup, kakak kuliah dan adeku masuk SMA ternama di kotaku yang otomatis mereka berdua memerlukkan banyak biaya aku mengalah dan mencari kerja aku bekerja di tempat yang disuruh oleh ibu gajiku kuberikan untuk melunasi hutang ibu, ayah dan keperluan sekolah kakak dan adiku aku hanya menikmati sedikit aku melihat setiap hari menereka mendapatkan kehangatan pujian dan sanjungann ayah dan ibu yang teramat langka aku dapatkan SETIAP HARI di fase ini aku mati rasa aku kehabisan teman dan aku tak punya tempat berkeluh kesah masih sering kudengar ibu berkata kepada keluargaku tentang betapa jelek wajahku dibandingkan kakaku dan betapa gagalnya aku dibandingkan adiku saat kudengar beliau berkata itu aku berusaha tertawa dan mengiyakan. dan masih sering kudengan ayah memarahiku karena aku marah pada saudaraku dan betapa arogan aku yang membalas bentakan ayah dan ayah pergi dengan membanting pintu kau tau.. jika aku tahu bahwa bunuh diri itu tidak dosa pasti aku sudah mati skarang fisikku hidup tapi aku mati dari dalam
Gud write guys! Alur story nya agak terburu2 tp masi bs berkesinambungan.. Btw, lu punya bakat jg di bidang write, asah itu ͡° ͜ʖ ͡°