Selamat siang, saya ingin menuliskan beberapa masalah yang selalu saya pendam ketika saya sudah berkeluarga. saya seorang ibu (27th) memiliki seorang anak sudah berumur 1,5 thn. Dari awal pacaran saya seperti diperlakukan bak ratu oleh calon mertua saya, pada akhirnya saya menikah dan kita menjadi keluarga dan tinggal serumah. Masa kehamilan saya, bisa dikatakan tidak menyenangkan. saya hamil tetapi tidak pernah merasakan kasih sayang seorang suami. Suami saya sering meninggalkan saya pada saat hamil meskipun sudah hamil besar untuk nongkrong dengan temannya. saya selalu menangis, mengapa lebih memilih teman ketimbang istrinya yang hamil. disamping itu mertua ngelarang atau bisa dibilang membatasi pergerakan saya untuk keluar rumah. padahal saya sangat ingin sekali makan masakan ibu kandung saya. tetapi ibu mertua selalu mengadu ke suami saya dan suami pun memarahi saya. Dari sanalah bermunculan beberapa masalah terutama dari ibu mertua selalu mengadu domba bahkan pernah memfitnah saya dan mengadu ke suami sehingga suami tanpa bertanya ataupun konfirmasi kejelasan ke sya. baginya, omongan ibunya lebih penting daripada posisi saya yang selalu menuruti apa yang diperintah oleh suami. Sampai saat ini, saya bingung harus curhat kemana karena selalu saya pendam dalam hati sehingga terasa sesak dan menangis di hadapan anak saya meskipun anak saya belum mengerti apa yang di alami oleh ibunya. Perlakuan seperti apapun pernah saya alami. difitnahpun saya diam dan hanya menangis yang bisa saya lakukan. Bapak mertua saya memang baik, tapi kadang beliau lebih suka curhat ke ibu mertua dan dari ibu mertua suka mengadu ke suami saya. Pernah sekali saya ingin pergi dari rumah itu, bagi saya itu bukan rumah. Bagi saya itu sebuah kuburan. Di depan ayah mertua dan suami saya, sang ibu mertua bersikap sangat perhatian kepada saya seolah-oleh dia sayang dengan menantu. Tetapi jika suami dan bapak mertua tidak ada, ibu mertua seperti ibu tiri, apalagi dengan cucunya. anaknya selalu dibentak-bentak. dan berlaku kasar. Ingin sekali saya curhat ke ibu kandung dan ayah kandung saya dirumah, tetapi yang saya takutkan mereka akan kepikiran dan sakit. Sampai sekarang saya hanya bisa menangis dengan perlakuan seperti itu. Belum lagi perlakuan suami yang seperti tidak pernah menghargai saya sebagai seorang istri. Saya disuruh ini itu saya selalu menuruti. bahkan saya juga bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Ingin sekali saya pergi dari rumah ini, tetapi saya masih punya anak yang begitu lucu dan selalu mendampingi ketika saya menangis. Dia segalanya untuk saya. Hanya dia yang saya punya. Terimakasih untuk teman-teman yang bersedia meluangkan waktunya untuk membaca curhatan saya yang bertahun-tahun saya pendam selama ini.
Mengapa tidak mencoba bicara baik2 pada suami? Bila memang dia hanya melihat satu sisi (ke ibunya) coba anda kasih bukti kongkret tapi ah sudahlah.. Dr cerita mba suami mba udah gak terlalu peduli kalo saya jd mba sy cerai aja dari pd saya teruskan malah membuat batin saya kacau nanti anak juga jd sasaran. Saya kalo jd mba pergi dr situ.
