Halo nama saya Farah. Saya baru bergabung di sini, jadi mohon maaf kalau saya ada melakukan kesalahan di forum ini. Begini, sy seorang ibu sekaligus kakak dari dua adik. Kedua orang tua saya telah tiada beberapa tahun silam, jd saya diberikan amanah untuk menjaga, merawat, serta mendidik kedua adik saya dan saya dgn senang hati akan melakukannya. Saya bersyukur karena telah diberikan rejeki oleh Allah yg melimpah, sehingga saya dan adik adik saya dapat mengenyam pendidikan tinggi. Namun, akhir-akhir ini ada suatu hal yang saya risaukan. Adik saya yang bungsu, berkata kpd saya kalau dia ingin mengenalkan seorang wanita kepada saya. Adik saya berkata kalau dia sudah sangat serius dgn wanita pilihannya, jd ia ingin sy bertemu dgn wanita itu serta dgn kedua orang tuanya. Saya sangat gembira menyambut berita itu, tapi ada satu hal yg mmbuat sy khawatir. Adik sy bercerita klau dia sudah kenal dgn wanita ini slm kurleb 13 bulan. Umurnya baru 21 tahun, sdg adik saya 24 tahun. Adik sy bertemu dgn cewek itu di rumah temannya, yg dimana cwk itu bekerja sbg pengasuh bayi dr kakak temannya. Tentu sbg kakak, sy ingin adik sy bisa menikah dgn wanita baik-baik, yg benar2 bisa diandalkan, wanita yg kuat untuk dijadikan pijakan&sandaran serta wanita yg tangguh utk dijadikan tmpat berpulang. Wanita pilihan adik sy memang cantik, berkulit putih dan berambut panjang. Tapi sy tdk yakin apakah wanita itu cukup baik tdk utk adik sy. Sy tdk yakin seratus persen apakah sy mempermasalahkan pacar adik sy yg hanya sbatas baby sitter. Sy berpikir sangat panjang. Mungkin kalau jd teman dekat saja saya tdk ada masalah, tapi ini adalah untuk dijadikan teman hidup jd sy benar2 harus ekstra berpikir tindakan apa yg baiknya saya ambil. Jadilah sy di sini, meminta pendapat kepada teman2 sekalian. Terima kasih. Salam. Farah.
Mungkin bisa ditanyakan alasan adiknya suka itu karena apa. Apakah hanya karena fisik atau memang ada keistimewaan lain.
Oh jelas saya sudah tanya, ya namanya anak lagi jatuh cinta jd dia bilang dia suka karena ceweknya baik, pengertian, tdk banyak nuntut, dan masakannya enak. Pokoknya adik sy memang lebh banyak menceritakan yg manis2 ttg pacarnya. Tapi tetap aja sy galau, bingung cara menanggapinya hehe
Hai kk.. Adik kk sudah berumur 24 tahun, semestinya dia sudah cukup dewasa untuk menyadari pro kontra punya calon istri yang secara status sosial lebih rendah dari dirinya. Hormati pilihannya karena amanah orangtua pada kk adalah menjaga, merawat, dan mendidik adik, bukan mendikte jalan hidupnya. Beri kesempatan untuk mengenal si calon lebih baik lagi, siapa tahu kecemasan kk berkurang setelah mengenal dia. Kebahagiaan itu tidak ditentukan oleh status --- setidaknya di keluarga saya, adik-kakak ortu saya punya pasangan yang berasal dari berbagai kalangan, dan yang bercerai justru yang pasangannya adalah dokter spesialis. Tapi kalau kk mencurigai sesuatu yang tidak beres dengan si calon (misalnya si calon menunjukkan gejala mata duitan, cabe-cabean, atau main pelet), ada baiknya kk bicarakan soal itu dengan adik. Mau bertengkar juga lakukan saja. Tapi kk juga harus siap untuk mengaku salah/meminta maaf jika kecurigaan kk tidak terbukti. Kalau kk benar-benar menyayangi adik tanpa sedikitpun melibatkan kepentingan kk sendiri, percayalah pada insting kk sendiri. Memang betul kalau orang sedang kesengsem, dia hanya akan melihat hal yang baik-baik saja. Jadi ada baiknya kk balik pertanyaannya, apa kekurangan dari si calon. Kalau adik kk tidak bisa menjawabnya, itu artinya dia belum siap menikah. Kenapa? Karena pernikahan itu harus siap mengantisipasi kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi kalau kekurangannya saja tidak tahu, bagaimana bisa siap? Kalau dulu sih papa saya 'menguji' kesungguhan calon mantunya dengan cara memberikan tanggung jawab. Pasangan saya diuji dengan diberi modal, pasangan kk laki-laki saya diuji dengan diberi apartemen. Mungkin metode semacam itu bisa kk coba? Pernah suatu kali papa saya dikritik oleh saudaranya karena dianggap buang-buang uang untuk seseorang yang belum pasti bakal jadi dengan anaknya. Tapi papa saya dengan polosnya menjawab kurang lebih seperti ini "kebahagiaan anak-anak saya harganya lebih mahal dari itu, jadi biar saja mereka nilai sendiri dengan orang seperti apa mereka bakal menghabiskan sisa hidupnya setelah keluar dari rumah saya". Konyol ya? Tapi ya menurut saya begitulah orangtua. Semoga sukses ya kk, dan semoga menemukan jalan terbaik. Mohon maaf kalau pendapat saya kurang tepat.
Orang yang idealistis dan berbudi tinggi, pilihan tujuannya dan perhatiannya ditentukan lebih banyak oleh nilai-nilai moralnya dari pada oleh nilai-nilai realistis. Ia lebih banyak memperhatikan perbedaan antara yang baik dan buruk dari pada membedakan antara yang benar dengan yang palsu. Untuk orang sedemikian, kebajikan lebih penting dari pada kebenaran. Sedangkan orang yang realistis berpijak pada pikiran-pikiran logis, akan tetapi apa yang dianggap logis belum tentu terbukti secara empiris, dan apa yang bekerja secara empiris tidak selalu logis. Hemat saya, jika kekhawatiran tersebut disebabkan oleh pemeliharaan status sosial maka tidak perlu khawatir karena adik kamu laki-laki. Seorang Pangeran tidak turun tahta dengan menikahi Cinderella, justru perasaan empati seorang Cinderella yang berasal dari rakyat jelata sangat membantu Pangeran dalam berbuat adil terhadap negerinya. Duduk bersama dalam satu meja sambil makan bersama mungkin dapat membantu dalam mengidentifikasi dirinya Cinderella atau Medusa.
Apa karena ai cewek kurang berpendidikan? Atau karena ada tingkahnya yg kamu ga suka? Dan kalau menurut saya kamu kasih tau adik kamu buat jgn buru2. Mereka baru kenal kamu juga masih ragu... Tapi kalau si cewek seiman, baik, ga macem2, ga matre. Saya rasa pendidikan bukan masalah. Atau jika memang masalah kamu bisa suruh dia melanjutkan pendidikan nya
Karena ada loh orang yg pendidikan nya tinggi keluarganya banyak uang, tanah, mobil, dll. Tapi sikap dan sifat nya "ga berpendidikan", suka merendahkan, menghina, dan sifat buruk lainnya... Seperti pacar adik saya