Halo.. Saya tahu hidup masing2 orang itu berat.. saya punya beberapa masalah mengenai kepribadian saya, mungkin ini menjadi salh satu faktor saya tidak punya bnyak teman , saya juga tidak pernah punya pacar. Bukan, saya bukan tipe orang yang suka mencampuri urusan orang, ataupun membuat onar. Pribadi saya cenderung kurang peduli, tidak respect terhadap masalah orang lain, karna saya pikir saya sendiri lebih dari cukup pusing dengan masalah saya, jadi bagaimana saya bisa meluangkan waktu untuk peduli pada masalah orang lain. Hal ini membuat saya di cap sebagai orang yang apatis dan egois. Saya tertekan akan hal itu, rasanya saya butuh sekali orang yang mampu saya membenahi diri, bersedia membantu dan membimbing saya. Saya gak mampu melakukan perubahan itu sendiri, apa yang harus saya lalukan?
agak sulit si soalnya tidak hanya apa yang ada pada dirimu saja yang musti dikenali, tapi lingkunganmu seperti apa, orang2 terdekatmu bagaimna perlu dikenali juga... belum lagi keseharianmu, kecenderunganmu, banyak hal yang musti dipertimbangkan untuk bisa tau langkah awal apa yang musti kamu lakukan dan seterusnya....
Sebanarnya anda udah tau permasalah anda dari kalimat anda sendiri. Anda membutuhkan orang yg mampu membimbing, membantu membenahi diri anda. "Teman atau seseorang untuk berbagi permasalahan dan kesedihan." Pasti perasaan anda hampa. Saya juga seperti itu. Jadi kalau anda mau diskusi dan mencari teman saya mau mendengarkan dan berusaha memberi solusi.
Hmm iya sebenernya hal ini mulai terjadi dari awal masuk kuliah. Lingkungan kuliah saya masih kental sekali senioritasnya, sementara saya tidak suka orang yang saya nilai gak punya cukup andil dalam hidup saya untuk mengatur2 saya. Nah dari sifat saya itu ada banyak masalah yang menimpa teman2 satu angkatan saya. Saya mikirnya itu masalah mereka karna mereka yang pilih sendiri tapi kenapa harus menyalahkan saya dan berbalik menilai saya orang yang tidak peduli dan egois.
Iya rasanya hampa.. seperti gak punya teman berbagi, mau curhat sama orang tua pun ragu.. yang ada saya malah nambah2in beban pikiran mereka
Saya juga begitu. Tidak ada teman dekat. Tapi saya masih beruntung menurut saya ada ibu yg terbuka dan saudara yg tidak terpaun jauh umurnya dengan saya. Jadi saya terkadang ke bagi cerita dengan ibu dan saudara. Apalagi orang tua terbuka akan masalah yg mereka hadapi sehingga secara tidak langsung membuat kami lebih dewasa dan tidak banyak menuntut. Dalam artian mereka tidak menyalahkan kami dalan masalah hanya agar kami tau dan berpikir.
Gausah peduli sama omongan orang yg tdk berhub lsg dg hidupmu. Kecuali misalnya omongan bosmu ttg prestasi kerja, itu yg hrs diperhatikan.
sudah tau apa kekurangan dirimu. seharusnya kamu bisa berpikir bagaimana caranya berubah. hidup itu memang berdampingan dan tidak bisa sendiri saja, tapi akana da saatnya kamu harus melakukan itu sendiri. teman tidak akan mulai mendekatimu jika kamu menutup diri. tidak peduli dengan urusan orang lain bukan berarti egois. semua orang yang punya masalah hanya butuh respect dari lingkungan nya. sama seperti saya, saya terlalu malas mendengarkan masalah orang lain, apalagi keluhan orang lain yang tidak mreka syukuri. tetapi karna dia teman saya jadi ya saya dengarkan saja cerita mereka, tidak banyak menjawab. dengan mendengarkan mereka juga uda seneng. saran saya si, coba dari diri kamu sendiri dulu untuk berbaur dengan teman sekelas dan dari situ kamu dapat memilah mana teman yang baik dan dapat di percaya dan mana yang tidak. bagus jika kamu menemukan teman yang membuat kamu nyaman dan juga kamu percaya sehingga kamu bisa menceritakan setiap masalahmu ke dia.
