Kecewa sedalam dalamnya

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Dania01, 4 June 2017.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Dania01

    Dania01 New Member

    aku telah menikah dikaruniai dengan seorang anak. Ibu ku adalah single parent semenjak aku SD. Ayahku sudah meninggal.
    Betapa kecewa nya aku dgn sikap ibu ku yg kerap kali mencampuri urusan rumah tangga ku, tidak pernah mengindahkan pendapatku, campur tangan dalam mengasuh anakku dgn dalih sudah berpengalaman.
    Suami ku kerap kali di ceramahi bahwa suamiku harus adil.. alangkah kecewa nya ketika ibuku bilang bahwa mertua ku tidak boleh datang kesini untuk menginap dan bertemu dengan anakku.

    Ketika kutanya alasannya mengapa, dia menjawab kan sudah cukup waktunya ketika pulang kampung. Fyi, ortu suami jauh sekali, ketemu hanya saat lebaran. Sementara ibu saya bertemu hampir tiap minggu.. krn kalau kami tidak mampir ke rumah pasti marah atau ngambek.

    Memang kelurga suami dari desa dan bukan orang kaya seperti kel saya yg dari kota besar. Sy tdk bs kirim uang ke ibu krn terpaksa harus bayar cicilan hutang resepsi pernikahan saya, karena ibu saya memaksa ingin mewah dan di hotel. Tapi kalau beliau minta untuk jjan, pasti saya kasih


    Kecewa sekali saya dengan sikap ibu saya yang menilai bakti anak dari kiriman uang, dan senang sekali ikit campur urusan rumah tangga saya...

    Sakit hati saya..suami dan saya hampir selalu berkelahi karena beliau sering sekali membuat suasana rumah jado gaduh ketika menginap di rumah kami
     
  2. Putri Rally Jelita

    Putri Rally Jelita Active Member

    haai kak , sebenernya ibu kk itu menasihati kk ke yang hal baik , dia itu Pingin anaknya bahagia . Pingin mengurusi cucu nya juga , dia bangga punya cucu . Itu ibu kakak maksudnya baik kok , tetap dahulu kan ibu kak dibanding suami .
     
  3. Umar

    Umar Member

    Sebagaimana mayoritas orang orang baik yg mengadukan permasalahannya, sesungguhnya jawaban dari permasalahan anda sudah terjawab dengan sendirinya. Kami katakan, pada hakikatnya selama ini nasib baik sudah menyelimuti anda. Kalau hanya dihitung secara materi, memang sepertinya apa yg sudah anda tanam tak kunjung membuahkan hasil.

    Namun rupanya ada yg belum anda sadari, bukankah kehidupan anda yg sejak kecil selalu berusaha berbuat baik, bersabar atas kekurangan akhlak orangtua dan berusaha memenuhi kebutuhan mereka adalah sebuah nasib baik? Tidak semua orang mampu melakukannya, sedangkan hidup dizaman sekarang butuh banyak kesabaran, dan kesabaran orang sekarang itu sedikit. Rupa rupanya anda adalah salah satu dari sedikit orang yg memiliki maqom (kedudukan) sangat tinggi dizaman ini, sebagaimana cirinya telah disebutkan oleh guru kami, dan aku secara pribadi sangat bersyukur atas kemuliaan sifat anda. Sesungguhnya الله menyempurnakan pahala orang orang yg sabar tanpa batas.

    Ibu, tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan dan kemudahan untuk beramal soleh serta meraih pahala yg banyak. Banyak orang yg secara materi berkecukupan tapi tidak berhasil menjaga sembahyang 5 waktu, gagal menjaga perilakunya dari perbuatan sabar terhadap akhlak perilaku orangtua. Padahal, sebagaimana telah kita ketahui bahwa kesabaran atas mereka itu lebih tinggi dan lebih utama kedudukannya dari jenis jenis kesabaran yg lain. Kalau anda istiqomah dalam hal ini, yaitu tetap berbuat baik walaupun orangtua berakhlak buruk, menolerir kesalahan mereka selama kesalahan itu tidak melanggar hak hak الله dan Rasul-Nya, bukan suatu hal yg mustahil maqom (kedudukan) seseorang itu akan terangkat hingga sampai kepada maqom para Wali & kaum Solihin.

    Dan tidak akan mengetahui seorang Wali kecuali dia adalah Wali, dan tidak akan memuliakan seorang yg memiliki keutamaan kecuali dia adalah seorang yg memiliki keutamaan. Aku doakan semoga الله melapangkan rezeki hissiah buat ibu sekeluarga, kalau sewaktu waktu ibu pergi umroh mampirlah ke negeri 1000 Wali selepasnya, dan saksikanlah dinegeri tersebut betapa banyaknya para Wali الله yg terangkat kedudukannya karena pahala sabarnya terhadap akhlak perilaku keluarganya. Demikian.
     

Share This Page