Terima kasih krna sudah mau berbagi, kak Oshin Kak, apakah kakak brpegang kuat pd agama? Kalau iya, maka saran prtmaku: jalankan ibadah, panjatkan doa. Ini membantu untuk menguatkan diri. Kalau tidak, saranku yg lain: bukalah diri ke orang terdekat Kak Oshin, baik itu yg menurut kakak bisa menolong kakak maupun yang hanya bisa mendengarkan saja. Apa yg kak Oshin lakukan dgn ngepost disini itu sudah benar. Jangan dipendam sendiri. Sangat, sangat, sangat tidak baik utk memendam masalah sesulit ini dan belum tentu dengan menyembunyikannya dari orangtua kakak, itu berarti "kak oshin mengorbankan diri kakak agar mereka lebih baik, tidak mengkhawatirkan kakak." Orangtua itu instingnya kuat dan mereka yang paling mengerti kakak sedari lahir. Dan yang jelas, kalau aku jadi orang tua, aku kepengen anakku cerita semuanya ke aku, mau itu baik atau buruk, karena aku mau yg terbaik untuk anakku, bukan malah anakku disiksa secara mental seperti ini oleh mertua + suaminya :') Dari apa yg aku baca, "rumah itu sudah bukan rumah lagi bagi kakak, melainkan kuburan". Reaksi naluriah seseorang kalau berada di dalam kuburan itu ya kurang nyaman, karena ngga ada orang yg sepemikiran di dalam kuburan (udah pada nyaho T_T). Itu berarti: tempat ini bukan tempat untuk kakak. Tempat ini bakal jadi rumah buat kakak kalo orang2 yg di dalemnya menghargai kakak dan menyayangi kakak. Kakak harus tabah dan coba ubah kondisi kakak saat ini dengan mengkomunikasikan perasaan dan pikiran kakak sesungguhnya ke (a) keluarga suami kakak | dan (b) keluarga kakak sendiri + teman2 terdekat kakak yang bisa dipercaya. Ingat bahwa kondisi kakak dan keluarga suami bisa saja mempengaruhi anak kakak, baik secara langsung maupun tidak langsung~ Kalau memang di dalam keluarga itu ngga ada yang menyayangi kakak, kakak harus menyayangi diri sendiri dan menyayangi anak kakak. Carilah pertolongan. Jangan biarin diri kakak tersiksa lebih lama ya..
saya selalu menelpon ibu kandung dik, tapi saya selalu berkata bahagia di rumah tangga saya. hanya tidak mau beliau kepikiran dan stress. Mungkin saya harus berbohong demi ibu saya dan keluarga kandung saya dik.
Ya Allah mbak yang mbak alami sama persis seperti saya:'( Jadi saya ngerasai sekali yang mbak rasain :'( apalagi saya tengah hamil anak pertama belum pernah merasakan yang dikatan orang masa" paling indah. Hanya kesabaran lah mbak yang dapat kita perbuat. Tidak bisa memberanikan diri berbicara sama ortu sendiri karena memikirkan perasaan mereka. Hanya bisa curhat disini saja. Mbak harus kuat mbak sabar aja mbak, cueki aja mertua mbak kalok terlalu akrab nanti dia pura" baik.
Terimakasih untuk sarannya dik, saya selalu berdoa untuk keluarga dan di jauhi oleh masalah seperti ini. Saya mengatakan rumah ini seperti kuburan karena saya tidak betah tetapi harus tinggal disana. saya tidak mungkin egois seperti itu untuk meninggalkan anak saya demi kebahagiaan saya. Yang bisa saya perbuat hanya berdoa dan berdoa, semoga masalah seperti ini bisa dan selalu bisa saya lewati
Iya mbak, yang bisa saya lakukan hanya berdoa dan bersabar saja. Mertua karena selalu dan pasti di bela oleh suami saya, dia semakin ngelunjak untuk mencari-cari kesalahan saya. Jika di depan orang banyak, dia seolah-olah sangat menyayangi menantunya. Apalagi jika saya terlambat membantu pekerjaan rumah tangga, kata-katanya sangat ketus sekali. Dulu suami saya saat kita masih pacaran, sikapnya ke saya sangat lembut bahkan saya sangat di manja mbak, tetapi setelah menikah sangat berubah sekali. Tidak jarang dia berkata kasar ke saya, menyinggung perasaan saya dan tidak pernah membantu saya dalam merawat si kecil. Yang dia lakukan hanya bekerja bekerja dan bekerja, padahal kebutuhan anak, saya yang tanggung. Suami malah selalu menanggung biaya asuransi keluarganya (Bapaknya, Ibunya, dan Adik perempuannya) sementara saya dan anak saya, tidak pernah ia masukkan asuransi, anak sakitpun ia mengeluh soal biaya yang ia keluarkan ketika saya belum bekerja. Disana saya selalu mengurung diri di toilet untuk sekedar menangis. Terimakasih masukkannya mba, kita lebih baik sharing saja
Saya tidak mungkin seegois itu mbak meninggalkan anak demi kebahagiaan saya, saya yang salah mba sudah memilih suami sepert suami saya. tapi saya sangat menyayangi beliau. Saya mencoba tegar dengan sikap keluarganya. Terimakasih mba, untuk sarannya.
