Istri yg lagi berduka

Discussion in 'Ruang Curhat' started by dinda kharisma, 30 January 2017.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. dinda kharisma

    dinda kharisma New Member

    Saya seorang wanita dalam usia kehamilan 4 bulan dari pernikahan saya yg sudah berjalan 1 tahun lebih. Hanya saja suami tidak peduli dengan keadaan saya, tidak mau memahami kebutuhan saya. Dia juga memiliki riwayat 3x KDRT pada saya dan juga pada mantan istrinya dulu. Sekarang saya tinggal di asrama atas seijin dia, supaya saya merasa lebih tenang. Sudah sebulan saya di sini dan jangka waktu saya sudah semakin sedikit untuk tinggal di sini. Suami sudah tidak pernah ada kabar, terakhir dia selalu kirim sms yg melecehkan dengan mengatakan saya pelacur dsb. Di saat saya merasa sikapnya yg kelewatan, saya balas sms dia dengan kata2 cacian untuk dia, lalu saya menyesali itu dan akhirnya saya lebih memilih untuk diam. Suami juga sudah tidak mengirimkan saya uang untuk membiayai saya selama di asrama. Saya bingung, ke mana saya harus kembali. Jika saya kembali ke rumah suami, saya hanya khawatir jika suatu saat dia mengulangi KDRT sehingga berdampak pada perkembangan anak kami. Jika saya pulang ke rumah, jujur pikiran saya tidak bisa tenang selama berada di rumah karena ibu dulu pernah mengusir saya saat suami melamar saya. Apa yg harus saya lakukan? Kondisi saya sangat lemah sejak kehamilan ini ditambah lagi dengan segala kegelisahan pikiran saya yg mana saya tak memiliki seseorang sebagai tempat untuk mengadu. Saya tidak mampu kembali bekerja seperti semula (berjualan online dan semua uang hasil berjualan sudah saya pakai untuk menambah modal usaha suami) karena kondisi fisik dan batin saya yg tak mampu lagi bersemangat.Saya mohon solusi dari teman2 di sini, apa yg harus saya lakukan di tengah2 keadaan ini? Supaya saya bisa merawat anak di dalam kandungan saya dengan baik sampai dia tumbuh besar nanti tidak mengalami kekerasan dari suami saya.
     
  2. Moonrock

    Moonrock Member

    Pertanyaannya g bingung knp di awal lo mau nikah ma orang dengan riwayat KDRT dengan mantan istri? Balik lah sama orangtua dan minta maaf sama ibu, sekejam-kejamnya ibu pasti lebih punya hati buat anaknya daripada pulang sama suami kaya gitu.
     
  3. dinda kharisma

    dinda kharisma New Member

    Suami sudah mengatakan masa lalunya sejak awal, dan dia bersikap baik hingga awal pernikahan. Dulu saya menganggap itu hanya masa lalunya dari perubahan dia, dan tidak mengira dia akan kembali seperti itu. Saya masih belum cerai dengan dia, sampai kapan saya hidup jauh dari suami saya? Saya kadang masih terbayang saat dia memukul saya.
     
  4. hahachi

    hahachi Active Member

    Coba deh mbak hubungi suami mbak dulu coba minta maaf jika mbak punya salah, dan coba tanya apa salah mbak menurut dia, dan usahakan jangan ngeles atas apa yang dikatan dia makian seperti apapun terima dulu minta maaf dan utarakan saja aja yang jadi kesulitan mbak, semoga suami mbak ngerti, , , soalnya jadi masalah biasanya karna sama2 ngrasa bener coba deh salah satu ngalah dan nurut maunya gmn...? Dan sebelum hubungi suami sebaiknyaa mbak nyari tenang sejenak dengan ibadah menurut agama mbak. Jika mbak muslim mungkin ada sedikit saran soal itu dari saya,,,!
     
    dinda kharisma likes this.
  5. Miftah 19

    Miftah 19 Member

    Ibu, ketahuilah hidup ini adalah arena cobaan Allah kepada hamba hamba-Nya. Ada yg dicoba dari segi keuangan, kesehatan, keluarga, interaksi dengan sesama manusia & lain lain. Setiap manusia punya cobaannya masing masing. Berat ringan ujian yg dialami tergantung pada kekukuhan imannya.

    Habib Alwi bin Syihab mengatakan, “Hidup dizaman sekarang butuh banyak kesabaran, sedangkan kesabaran orang sekarang itu sedikit”. Sedangkan obat dari kesusahan itu ada 3:

    1. Bangun malam, berdoa dan bertadharru’ (curhat) kepada Allah SWT.
    2. Membaca Al-Qur’an.
    3. Menghadiri majlis ta’lim dan pengajian agama.

    Dengan melaksanakan 3 hal tersebut, insya Allah segala kesusahan akan dirasakan sebagai suatu kenikmatan. Karena sudah tak lagi melihat sebabnya, akan tetapi melihat musabbib (pembuat sebab)-nya, yaitu Allah SWT, sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

    Yg perlu diubah adalah menata pola pikir kita. Karena bahagia itu sederhana, bisa mulai dari nol (saat ini juga). Kuncinya senantiasa berbaik sangka kepada Allah, kemudian bersabar. Kata Paul McCartney, “Let it be”.

