Aku pengen cerita,tapi tolong jangan judge aku.. Aku pernah kerja di suatu perusahaan,di sana ada rekan kerja ku yg memperlakukan aku ga baik banget yg membuat aku benci hari Senin,lagaknya seperti bos pdhal dia bukan bos. Aku ga akan menceritakan keburukannya panjang-lebar di sini. Suatu saat aku pindah kerja keluar kota,perusahaanku ini cari pengganti buatku. Si pengganti ini aku ajari dulu pekerjaanku, waktu awal2 dia gantiin aku dia masih baik,kalauu ada apa2 nyari aku buat tanya sampai terkesan ngemis2.. Suatu hari aku ga sengaja liat dia ngobrol sama rekanku yg tadi (yg jahat). Habis itu si anak baru sok2an banget ma aku,aku tanya kabar ga balas,aku hanya ingin menjalin silaturahim dan nambah teman, tapi respon dia ke aku bikin sakit hati,pdhal sebelumnya sama aku kyak org 'ngemis2.. Suatu hari saudaraku butuh informasi tentang suatu hal.. Karena rekanku yg jahat itu tahu info tersebut,aku coba telpon dia via WA. Dengan sombongnya dia bilang ga kenal aku,padahal di Foto Profil WA ku ada fotoku sendiri dan aku pindah kantor baru saja. Apa sebetulnya salahku sama mereka,karena aku pernah coba bicara empat mata sama rekanku yg jahat,kenapa selama ini seperti itu sama aku? Keesokan harinyaia dia malah balik fitnah aku. Managerku ga pernah bertindak atas kelakuan2 rekanku itu, bahkan dia sendiri juga terang2an menantang Managerku. Aku rasanya sakit hati banget,gimana menurut kalian? Barangkali bisa share sama aku. Makasih
Apa mungkin si rekan kerja jahat sama kamu karena merasa tersaingi atau takut tersaingi? Emang waktu pertama kamu kerja gimana sikapnya? Biasa aja atau langsung jahat begitu?
Kk, sebaiknya jangan membuang energi kk untuk orang-orang seperti ini. Di dunia ini, mau sebaik dan setulus apapun kita, haters akan selalu ada. Kk sudah berusaha tapi hasilnya dia tetap membenci kk bahkan pura-pura nggak kenal. Ya sudah, anggap saja dia tidak ada. Hapus dia dari daftar kenalan kk. Kk tidak rugi apapun jika kehilangan seseorang yang semudah itu membuat musuh. Sakit hati itu wajar, tapi jangan berlarut-larut. Di tempat kerja yang baru pun sudah ada setumpuk tantangan yg menanti. Jadi yang sudah lewat, biarkan saja. Semangat terus ya..
Iyav="reiha, post: 56295, member: 9391"]Kk, sebaiknya jangan membuang energi kk untuk orang-orang seperti ini. Di dunia ini, mau sebaik dan setulus apapun kita, haters akan selalu ada. Kk sudah berusaha tapi hasilnya dia tetap membenci kk bahkan pura-pura nggak kenal. Ya sudah, anggap saja dia tidak ada. Hapus dia dari daftar kenalan kk. Kk tidak rugi apapun jika kehilangan seseorang yang semudah itu membuat musuh. Sakit hati itu wajar, tapi jangan berlarut-larut. Di tempat kerja yang baru pun sudah ada setumpuk tantangan yg menanti. Jadi yang sudah lewat, biarkan saja. Semangat terus ya..[/QUOTE] Iya kak, makasih...
Well, di mana pun kita berada, saya rasa akan selalu ada orang seperti itu yang kita temukan. Apalagi jaman sekarang, di mana dunia udah jadi tempat yang 'heurin ku tangtung' (kalo kata orang Sunda mah, 'tempat yang sempit/penuh sama orang'), jadi gesekan atau senggolan itu sulit sekali untuk dihindarkan. Jadi sebetulnya, maaf sebelumnya ya, kalo kamu masih sering bawa perasaan seperti itu, ke mana pun kamu pergi, mungkin kamu akan selalu menemui kesulitan yang sama, lagi dan lagi. Yang harus diingat adalah, kita tidak bisa memaksakan kehendak agar orang mengikuti maunya kita. Tapi itu bukan berarti kita tidak bisa berusaha untuk tetap bertahan dalam situasi sesulit apa pun yang sedang kita hadapi. Jadi, dengan orang seperti itu, bersikap seperlunya aja lah, nothing more and nothing less. Bukan kita tidak mau berteman dengan dia, tapi jika 'berteman' dengan dia malah jadi beban untuk kita, ya... Buat apa? Kita juga sudah punya beban sendiri2, gak perlu lah ditambahi lagi sama kehadiran orang seperti itu. Kira2 begitu. Tapi, kalau kita sudah mengambil keputusan untuk bersikap seperlunya sama seseorang seperti itu, mohon jangan suka bawa2 perasaan lagi; kalo misalnya kita harus menanyakan sesuatu sama dia dan kemudian jawabannya ternyata tidak sesuai dengan keinginan kita, ya sudah, lupakan, jangan terlalu dipikirkan. Memang di dunia ini hanya dia seorang yang bisa kita tanyai? Kan nggak, toh? So, ini sebetulnya tentang bagaimana cara kita menyikapi situasi aja. O ya, satu lagi; orang seperti itu biasanya sangat sulit diajak bicara. Malah seringnya dia akan 'salah tangkap' inti pembicaraan kita (entah memang beneran 'salah tangkap' atau memang sengaja 'salah tangkap', if you know what I mean), dan akan selalu menjadikan 'kesalah tangkapannya' itu sebagai alasan untuk lebih memojokkan kita nantinya. So, menurut saya, menghindar akan lebih baik ketimbang kita memaksakan diri tanpa siap dengan resikonya. Hope this helps