Mbak kok gamau terpisah rumah saja dengan mertua walaupun nyewa mbak. Saya sudah terpisah rumah dengan mertua mbak tapi mertua saya masih ikut campur mbak, bahkan masuk kemasalah keuangan kami mbak. Padahal sedikit pun uang anaknya tidak pernah saya gunakan untuk keperluan saya malah orang tua saya yang ikhlas mbak memenuhi kebutuhan saya :'( sedih rasanya mbak mertua saya menuduh barang dirumah kami uangnya keuangan kami padahal ikhlas ortu saya mbak ngasih semuanya ke saya, sumpah sama persis apa yang mbak alami hanya saja suami saya malas mencari nafkah mbak malah saya yang disuruh kerja padahal saya tengah hamil 8 bulan :'( kalau masalah cari nafkah toh dulu saya juga kerja fokus ke buah hati saya pilih risent. Dulu iya mbak semasa pacar sayangnya terlalu sayang suami saya tapi setelah nikah perkataannya sungguh menyayat hati mbak sakit x rasanya hati ini dengar perkataannya setiap malam mbak di kala dia tidur saya keluarkan air mata saya dipendam sungguh sakit mbak. Bukan hanya perkataan mbak perlakuan juga kasar :'( Perbanyak doa dan menguatkan hati yang bisa saya lakukan mbak :') bersabar berusaha apa yang bisa dilakukan mbak semoga ada hikma nya. Hancur hati ortu saya kalau tau nasib putrinya seperti ini mbak makanya gak sampek hati curhat ke keluarga :'(
ya ampun mba, hampir sama percis masalah kita , yang bisa kita lakukan hanya menangis saja. Dan jangan sampai orang tua kandung bisa mengetahui betapa tersuksa bathin kita di giniin. Suami saya anak laki-laki satu-satunya mbak. jadi ga bisa tinggal sendiri. Apalagi adat disini memang sangat kental sekali jika punya anak laki satu harus ikut ama ortu kandungnya. Saya sudah tidak tahu lagi harus curhat ke siapa mba . Semasih suami saya tidak berlaku kasar, saya masih bisa memaafkan. Jangan mau di kasarin mba, lapor saja jika sudah menyakiti fisik kita. Yang kuat ya mba, kita sama-sama berdoa untuk si kecil dan ia pasti tahu apa yang dirasakan oleh ibunya sekarang
Ssbenarnya saya gak tega mbak mau melaporkan dia kasian nasib anak saya nanti mbak, tapi posisi serba bingung mbak. Ya memang mendam nya sendiri mbak karena pilihan sendiri. Sungguh mbak kata menyesal memang ada. Harus benar" kuat mbak berharap lahir anaknya dia bisa berubah mbak. Rasa ingin curhat ke keluarga takut ya kan mbak, gak tega mbak. :')
Justru, dalam kasus KDRT yg tidak dapat didamaikan lagi yg terbaik adalah bercerai. Mengapa? Pikirkan masa depan anak anda, apakah anda menginginkan dirinya mendapat didikan yg salah dari sang ayah? Atau terbiasa melihat kekerasan sejak kecil? Kalau alasannya karena anak, maka renungkanlah hal ini. Namun kalau cinta buta, maka cintailah الله dan Rasul-Nya. Karena tujuan pernikahan itu adalah sebuah sarana untuk memudahkan manusia dalam beribadah kepada-Nya, bukan sebaliknya.
Apakah kita tidak mengecewakan orang tua kita dengan bercerai ? Karena saya gak tega liat orang tua saya beban nya bertambah :'(