i want to tell you something about my feel :" Gue bingung bro sist mama papa panggil aja dia basreng. rasanya sih masih suka, masih kagum, masih mau sayang sama si basreng. Ya walaupun cuma sayang sebagai temen aja sih ngga lebih. Tapi fix ini gue udh keterlaluan atau gimana sampe bau badannya si basreng aja gue udah apal banget karena dia juga kalo di kelas duduknya ga jauh jauh banget dari gue. diskusi bareng udah, bercanda apalagi. Tapi bercandanya tuh beda. Ga kaya cowo pada umumnyalah.. tapi ketika harus tau kalo gue gabisa lagi seakrab itu nanti di lain waktu, gue mau coba lupain basreng. Sadis sih ketika yang biasanya gue lewat depan dia diisengin, diapain lah gitu bercanda, ngobrol or whatever. Sekarang gue mencoba cara move on huh:" Dia lewat depan gue gue kacangin. Bales chat dia ya gue bales singkat dan gajelas. Gue merasa bersalah juga udah giniin dia. tapi gue mau kalo gue ngga terbuai lagi sama masa lalu. Gue mau udahan, mau membiasakan lagi persahabatan yang pernah membuat gue merasa "terbang". jadi gue harus gimana?
Serba susah ya...? I know, been there myself, but in my case, I managed to move on... Kuncinya sih ya ini; stay true to your course, no matter what will happen. Adakalanya dalam hidup kita harus bisa bersikap fleksibel, tapi adakalanya juga harus bisa bersikap tegas-termasuk kepada diri sendiri. Manakala kita sudah membulatkan tekad untuk membuat sebuah keputusan yang kita anggap sulit, di sinilah biasanya keteguhan kita akan diuji. Kalau kita ingin 'lulus ujian' ini, maka resikonya adalah kita harus bisa bersikap tegas. Bukan hanya kamu, saya rasa hampir semua orang pada suatu titik akan merasakan hal yang sama dengan yang kamu rasakan terhadap si basreng ini. Termasuk saya juga pernah mengalami hal seperti ini. Kalau buat saya ya kuncinya itu tadi; to stay true to your course once you've made your decision, no matter what will happen. It'll never easy though, ever.... Tapi ya terpulang lagi kepada bagaimana cara kita menyikapinya. Kamu boleh saja menentukan batasan dalam pergaulan, tapi kalau memang sudah terlanjur dekat (seperti pada kasus basreng ini), ada baiknya batasannya jangan diterapkan terlampau drastis dulu. Pelan2 saja, misalnya, kalau disapa ya balik sapa sambil senyum, tapi ya udah begitu aja. Kalau diajak ngobrol, tanggapi sekali dua kali, kemudian berusaha menjauh. Kalau diisengin, sepanjang tidak keterlaluan, nikmati aja-sekali dua kali, kemudian berusaha menjauh. Kalau chat, bales aja biasa-sekali dua kali dengan nyambung, tapi kalau topiknya sudah terlalu menyinggung batasan yang kamu buat, shut it, apa pun yang dia katakan gak usah dibales. Ya... Sedikit diramu lah, untuk menjaga perasaan dia juga (mungkin), dan kamu tetap bisa mempertahankan batasan yang sudah kamu tetapkan. It'll take time, dan dalam prosesnya dia juga mungkin akan ngerasa sedikit aneh sama sikap kamu (kamu gak usah aneh dengan hal ini), dan mungkin dia akan terbiasa dengan batasan kamu. Atau, dia akan mengangkatnya menjadi topik bahasan. Ini justru kesempatan kamu untuk mengatakan secara langsung padanya mengenai niatan kamu (dengan cara ngobrol yang dibuat seenak mungkin, tentu)-tapi hanya lakukan ini kalau mood kamu sedang bagus. Kalau nggak, mending tahan dulu. Kira2 begitulah. Maaf nih ya, bukan mau ngajarin, hanya berbagi pengalaman semata. Sebab dulu ya saya caranya begitu-well, kurang lebih. Sebab kayaknya situasi kita rada2 terbalik nih, saya menghadapi perempuan dan kamu menghadapi laki2. Tapi laki2 biasanya lebih tougher, jadi kayaknya kamu nggak akan terlalu kesulitan menghadapi dia. Kecuali kalau dia sifatnya (maaf), manja, it'll make the situation harder for you. Dan karena dalam kasus kamu yang perempuan adalah kamu, maka saya rasa halangan terbesar justru akan datang dari dalam diri kamu sendiri, bukan dari basreng nya.... Well, sorry for the long rambling, Silakan, semoga bermanfaat, Andira
makasih ka sarannya. Bagus buat referensi juga hoho. Berarti gue yang salah ambil langkah.. Iya juga sih ka, basreng nanggapinnya jadi ga terlalu hiper kaya dulu lagi emang bener kalo gue sama basreng jadi kaya temen biasa. Tapi jadi ngga enak juga sama si basreng