Dalam menjalani kehidupan, manusia sering lalai dan berbuat kesalahan. Ia bukanlah makhluk Tuhan yg ma'shum (bebas dosa), ini sudah menjadi suratan takdir. Itulah sebabnya, Tuhan dengan penuh kasih sayang mengajak manusia untuk memohon ampun dan bertaubat... Walaupun Tuhan mengetahui semua perbuatan buruk makhluk-Nya, namun Ia membiarkan, tidak menghukum dan tidak menyebarluaskannya. Bahkan dosa dosa dan aib itu ditutup tutupi-Nya. Dan bila kita telah bertaubat, dosa dosa itu tidak sekedar dihapus-Nya, akan tetapi diubah-Nya menjadi kebaikan. "Kecuali siapa yg telah bertaubat, telah beriman serta telah mengamalkan amal saleh; maka mereka itu akan diganti dosa dosa mereka dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (25:70) Dalam Mukhtasar Ibn Katsir, diceritakan bahwa dalam suatu peperangan Rasulullah melihat seorang wanita tawanan berpisah dari anaknya. Si wanita berkeliling mencari anaknya dikerumunan para tawanan. Tiap kali mendapati anak kecil, ia dekap didadanya. Begitu seterusnya sampai ia menemukan anaknya sendiri. Ia lalu mendekap anaknya dan menyusuinya. Rasulullah berkata kepada para sahabatnya, "Menurut kalian mungkinkah wanita itu melemparkan anaknya ke dalam api?" "Tidak, ya Rasulullah" kata sahabat. "DEMI ALLAH, cinta Allah kepada hamba-Nya jauh lebih besar dibandingkan cinta wanita itu terhadap anaknya" kata Rasulullah. "Ia telah menetapkan atas diri-Nya untuk menebarkan kasih sayang (ke jagad raya)" (6:12) Sayyidunal Habib Abdulloh Alhaddad ra mengatakan, "Orang yg paling bodoh adalah dia yg mengetahui besarnya kasih sayang Allah, tapi justru bermaksiat kepada-Nya".
Justru dimata saya orang paling bodoh ialah orang yang membodoh bodohkan orang yang bodoh, orang bodoh wajib harus ada, karena orang pandai ada untuk mencintai untuk menyayangi mereka yang bodoh, kepandaian bukan ajang untuk unggul2an. Kepandaian sebaiknya digunakan untuk menempatkan keseimbangan. Jika orang benar2 tau kebesaran Allah maka orang tidak akan mungkin berbuat maksiat melainkan Allah sendiri yang berkehendak. Tau tak sebatas tau informasinya melalai kata atau copas2 dari para pendahulunya saja namun benar2 merasakan dan nyemplung berada pada Kesadaran kebesaranNya itu sendiri. Kebesaran Tuhan tidak hanya terletak pada guratan masalalu yang justru selama ini manusia pertengkarkan.