Semasa kuliah dlu saya juga tidak pernah peduli sm lingkungan sekitar maksudnya ya saya tidak peduli senioritas ... saya hanya memikirkan diri saya dan tujuan saya sendiri ... karna prinsip saya setiap org punya hak dan kewajiban untuk menikmati hidup ... dulu saya hanya punya satu atau dua org teman ... yg lain saya tidak dekat sama sekali ... awal awal semester 1 terasa sulit karna fokus saya terbagi disamping harus belajar dan berusaha agar nilai saya bagus tidak sia sia masuk kuliah tapi saya jg bersama seangkatan harus "melayani" tingkah senioritas itu ... setiap saya kabur saya menjadi org yg disalahkan ... karna yg di hukum 1 angkatan.. saya masih tidak peduli ... lalu saya kembali kabur kaburan setiap ada perkumpulan senioritas bersama teman seangkatan di kampus.. setiap saya kabur maka teman saya di hukum semua ... akhirnya teman seangkatan semua sinis terhadap saya ... ada juga beberapa teman mengikuti langkah saya .. kami di cap genk "tidak peduli angkatan " ... tapi sikap saya berubah ketika senior mengancam teman teman seangkatan saya semua ... waktu itu ada acara yg mengharuskan kami berjumlah 90 org .. kalo kurang orgnya maka dapat hukuman ... hukuman berat pasti ... mereka teman temen seangkatan sudah malas mengajak saya dan genk ... sepertinya kami sudah tidak dianggap seangkatan lagi oleh mereka ... saat itu saya sedang mengerjakan tugas kelompok dan saya menginap bersama sama genk saya di salah satu rumah kami... kami sempat bercengkrama mengenai "acara besar" esok hari ... saat itu yg terdata ikut acara 84 orang kurang 6 orang... 6 org itulah kami anak anak tidak peduli itu ...saya dan teman teman se genk tidak peduli ini sempat membayangkan hal hal buruk tentang nasib angkatan kami ... andai jumlah peserta acara kurang dari yg di minta senior.. kami merenung ... disini saya tergerak untuk membuka suara bahwa saya akan ikut acara Bsok ... awalnya temen temen se genk ini merasa sangat malas ... tapi saya mencoba meyakinkan dengan berkata "kali ini mungkin sikap kita akan benar benar menentukan "nasib" seangkatan ... kita memang malas berurusan dgn senior dan tidak peduli apapun ... tapi nama angkatan kita akan jelek nanti bila kita terpecah seperti ini ...terlebih kita 6 prg akan jelek sekali nama kita .. belum lagi suara sumbang pasti nanti berdampak pada kehidupan kita di kampus ... kita tidak akan bs fokus belajar ... jadi mari kita tuntaskan pekerjaan ini ,, semua hal menyebalkan ini ,, mari kita bantu angkatan ,,, dan kita selesai kan semuanya ... kita harus hidup normal di kampus ... bebas merdeka ... cuman besok itu kesempatan mess bukan cuman buat kita merdeka , tapi buat seangkatan yg mungkin jg punya perasaan sama kayak kita , tapi mereka lebih bisa menyembunyikan dan pura pura eksis demi senior padahal bisa aja mereka semua jengah dan muak... " akhirnya dari perkataan saya tsb kurang lebih nya seperti itu , anak genk saya seperti ter buka hati nya dan berkata " oke kalo gtu kita harus ikut semua jgn ada yg Ngk ikut , setia kawan bro " .... setia kawan ???? Rasanya baru kali ini saya mendengar kata kata itu keluar dri mulut anak anak minoritas seperti kami yg masa bodoh tadinya ... besoknya , seangkatan kaget ketika kami pertama kalinya sejak 3 bulan menampakkan batang hidung kami ber 6 di forum tsb... disaksikan senior senior ... ketika kami baru datang kami tau mereka seangkatan habis habisan di omeli senior ... maka ketika kami ber 6 datang mereka seperti speeech less tidak menyangka ... bahkan ada yg menangis.. ada yg tersenyum bahagia dan beberapa memeluk kami sambil Terisak tangis .. entahlah ...yg jelas kami merasa bukan pahlawan ....kamu hanya peduli .. ya .. semenjak saat itu ... saya mengenal arti kepedulian ... mohon maaf kalo kepanjangan ceritanya ... karna saya merasa cerita ts sedikitnya mirip dengan yg saya alami untuk itu saya hanya berbagi momen hehe salam bahagia ...
