kau begitu mempesona kecantikan mu bukan segalanya tatapan mata mu yang merubah segalanya begitu pun tatapanku yang membuat mu harus menanggung malu, merasa semua akan hancur kau keluar dari zona nyaman dan bangkit membalas dendam diri ini yang salah sedari awal yang membuatmu memegang gada dan pedang saat menelusuri kota, melihat ku sendirian dari belakang dengan jelas dirimu menusuk bagian kerongkongan dari samping kau hempaskan gada membuat ku hancur beribu ribu lipat sakitnya. saat ini kau bermahkotakan emas dan tahta semua pria di ujung penjuru mengejarmu, aku pun turut larut dalam pengejaran dari atas benteng yang tinggi kau melihat ku, melihat diriku dengan semua yg ada pada masa lalu saat itulah kau menutup pintu gerbang dengan penjagan beribu ribu pasukan. berhari hari aku mencari celah masuk ke bentengmu semua cara telah aku pikirkan namun sayang prajurit yg siap siaga membuat ku harus berhenti, ku putuskan untuk bersujud didepan pintu gerbang berharap kau mau membuka namun kau tetap pada pendirian itu, pendirian yang bijak belajar dari masa lalu. aku pun masih berjuang merubah pendirian mu sampai suatu hari aku tertidur di depan pintu gerbang itu dan terdengar bisikan "kau kalah".