Dear All, Saya mempunyai sahabat yang menceritakan permasalahannya kepada saya. Saya ingin berbagi agar sahabat saya tersebut mendapatkan pencerahan yang lebih baik. Begini ceritanya, sahabat saya ini bernama Mira. Mira baru 1 tahun menikah dengan Anto. Anto bekerja diluar kota dan meskipun Mira hanya seorang ibu rumah tangga namun dia ikut suaminya tinggal diluar kota tersebut dengan mengontrak sebuah rumah kecil. Anto mempunyai seorang ibu yang sudah menjanda sejak Anto masih kecil, sebelumnya ibu mertua mira tersebut telah bekerja diluar negeri dan menjadi single parent untuk Anto dan kedua kakaknya. Selama Anto dan istrinya diluar kota, ibu Anto tinggal bersama kakak perempuan anto yang menurut mira orangnya baik dan agamanya juga cukup baik ditambah lagi dengan pekerjaan suaminya sebagai karyawan BUMN dibilang berkecukupan meskipun anak mereka sangat banyak. Ibu mertua Mira sudah tua dan tidak bekerja lagi, umurnya sekitar 75 tahun lebih, namun sikap ibunya sudah agak berubah seperti anak kecil, seperti kebanyakan orang bilang jika orang tua sudah berumur sangat tua biasanya sifat mereka akan kembali seperti bayi (kekanak kanakan). Ibu mertua mira merasa anak perempuan tempat dia tinggal sekarang sebut saja namanya Hana sudah tidak nyaman lagi ditinggalnya karena ibu mertuanya merasa sangat capek harus mencuci pakaian. Selama ini memang Mira suka memperhatikan setiap dia berkunjung melihat ibu mertuanya, Hana jarang ada dirumah dan disibukkan dengan bisnisnya ataupun kumpul dengan teman-teman mesjidnya (karena hana dan suaminya termasuk orang yang pintar agama di lingkungan rumahnya), sampai anak-anaknya yang kecil (umur sekitar 3 tahun) ditinggal saja dirumah bermain dengan kakak-kakak mereka. Namun anak-anak Hana tidak rewel dan mereka juga tidak nakal-nakal bahkan terlihat sangat baik. Namun makanan dirumah Hana tidak kekurangan mesikpun Hana jarang sekali masak namun dia sering membeli makanan diluar (biasanya makanan instan seperti ayam goreng, sate dll). Terkadang mira berpikir, alangkah kasiannya anak-anak Hana jarang makan sayur dan hanya disuguhkan makanan yang dibeli dari luar seperti ayam goreng. Ibu mertua mira semakin tidak nyaman dengan tinggal dirumah hana, meskipun mira tahu kalau Hana tidak pernah menyuruh ibunya untuk mencuci pakaian namun dengan alasan tidak enak dan tidak suka melihat pakaian numpuk maka ibu mertua Hana sering melakukan pekerjaan mencuci pakaian tersebut. Ibu mertua mira sering mengeluh dan mendapatkan simpati yang amat besar dari para tetangga-tetangganya. Bahkan keluh kesah ibu mertua mira yang sering menjelek-jelekkan hana tidak hanya diceritakan ke tetangganya tapi juga ke mira. Ibu mertua mira merasa hana sangat tidak memperhatikannya dan sering bicara kasar menurut ceritanya. Tapi ibu mertua mira juga sangat tidak nyaman tinggal dengan kakak laki-laki anto yang memang kehidupannya sangat pas-pasan dibandingkan kehidupan Hana. Alasan ibu mertua mira, ditempat kakak laki-laki anto sebut saja Imam, tidak punya banyak makanan dan anak – anaknya bandel dan nakal-nakal. Selama ini yang sering mengirimi uang ke ibu mertua mira adalah suaminya mira, dan apapun kebutuhan ibu mertuanya selalu dituruti suami mira, terkadang hal ini membuat cemburu mira namun sering kali ditepisnya jika ia mengingat kembali bahwa itu ibu dari suaminya. Sampai suatu ketika, Mira dan anto membeli rumah di kota dan berencana akan pindah tapi dalam waktu yang masih lama. Ibu mertua mira mengabarkan kepada anto akan tinggal bersama anto dan jika tidak dipenuhi dia akan pergi. Hal ini membuat anto kelabakan, dan saat pulang menemui ibunya ternyata ibunya sudah tinggal dirumah kakak laki-lakinya Imam. Mira mendapatkan kabar dari ibu-ibu tetangga hana yang menceritakn tentang ketidak nyamanan ibu mertuanya tinggal bersama Hana dan cerita tentang simpati para tetangga yang begitu besar kepada ibu mertua mira terhadap perlakuan Hana yang mereka dapat dari cerita ibu mertua mira sendiri. Mira mendapat cerita dari kakak iparnya yaitu istrinya Imam kalau ibu menangis sesegukan saat datang kerumah mereka menceritakan tentang ketersingungannya terhadap sikap hana. Padahal kalau didengar ceritanya sangatlah sepele, dan menurut saya sepertinya Ibu mertua mira karena sudah tua jadi gampang tersinggung. Ceritanya Hana ingin merapikan dan membuang yang tidak berguna dari tumpukan document di lemari dan memang lemari tersebut berada di kamar lantai atas yang sangat berantakan bahkan bisa dikatakan seperti gudang yang diketahui kalau document dalam lemari tersebut adalah milik mertua mira, namun keburu ibunya tersinggung dan pergi ke rumah imam. Selain itu ibu mertua mira sering berkeluh kesah tentang hana misalnya saat ibunya mendekat ikut nimbrung saat hana sedang duduk dengan anak-anaknya, hana langsung