Hallo kk... dugaan saya, mungkin kk memiliki schizoid personality disorder. Silahkan baca2 artikel tentang schizoid, dan kalau memang gejala2 yang kk rasakan sesuai, kk bisa konsultasi ke psikiater. Banyak orang yang enggan mengobati schizoid karena merasa sehari-hari bisa berfungsi normal, tapi ada kalanya satu disorder bisa memicu disorder lain. Jadi kalau memang merasa terganggu dengan masalah ini, sebaiknya kk cari solusinya supaya hidup kk lebih menyenangkan dan berisi. Jangan terlalu cemas dengan obat-obatan karena menurut pengalaman saya, jika menangani schizoid saja bisa dengan terapi. Semoga membantu.
Saya bukan tidak berbaur, saya berbaur dengan satu angkatan, bahkan dengan senior juga meski tdk banyak, cuma saya tidak suka berdiri dg pihak manapun, saya tidak suka Terimakasihh atas sarannya, saya sudah cek dan sepertinya kondisi saya tidak seburuk itu
Saya juga pernah mengalami.. tapi diatara beberapa teman saya.. saya hampir selalu hadir meskipun pulang duluan nantinya..
Btw diagnosamu serem2 ya ha. Sebenernya sih mbak @Kucing Kecil Saat mbak bilang saya cenderung kuang peduli, dll. Mbak sebetulnya peduli. Hanya saja mbak membuat semacam pertahanan diri dari masalah2 orang lain. Bukan karena ga peduli, tapi ga sanggup. Karena sepertinya melibatkan perasaan yg terlalu dalam dan mengganggu buat mbak. Jadi mbak memilih untuk bersikap acuh. Orang yg benar2 acuh sebenernya ga akan sadar dirinya acuh. Justru yg empatinya besar lah yg selalu merasa dirinya cuek karena menghindari empati dari dalam dirinya sendiri. Begitu mbak.
Hehehe... Bukan diagnosa kk, saya ga punya kemampuan buat itu, hanya sekedar pendapat. Mohon maaf kalau pendapat saya kesannya menuduh atau berlebihan. Saya sendiri adalah penderita Schizoid dengan beberapa kecenderungan lain. Selama 30 tahun lebih saya merasa "ada yang aneh dengan diri saya tapi rasanya tidak seburuk itu", hingga suatu ketika saya mencoba untuk berkonsultasi ke psikiater. Setelah berobat dan terapi, well hidup saya terasa jauh lebih enteng. Tanpa berobat pun saya yakin bisa survive, tapi mungkin saya tidak akan hidup senikmat sekarang. Point saya adalah ketika kita merasa ada yang tidak beres dengan diri kita sendiri, coba semua kemungkinan untuk membereskannya. Jika kita ingin perjalanan hidup kita berkualitas dan menyenangkan, jangan biarkan ada batu terselip di dalam sepatu. Sekali lagi bukannya saya menyatakan bahwa psikiatri adalah satu-satunya solusi, itu hanya satu dari sekian opsi untuk mencari tahu apa akar dari permasalahan kita. Have a good day, guys.
Eh aku becanda loh ya, jangan masukin ke ati. Soalnya dirimu pernah ngediagnosa saya dengan hal serupa. Wkwkwk
hehhee... ngga dimasukin ke hati kok, kan kita sama-sama lagi share. Kalau kk saya kira bukan Schizoid tapi schizotypal, kan? Kebetulan waktu saya lagi ngantri di psikitater ada pasien yang punya schizotypal, saking seringnya ketemu dia, kita jadi sering ngobrol. Dia cerita kalau dia dulu merasa terganggu sama bisikan-bisikan yang dia dengar. Karena itu waktu kk share di threas kk, saya jadi teringat sama dia. Tapi ya syukur2 kalau bukan sih...
Yah, saya juga kenal sama orang yang ngalamin itu juga. Cuman "bisikan" yang dia alami berasal dari luar dan banyak. Jadi kayak halusinasi suara. Katanya sih dia schizofren malah, dan kata dia itu kayak suara pikiran orang lain. Doi juga jadi begitu katanya karena drugs sgala macem, kayanya kena ke salah satu membran otak ato gimana. Jadi begitu. Heheheh