    Dalam kondisi seperti ini jika Ibu beragama Islam dan Ibu sudah tidak tahan maka dapat diberlakukan hukum syiqaq dan dapat diadakan hakamain (hakim mengutus 2 orang hakam untuk memutuskan maslahat bagi suami istri). Jalan lainnya adalah melalui thalaq khulu (dengan imbalan).

    Apapun jalan yg Ibu ambil, entah itu bertahan atau pergi demi kemaslahatan anak Ibu.. saya doakan yg terbaik buat Ibu.
     
  6. juzie

    juzie Well-Known Member

    mending sist kembali k rumah org tuanya sist.. sist curhat sama ortunya sist pasti ortu sista mau nerima sista lagi krn sbnrnya ortu sista ini cuma ga suka sama cowo (suaminya sista) makanya waktu sist dilamar sama tuh cowo sis diusir. klo mereka tau sist udah dianiaya sama suaminya sist, mereka pasti prihatin, percaya deh ortu mana yg tega anaknya diginiin.

    ini pelajaran juga buat cewe" klo jgn nekat ngebet nikah sama cowo yg nggak direstui sama ortu, klo ada masalah kayak gini deh, susah mau ngapa"in lagi.
    sist.. kembali brsilaturahim sama ortunya sist.. insyaallah jalan dan rezeki dibuka lebar" buat sista apalagi sis mengandung, anak tuh ada aja rejekinya sist, sist banyak" berdoa, beribadah
     
  7. darknet2017

    darknet2017 Member

    jalan terakhir mbak yaitu cerai
     
  8. bene

    bene Member

    Masalahnya pelik sekali ya kak @dinda kharisma. Kakak kandung sy dulu juga sempat mengalami KDRT, kasusnya lbh kurang persis spt km sekarang, bedanya mantan abang ipar sy blm pernah nikah sebelumnya. Sy saksikan gimana jungkir balik hidup kakak sy, tp berakhir survive secara mantap. Salah satu perempuan terhebat yg sy kenal.

    Memang gak perlu mendatangi laki2 tak berharga spt itu apalagi mohon2. Riwayatnya juga parah. Kerusakan akut terjadi pd nyalinya yg seupil itu dan harus lahir baru. Laki2 sejenisnya sdh kategori terbelakang jaman ini. Bahkan dlm kondisi spt ini menyarankan km kembali pd suami dianggap sbg kaki tangan pelaku kekerasan itu sendiri kak.

    Saran sy, seperti udh ada yg sarankan sebelumnya, bicarakan dgn ibu km persoalannya. Perseteruan memang pernah ada, tp gak mungkin dibiarkannya km dan bakal cucunya, sendirian.

    Gak perlu berpanjang-panjang lagi, karena yg sy pahami betul, kasus2 KDRT membutuhkan diskusi penanganan yg khusus dan terpadu – baik personal maupun eksternal. Ada support system, pendampingan, komunitas bersama, layanan konseling, bantuan hukum bilamana km perlu utk perceraian maupun aspek2 hukum, keadilan lainnya. Mereka2 yg sangat paham & pengalaman menghadapi kasus & keadaan km. Kamu lbh terakomodasi, termediasi, gak merasa seorang diri, dan dpt dibantu mencari jalan keluar yg nyata dan konkrit.

    Sy liat km ada di Denpasar. Jika memang masih disana, di Bali, teman sy mereferensikan beberapa kontak yg bisa km hubungi lewat email pribadi, diantaranya ibu Ketut (baliwcc1@yahoo.com) dan ibu Buda (kadek.buda@yahoo.com), keduanya dari Women Crisis Center, Bali. Dari email km ke mereka, lainnya bisa berkembang. Teman sy di Denpasar juga akan menjelaskan ttg km. Tulisan km dibacanya pagi ini, setelah sy selesai membacanya tadi. Semoga terbantu ya kak. Di kemudian hari semoga peran kak Dinda malah menjadi penolong sesama korban KDRT lainnya.
     
    zack likes this.
  9. reiha

    reiha Well-Known Member

    Sis, saya turut prihatin dengan situasi sis yang sekarang. Kalau boleh tahu, kenapa ibu sis sampai mengusir sis? Seandainya ibu sis tipe orang yg cenderung bereaksi berlebihan, saya tidak menyarankan untuk kembali ke rumah orangtua karena bisa membahayakan sis dan bayi sis. Kembali ke rumah suami pun jelas tidak saya sarankan untuk alasan yang sama.

    Bagaimana dengan ayah, apakah beliau masih ada ada dan bisa membantu? Adakah pihak ketiga yang bisa dimintai tolong? Misalnya teman atau saudara. Coba cari yayasan yg mau menampung ibu hamil. Saya pernah mengunjungi rumah panti asuhan yg menerima ibu hamil tanpa suami. Jika sis jelaskan situasinya mungkin sis bisa diterima di tempat seperti itu.

    Untuk menghadapi masalah seberat ini perlu perjuangan dan ketabahan ekstra sis, jadi tetap optimis, perbanyak doa, dan turunkan ego. Prioritas sis bukan memperlancip masalah dengan suami, tapi menjamin keselamatan sis dan anak dalam kandungan. Abaikan yang bisa, fokus pada yang penting, dan jangan menyerah.

    Semoga membantu.
     
    zack and dinda kharisma like this.

Share This Page