pergi. Padahal menurut mira mungkin hana takut salah bicara dan membuat ibunya tersinggung sehingga dia mencoba menghidari perselisihan lagi. Seperti contoh lainnya, dirumah hana dan disuaminya melarang anak-anaknya nonton tv tapi suatu ketika ibu mertua mira pernah bercerita hana langsung mematikan tv saat ibu mertua mira nonton tv dan ini membuat ibu mertuannya juga gersinggung. Padahal kalau mira sering datang berkunjung, mira sangat memperhatikan bahwa didikan hana dan suaminya terhadap anak-anak mereka sangat agamais dan benar-benar melarang anaknya menonton tv demi pendidikan sekolah mereka. Dan ini terlihat anak-anaknya memang sangat mengerti agama dan sopan dalam berbicara. Anto suami mira sangatlah kelabakan dan mencoba buru-buru untuk mempersiapakan rumah mereka agar segera bisa ditempati, seperti ranjang yang harus dibeli karena ibunya tidak bisa tidur kalau tidak ada ranjang dll. Ditambah lagi anto pernah mendapatkan sms dari saudara bapaknya kalau ibu nya pernah sms ingin tinggal bersama saudara bapaknya tersebut sampai meninggal dunia. Astaga, ini tentu saja membuat saudara bapaknya bertanya-tanya ada permasalahan apa sehingga ibunya seperti itu. Sebelumnya bu, ibu mertua mira pernah main ke rumah saudara bapaknya tersebut sendiri naik bus antar kota karena keinginannya sendiri dan jika dilarang pasti akan marah. Teman, yang sekarang ingin sahabat saya minta saranya, bagaimana cara mira dapat menjaga sikap agar ibu mertuanya tidak tersinggung saat mereka tinggal bersama, karena terkadang ibu mertuanya banyak permintaan yang harus dituruti dan ini juga kadang membuat hati mira cemburu bila suaminya harus mengiyakan dan menuruti kemauan ibunya atau kalau tidak dituruti ibu mertuanya akan ngambek. Selain itu ibu mertua mira sedikit boros, terkadang belum habis uang bulanan yang sering diberi anto, sudah minta dikirimi lagi meskipun jumlahnya memang tidak banyak. Mohon sarannya ya Teman…Terimakasih sebelumnya.
Tinggal dengan mertua, sepertinya jadi mimpi buruk bagi setiap menantu. Terutama wanita. Sejauh yang saya pahami dari cerita di atas, sepertinya mertua Mira ini memang typical mertua yang terlalu sensitif, sentimentil, dan, yah, menyebalkan. Saya yakin Hana pasti sudah melakukan yang terbaik untuk ibunya, dan bisa saja cerita yang kalian ketahui dari mulut ke mulut itu didramatisasi. Seperti tidak tahu ibu-ibu gosip saja. Tapi seharusnya hal itu bisa dikompromikan mengingat usia dari sang ibu mertua sudah sangat senja. Hal positif yang bisa didapatkan adalah, beliau termasuk pekerja keras. Tidak mudah menjadi single parent yang menghidupi anak-anaknya dari kecil sampai berkeluarga seperti sekarang. Keteguhan yang patut diacungi jempol dan bisa menjadi alasan kenapa kita harus selalu menghormati beliau. Saran dari saya, sebelum benar-benar tinggal bersama, alangkah lebih baik jika Mira mau menyingkirkan pemikiran-pemikiran negatif terhadap ibu mertua yang sudah menghantuinya sejak awal. Karena pemikiran negatif akan menjadi sugesti bagi dirinya sendiri untuk melakukan hal-hal yang berlebihan, yang justru akan membuat batinnya tertekan dan stress berlebihan. Jika Mira sudah menanamkan pemikiran positif bahwa ibu mertuanya tidak seburuk yang dia pikirkan, itulah yang menjadi langkah awal Mira untuk bisa menjaga sikap agar tidak sampai menyinggung perasaan beliau. Memang, tindakan yang menurut kita baik tidak selalu dipandang baik. Tapi setidaknya Mira bisa mengusahakan hal tersebut dan melakukan yang terbaik untuk menyenangkan beliau. Untuk meminimalkan rasa cemburu, anggaplah beliau sebagai ibu kandung dari Mira sendiri, yang akan selalu menyayanyi Mira dan keluarga meskipun terkadang menyusahkan. Walau bagaimanapun beliau adalah ibu dari suaminya, yang sudah melahirkan dan membesarkannya sekuat tenaga, dan merestui pernikahan mereka berdua. Ingat, tanpa doa restu orang tua, mungkin rumah tangga mereka tidak akan berjalan seperti sekarang. Dan yang terakhir, masalah keuangan, saya sarankan untuk make deal with her. Sampaikan kepada beliau bahwa ada batasan-batasan waktu tertentu untuk uang bulanan, dan berikan alasan yang jelas kenapa beliau harus menghemat uang-uang tersebut. Tidak perlu takut beliau akan marah karenanya, selama bisa disampaikan dengan baik, saya yakin beliau pasti akan mengerti. Karena ini bukan masalah apa yang kamu sampaikan, tapi bagaimana cara kamu menyampaikannya. Semoga bisa membantu.
Aduh pusing emg ngadepin yg namanx mertua,, kbanyakan dr mrka sll menganggap menantu2nx gk ada yg beres. Udah biasa kyak gt,, ya mending km kasih ksempatan ikut mira n suami. Wlpun akhirnx gk cocok jg,, se gk2nx mira n suami sdah menunjukkan itikad baik mengurus orang tua. Harus ekstra sabar emg.... Toh nanti klo kita tua,, mgkin kita kyak mertua kita skrang yg sll aneh2 n sensitif trhdap smua hal.