Perkenalkan saya anak ke-2 dari 4 bersaudara. Ayah saya mempunyai 2 orang istri. Ibu saya adalah istri pertama dengan 3 orang anak dan dari istri kedua memiliki 1 anak. Saya tumbuh tanpa peran seorang ayah, karena sejak kecil ayah memang bekerja di luar kota. Hingga pada akhirnya, 1,5 tahun terakhir saya tinggal dengan ibu tiri dan adik tiri saya. Ayah juga tinggal di rumah yang sama, secara rutin pulang ke ibu kandung juga. Namun saya merasa tidak diperlakukan sama oleh ayah dan ibu tiri saya. Mereka bertiga (ayah, ibu tiri, dan adik tiri) sering pergi bersama, entah shopping, makan di restoran, tanpa sepengetahuan saya. Padahal saya saat ini sedang bekerja di perusahaan ayah, bahkan dengan gaji yang sangat minim dibandingkan karyawan ayah lainnya. Semata-mata saya hanya ingin membalas budi ayah yang telah mengkuliahkan saya di salah satu univ negeri di bogor. Saya rela untuk bekerja 14 jam sehari, bahkan digaji kurang dari 1 juta per bulannya. Karena saya sayang pada ayah saya, saya tidak ingin membuatnya sedih dengan mengajukan permintaan yang macam-macam. Saya tumbuh sebagai anak yang pendiam, berharap mereka iba dan welas kasih terhadap saya. Akan tetapi, saya merasa lama kelamaan kondisi ini tidak adil bagi saya. Dimana saya yang mengambil posisi terdepan dalam mengurus perusahaan, namun bukan saya maupun ibu kandung saya yang menikmati hasilnya. Apa yang harus saya lakukan untuk menghadapi masalah ini? Trims.
Hmm, menurut ane sih yang harus mbak lakuin ya berdoa aja. Berdoa berharap semuanya bakal baik" aja. Hmm, ayah mbak lebih care sama istri kedua ya menurut ane sih wajar aja asal dia juga tetep menafkahi istri pertama Dan anak" nya. Ya ayah mbak ini sayang sama ibu mbak sama anak" nya juga. Buktinya dia tetep memperthankan hubungan nya sama ibu mbak. Jadi, kalo emang baru sih wajar. Lama kelamaan juga ayah mbak sadar kok atas usaha yang udah mbak lakuin buat perusahaan nya. Semua nya sih bakal indah pada waktunya. Ya mbak tetep berikan yang terbaik. Jangan sedih tentang masalah kayak gini. Tetep semangat yaaa mbaaak.
Menurut saya cobalah ajak ayah km bicara empat mata dengan ayah km ,, diluar lingkup lingkungan kerja ,,, cari waktu2 santai yg tepat saat km bersama ayahmu ungkapkan apa yg ingin km ungkapkan selama ini kepada ayahmu aq percaya tidak ada ayah yg tidak sayang anknya sendiri jika kamu meminta sesuatu dg baik2 , insyaallah ayahmu akan melakukan apapun yg km inginkan
@Jiprat W iyaa sih saya juga merasa wajar aja kok ayah saya memilih bersikap begitu. Saya juga sudah dewasa, sebenarnya saya juga sudah mengerti apa yang harus saya lakukan. Cuman kalau diinga-ingat, suka bikin sedih. kenapa harus seperti ini. Saya lebih memilih keluarga kecil seperti dulu. Yah namanya takdir yah.
@Zania memang hubungan saya dan ayah agak renggang. Udah nggak seperti dulu lagi. Bahkan untuk bercanda pun saya nggak bisa. Saya juga merasa susah untuk memulai, mencoba akrab, tapi saya tidak bisa. Kalau saya mengingat betapa sedihnya ibu saya dulu saat disakiti ayah saya, saya selalu merasa bahwa ayah saya jahat. Mungkin karena hubungan yang dingin dengan saya ini membuat ayah saya lebih akrab dengan adik tiri saya dibandingkan dengan saya.
Hmmm, ya namanya takdir mbak. Ada yang enak Dan ga enak. Gimana kita nya aja yang harus pintar pintar bersyukur. Ya pokoknya mah ttep semangat mbaak. Hehhe
mungkin menurutmu emang untuk memulai langsung mencoba akrab ,, aq gk nyaranin km angsung akrab tp coba ngobrol serius empat mata sm ayah km di waktu santaii ,,, karena keakrapan bukanlah suatu manuver terpenting untuk bicara dr hati ke hati ,,,, apalagi antara ayah dan anaknya ,,,, teruslah mncoba ,, aq yakin kamu pasti bisaa