2 tahun sudah aku berpacaran dengan laki - laki yang pada awalnya tak pernah terpikir akan bersama ku selama 2 tahun ini. Dia adalah teman satu instansi kakak sepupuku. Awal kami bertemu ketika kakak sepupuku mengenalkannya padaku, dia lah yang terlebih dulu menghubungiku lewat bbm kala itu. Awalnya aku hanya menanggapinya seperlunya saja, dia melakukan pendekatan dengan sangat intens, dia sering meneleponku bahkan kami sering menghabiskan waktu berjam - jam untuk bertelepon. 2 tahun sudah aku berpacaran dengan laki - laki yang pada awalnya tak pernah terpikir akan bersama ku selama 2 tahun ini. Dia adalah teman satu instansi kakak sepupuku. Awal kami bertemu ketika kakak sepupuku mengenalkannya padaku, dia lah yang terlebih dulu menghubungiku lewat bbm kala itu. Awalnya aku hanya menanggapinya seperlunya saja, dia melakukan pendekatan dengan sangat intens, dia sering meneleponku bahkan kami sering menghabiskan waktu berjam - jam untuk bertelepon. Dia sangat sering menghubungiku, pernah hampir setiap hari dia meneleponku sampai 5 jam lamanya, tak perduli aku lelah, ngantuk dsb. Banyak sekali hal yang dia bicarakan, mulai dari prinsip hidup, pengalaman, agama, nasehat yangs emuanya membuatku tercengang menganggap pengetahuannya begitu luas, aku dan dia terpaut 7 tahun , dan sebenarnya dia adalah pria yang akau dambakan, intonasi bicaranya begitu tenang, dewasa, berwawasan luas. Hampir 1 bulan kami pendekatan dan hanya lewat sms, bbm, dan telpon. dia belum ingin bertemu, sampai suatu hari dia menawarkan untu pertemuan pertama kami di sebuah mall. Begitu sampai di mall, aku mencarinya ke ke beberapa tempat di mall sesuai tempat janjian kami, dari awal melihatnya aku bisa langsung mngenalinya, tidak ada yang spesial dari apa yang kulihat saat itu, dia lebih tampan saat di foto dibandingkan aslinya, yah walaupun aslinya juga tidak bisa dikatakan jelek. , perkenalan begitu singkat, kami hanya saling sapa dan kemudian makan bersama, kemudian hubungan itu berlanjut hingga beberapa minggu, sampai tiba saatnya dia mengatakan bahwa aku adalah kekasihnya, tapi jujur rasanya aneh, dia belum pernah menanyakan padaku sebelumnya apakah aku mau jadi kekasihnya atu tidak, tapi dia sendiri lah yang memustukan. yahh kupikir itu tidak penting, dan sekarang yang paling penting adalah aku telah menjadi kekasihnya, dan begitupun dengan dia. Awal hubungankami tidak ada yang spesial, dia perfeksionis, suka membanggakan diri, dan memiliki tingkat percaya diri yang tinggi. awalnya aku tidak terlalu perduli dan menyadari itu adalah suatu hal yang mengganggu. kemudian dia mulai sering menunjukan emosinya yang kerap naik turun. Bahkan terkadang tanpa sebab yang jelas dia membentakku, dan memarahiku. akunakui aku oernah berbohong padanya mengenai suatu hal tapi menurutku ini bukanlah kebohongan yang besar, aku hanya berbohong ketika dia menanyakan apakah aku men cat rambutku dan ku jawab tidak, karena memang rambutku tidak d cat tapi d heyna. dia menganggap aku berbohong, lalu hal lain yang membuatnya sebal adalah ketika aku tidak datang tepat waktu menemuinya, dia tidak pernah mau menerima dan perduli apa alasanku. dan sebenarnya selama kami menjalin hubungan pacaran dia belum pernah datang ke rumahku dengan berbagai alasan. aku lah yang selalu mendatanginya di kosan nya. setiap pagi aku harus mengantarkan sarapan untuknya dikosan nya, sudah 2 tahun ini menjadi rutinitasku tiap pagi, bahkan aku sering terlambat kuliah akrna hal ini. jika aku tidak datang dia akan marah dan memaki ku kasar, tak perduli apakah aku sedang sakit atau urusan lainnya. rutinitasku pagi adalah mengantarkan sarapan untuknya, membereskan kosnya dengan barang2 yang berantakan, kemudian mencuci beberapa piring / gelas kotor, membuatkannya jus dan kemudian menunggunya selesai siap2 berangkat kerja, bahkan aku juga sering menyetrika bajunya terlebih dahulu, setelah semua selesai baru aku bisa kuliah, itu kenapa aku sering terlambat. aku melakukannya dengan ikals karena aku perduli padanya, bahkan aku pun merasa seperti kacung arau pembantu yang selalu dia suruh2 , ketika dia lapar aku harus keluar membelikan nya makan, dia menyuruhku belanja di supermarket, menyuruhku macam - macam. jika ada hal yang aku lupakan atau salah dia pasti memaki ku kasar. Aku tidak pernah membalas makiannya sama sekali, bahkan aku tidak pernah marah setelah dia memaki. Aku merasa sangat sabar mengahdapinya , berharap dia bisa sadar suatu saat nanti. Namun semakin kesini dia semakin kasar padaku, dia memaki ku , merendahkan ku hanya karna hal sepele kesalahan yang aku lakukan yang bisa dperbaiki. 2 tahun aku dperlakukan speerti itu terus, bahkan dia sering memuji mantannya di depanku, memuji perempuan lain di depanku, dia menganggap ku rendah, dll. tapi aku terus sabar, tidak sedikitpun aku marah padanya. aku memang bodoh.
Hallo tias,, Salken yaa,, Menurut dari cerita'mu itu aq sebagai laki2 bahwa kekasih km itu ego sangat tinggi & dia gak akan bisa merubah sikap serta tingkah lakunyaitudikarenakansemuaitusudahmendarah daging untung aja km blom di peristrikan klo seandainya km jd istri nya mngkin setiap hari bogem mentah yg km dapatkan Alangkah bagusnya km tinggalin dia secara perlahan2 daripada suatuhari terjadi kejadian yg gak di inginkan krn emosinya itu
Jangan berlarut. Segera tuntaskan dan dapatkan yang baik. Dia tidak baik. Lelaki yang baik tidak akan merendahkanmu. Selalu sehat dan semangat yah